6 Pemuda Kalbar bunuh bekantan untuk dimasak sebagai lauk makan
Merdeka.com - Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur bersama Satuan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat (SPORC) Brigade Enggang, meringkus 6 orang pemuda Kalimantan Barat, diduga sebagai pembunuh satwa primata Bekantan (Nasalis Larvatus), dan memajangnya di jejaring sosial facebook.
Keenam terduga pelaku itu, ditangkap Selasa (14/6) lalu, di sebuah camp pekerja perusahaan kayu di kawasan Desa Lebak Silong, kecamatan Sebulu, kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Foto keenamnya memajang Bekantan mati usai mereka bunuh, menjadi sorotan netizen, hampir dua pekan terakhir. Netizen meminta aparat, menangkap keenamnya. Diketahui, belakangan keenamnya adalah warga Kalbar.
-
Kenapa biawak tersebut viral? Instagram/tentara.update Sebuah video unggahan akun Instagram @tentara.update memperlihatkan aksi seorang TNI berhasil menjebak dan mengamankan ‘penyusup’.
-
Kenapa penipu pig butchering gunakan media sosial? Pelaku biasanya memanfaatkan media sosial seperti Instagram atau Facebook untuk berkenalan dengan korban.
-
Siapa yang viral di media sosial? Kisah pilu gadis ini mencuri perhatian publik di media sosial. Sejak pertama kali diunggah, videonya sudah mendapat 34 ribu tanda suka.
-
Kenapa anjing laut berkepala sapi di Bangkalan Madura viral? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang viral di media sosial? Sontak saja, momen tersebut menjadi sorotan hingga viral di media sosial.
"Benar, sumber awal ya kami dapatkan dari BKSDA Kalbar. Keenam pemuda itu, ternyata warga Kalbar yang berada di Kaltim. Maka itu di Kaltim, melakukan penyelidikan, bersama dengan SPORC," papar Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Sunandar, kepada merdeka.com, Kamis (16/6).
Tidak ada perlawanan dari keenam terduga pelaku, saat diringkus petugas. Keenamnya memang, meski berstatus warga Kalbar, namun tengah bekerja perusahaan perkayuan di Kutai Kartanegara, di Kalimantan Timur.
"Keenamnya adalah warga Sambas, Kalimantan Barat yang kerja kayu di sini," terang Sunandar.
Saat ini, keenam warga Kalbar itu dalam penanganan Balai Penegakkan Hukum, Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakum LHK) Wilayah Kalimantan yang juga berkantor di Samarinda, Kaltim.
"Sekarang, SPORC berada di bawah balai Gakkum LHK ya, sesuai dengan perundang-undangan baru yang berlaku. Peran kami, tetap ada karena kami menangani persoalan Lingkungan Hidup dan Kehutanan," kata Sunandar.
Diketahui, hewan bekantan adalah monyet berhidung panjang salah satu satwa primata Kalimantan. Bekantan masuk dalam daftar satwa yang dilindungi, mengacu undang-undang Nomor 05/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati, diperkuat dengan PP No 07/1999.
"Ya, jelas bekantan adalah satwa dilindungi," tegas Sunandar.
Dalam keterangan sementara kepada tim penyidik, keenam warga Kalbar itu, memang sengaja membunuh bekantan, untuk disantap sebagai lauk makan.
"Keterangan sementara, Bekantan diburu mereka lalu dibunuh, dimasak dan kemudian dimakan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Sunandar.
Ke enam pelaku kini berada dalam penahanan Polres Kutai Kartanegara, yang memiliki wewenang melakukan penahanan. Meski demikian, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Balai Penegakkan Hukum KLHK Kalimantan terus menangani kasus tersebut.
"Yang kita amankan ada barang bukti berupa senjata api, tulang-tulang juga ada potongan tangan diduga tangan bekantan. Tapi itu kita lakukan uji forensik lagi lebih jauh," kata Sunandar.
"Soal berapa kali mereka melakukan perburuan bekantan, kami belum bisa jelaskan lebih jauh karena mereka ditangani penyidik Balai Gakkum," katanya.
Diketahui, ke enam warga Kalbar itu, menjadi viral di media sosial facebook, lantaran memamerkan foto bekantan mati hasil buruan. Netizen pun mengecamnya dan BKSDA Kalbar melakukan penyelidikan. Diketahui keenam warga Kalbar yang sedang bekerja di Kalimantan Timur.
Berdasarkan petunjuk dari BKSDA Kalbar, keenam warga Kalbar itu akhirnya dibekuk di Kutai Kartanegara, 14 Juni 2016 lalu oleh SPORC Brigadi Enggang dan BKSDA Kalimantan Timur, di sekitar camp tinggal mereka di kecamatan Sebulu, sebagai pekerja kayu. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengungkap kasus kematian remaja yang sempat dilaporkan sebagai korban begal di Kota Bekasi. Dia ternyata tewas akibat tawuran.
Baca SelengkapnyaPara tersangka berinisial IKS (44), KKD (23), DGS (49), KAP alias Badut (43), DGPM (29), IKYG (28), KDW (36), DGM (31), PPS(41) dan DGIG (25).
Baca SelengkapnyaTawuran itu diawali saling ejek di Instagram. Mereka membawa senjata tajam, mulai dari samurai, parang, pisau, hingga celurit.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan fakta baru dalam peristiwa tujuh remaja meninggal di Kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaKendaraan pelaku sudah disita namun dua pelaku masih dalam pengejaran polisi.
Baca SelengkapnyaPolisi membongkar awal mula menemukan puluhan anak yang hendak tawuran di Bekasi.
Baca SelengkapnyaSebelum ditemukan tewas mengambang, Sabtu (21/9), sekira pukul 03.00 WIB ketujuh korban dan puluhan remaja lainnya berkumpul di sebuah warung.
Baca SelengkapnyaMelihat korban terkapar dengan kondisi luka, pelaku RS kemudian melarikan diri.
Baca SelengkapnyaPerkelahian massal itu berawal dari ajakan melalui salah satu platform media sosial (medsos).
Baca SelengkapnyaDugaan sementara terjadi tawuran sebelum ketujuh mayat itu menceburkan diri ke kali
Baca SelengkapnyaKorban sempat mendapat pertolongan di RSUD Kabupaten Bekasi. Namun tidak lama, korban mengembuskan napas terakhir.
Baca SelengkapnyaKorban dan dua pelaku mutilasi di Sleman saling mengenal. Mereka berkenalan di media sosial dan tergabung dalam grup Facebook.
Baca Selengkapnya