Air mata dan gumam harapan Dian bocah 10 tahun di Banyumas
Merdeka.com - Tubuh kecilnya tergolek lemah di atas kasur. Di dalam kamar berukuran 2x3 meter, mata bocah berusia 10 tahun yang nampak sayu itu menatap langit-langit rumah. Rabu (20/9) pukul 11.00 WIB terdengar suara Muhamad Dian menggumam kata-kata yang tak jelas.
Sunarko (60) nampaknya mengerti maksud gumaman Dian putranya. Ia lantas membopong tubuh bocah kurus itu menuju becak di luar rumah. Di jok becak telah disiapkan kasur kecil bersprei putih dan bantal. Sedang di bagian dalam kap becak berbahan terpal, tergantung boneka sepasang pengantin.
"Dia ingin ikut saya memulung. Dia suka sekali lihat poster film di depan gedung bioskop," kata Sunarko saat ditemui Merdeka.com di kediamannya RT 1 RW 5 Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
-
Dimana tempat menonton Reak di Desa Cinunuk? Desa wisata Cinunuk di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung jadi salah satu tempat untuk menonton reak, sekaligus belajar budaya Sunda yang asyik.
-
Di mana poster biasanya ditemukan? Poster juga sering dipasang di tempat-tempat umum, seperti sekolah, rumah sakit, kantor, dan tempat umum lainnya.
-
Dimana Anas Urbaningrum ingin makan bakso? “Saya sama pak pasek sedang merencanakan makan bakso Sukowati,“ Anas Urbaningrum Gede Pasek yang berdiri di sebelah Anas berujar bahwa bakso Sukowati berlokasi di Cikeas, Bogor.
-
Kenapa Reak dipertontonkan di Desa Cinunuk? Mulanya untuk pengiring sunat Reak dipertontonkan agar anak kecil yang selesai disunat tidak merasakan sakit, lantaran perhatiannya terpusat di naga-nagaannya.
-
Kenapa pria itu tinggal di kolong rumah? 'Ini adalah situasi yang aneh, tetapi mungkin bukan hal yang tidak biasa. Saat ini, orang-orang memang mencari tempat berlindung.'
-
Dimana mereka mempromosikan filmnya? Pemain-pemain film 'Galaksi', yaitu Bryan Domani, Mawar Eva de Jongh, dan Fadli Faisal, mengunjungi kantor KLY di Jakarta Pusat pada hari Selasa (8/8/2023).
Setiap hari sejak 9 tahun silam, dari kediamannya Sunarko mengayuh pedal becak menempuh 5 km menuju gedung bioskop Rajawali di Jalan Jend S Parman Purwokerto. Di tempat pertunjukan film itu, Sunarko mengais plastik bungkusan makanan ringan dan gelas-gelas yang dibuang oleh pengunjung bioskop. Dari sampah-sampah plastik itulah, Sunarko, Mahyani (42) istrinya dan Dian menjalani kepastian menyambung hidup.
Sunarko pemulung ©2017 Merdeka.com/Aziz
Dian sendiri, mulai sakit saat menderita panas tinggi lantas kejang saat balita. Dian tak bisa berjalan, tak bisa berkata lancar dan secara fisik tumbuh tak normal layaknya bocah seusianya. Aktivitas Dian lebih banyak tergolek di atas kasur dan ketika menangis bapak atau ibunya akan mempopongnya ke teras rumah duduk dipangku di kursi kayu.
"Setahun lalu, saat saya mau berangkat ke Bioskop, dia lalu berkata ‘melu’ (meminta ikut-red). Saya dan istri saya menangis. Itu kata-kata pertama dia," ujar Narko.
Diliputi haru, untuk pertama kalinya Dian diajak oleh Sunarko ikut menuju Bioskop. Ditidurkan di jok becak, Sunarko dan istrinya mendapati Dian menggumam sepanjang jalan dan tersenyum. Beberapa waktu kemudian, Sunarko berspekulasi menggantungkan boneka di bagian dalam kap becak. Tak disangka tangan Dian justru nampak aktif ingin meraih boneka tersebut.
