Ahok soal ledakan granat di Sarinah: Ini tindakan pengecut !
Merdeka.com - Ledakan granat yang terjadi di pos polisi perempatan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1) sekitar pukul 10.30 WIB. Tak hanya itu, aksi baku tembak pun terjadi di kawasan yang masuk ke dalam pengamanan Ring 1 tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengecam insiden bom bunuh diri dan baku tembak tersebut.
Basuki mengatakan mengutuk tindakan yang dilakukan para pelaku teror itu karena tidak ada agama mana pun yang membolehkan tindakan tersebut. Pasalnya, kata pria yang akrab disapa Ahok ini menuturkan para pelaku tidak berhak mengambil nyawa orang lain sampai membuat kegaduhan di Ibu kota.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini? SOPHOS menyebut serangan ini sebagai 'SEO poisoning,' sebuah teknik di mana peretas memanipulasi hasil pencarian untuk menempatkan situs mereka di posisi teratas.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan? Seorang juru bicara Qualcomm menyatakan bahwa patch telah dikirimkan, namun kini tanggung jawab ada di tangan pengguna.
-
Kenapa bom itu dibiarkan? 'Saya tidak mengatakan bahwa benda tersebut hilang dalam jangka waktu yang lama karena menurut saya benda tersebut tidak hilang,'
-
Kenapa Serangan Umum Surakarta terjadi? Pertempuran 4 hari 4 malam ini untuk melawan adanya Agresi Militer Belanda II.
-
Siapa pelaku pembakaran di Tanjung Priok? Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran Seorang paman bernama DZ (53), tega menghabisi nyawa remaja perempuan berinisial AZH (15) yang juga merupakan keponakannya di Jalan Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Kita tentu mengutuk perbutan seperti ini, menghilangkan nyawa orang seenaknya gitu kan. Ini tindakan pengecut, tindakan pengecut yang enggak dibenarkan sluruh ajaran agama. Karena anda bukan tuhan untuk menghilangkan nyawa orang. Apalagi membangkitkan teror. Saya kira seperti itu," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat.
Mantan politisi Gerindra ini mengaku akan menyerahkan insiden ini kepada pihak kepolisian dan TNI, karena insiden yang mengganggu keamanan negara ini sudah menjadi wewenang pemerintah pusat.
Kontribusi yang dilakukan Pemprov DKI, lanjutnya adalah hanya membantu mengatur lalu lintas melalui Dinas Perhubungan DKI Jakarta, pihak pemadam kebakaran dan ambulance.
"Kita tentu serahkan kepada aparat TNI, Polri. Karena keamanan kan bukan wilayah provinsi. Keamanan jadi wilayah wewenang pusat. Kita bantu Dishub turun mengatur lalu lintas, pemadam kebakaran juga bersiaga, ambulance semua," tandasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu pelajar bahkan diamankan polisi saat bersembunyi di Cikarang, Bekasi.
Baca SelengkapnyaTiga pelempar bom ke rumah Ketua KPPS di Pamekasan, Jatim, diringkus polisi.
Baca SelengkapnyaAhmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, Panglima TNI belum dapat merinci berapa banyak rumah warga yang terdampak insiden tersebut.
Baca SelengkapnyaKasus kebakaran dan ledakan Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi perhatian Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaHanya sekitar tujuh bulan sejak terpapar paham radikal dari media sosial, HOK sudah nekat mempelajari cara peracikan bahan peledak.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI mengatakan, sifat serpihan proyektil dan selongsong amunisi yang tercecer sangat sensitif jika tidak ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaEmpat saksidari pihak keluarga dan penjaga rumah telah diperiksa polisi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memerintahkan kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto agar segera menyelesaikan masalah tersebut.
Baca SelengkapnyaDensus 88 mendalami peran dari HOK seorang pelajar yang ditangkap karena diduga terlibat jaringan teroris di Batu, Malang.
Baca SelengkapnyaWali Kota Depok Mohammad Idris menngatakan tindakan vandalisme tersebut sangat tidak layak.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, pelaku mengirimkan sebuah peluru aktif disertai surat berisi ancaman dan pemerasan
Baca Selengkapnya