"Saya lalu mengikatkan tali di jarinya ke boneka. Di dalam becak dia senang sekali menggerak-gerakkan boneka itu. Dia juga suka mendengar suara anak-anak saat berpapasan dengan anak-anak pulang sekolah. Sampai sekarang kalau gak diajak ke bioskop dia nangis," kata Narko.
Sebenarnya Dian adalah anak tiri Sunarko. Empat tahun lalu, Sunarko menikah siri dengan Mahyani yang merupakan warga Kabupaten Purbalingga. Menjalani hidup bersama, Mahyani membantu membersihkan kotoran plastik-plastik bekas sebelum dijual ke pengepul. Baik Sunarko atau Mahyani tak tahu persis sakit yang diderita oleh Dian.
Dian pun tak pernah mendapat perawatan medis. Sebenarnya, Sunarko dan Mahyani ingin sekali memeriksakan Dian ke rumah sakit. Tapi apa daya, dari menjual sampah plastik yang dikumpulkan selama seminggu rata-rata hanya mendapat uang Rp 70.000. Uang itu hanya cukup untuk makan.
Sunarko pun tak memiliki perlindungan sosial ataupun perlindungan kesehatan bagi keluarga miskin dalam bentuk apapun. Sunarko juga tak memiliki kelengkapan administrasi kependudukan maupun kartu keluarga. Dia pernah mendengar pemerintah punya program bantuan untuk keluarga miskin, tapi Sunarko tak tahu harus mengurus kemana.
Sunarko pemulung ©2017 Merdeka.com/Aziz
"Saya buta huruf. Saya tidak bisa membaca. Rumah yang saya tempati ini juga milik saudara saya. Baru seminggu ini karena saya ingin mensyahkan pernikahan dengan istri, pegawai kelurahan bantu mengurus. Saya hanya punya pegangan cari uang yang benar, tidak mencuri dan berbohong," kata Sunarko.
Sekretaris Kelurahan Mersi, Solikhin mengatakan bahwa status kependudukan Sunarko memang tidak jelas. Melihat keprihatinan hidup Sunarko dan keluarganya, untuk saat ini pihak kelurahan hanya bisa membantu pengurusan kelengkapan administratif kependudukan. Terkait dokumen yang didapatkan, Kelurahan hanya menemukan surat nikah Sunarko dengan istri lamanya.
"Kami prihatin dengan adanya warga kami yang alami kesulitan. Bukan tak terdeteksi, tapi memang perlu ada proses yang kami urus dulu terkait status kependudukan," ujarnya.
Pihak Kelurahan sendiri, kata Solikhin telah melaporkan situasi prihatin keluarga Sunarko dan keadaan sakit Muhamad Dian ke Bupati Banyumas, Achmad Husein. Laporan itu juga ditembuskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten terkait kondisi kesehatan Muhammad Dian.
"Sebatas itu langkah yang bisa kami lakukan saat ini," ujar Solikhin saat ditemui Merdeka.com di Kelurahan Mersi.
Untuk kesembuhan Dian, Sunarko dan Mahyani hanya dapat melantunkan doa sembari bergantian memangku menidurkan putra mereka. Kadang Dian menangis yang membuat keduanya sedih dan menanggapi setiap gumaman Dian sebagai ajakan untuk bercakap-cakap. Baik Sunarko dan Mahyani menaruh percaya bahwa keajaiban pasti ada untuk kesembuhan putra mereka.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak cerita janda cantik asal Sukabumi yang tinggal di desa terpencil dan ingin melihat suasana kota. Begini ulasannya.
Baca SelengkapnyaDi sela kesibukannya bekerja memulung barang bekas, bocah ini masih menyempatkan diri untuk belajar.
Baca SelengkapnyaMomen haru anak SD berdoa menangis di depan makam ibunya. Momen ini begitu haru.
Baca Selengkapnya'Pinjam Dulu Seratus' tengah ramai dipakai oleh kalangan anak muda sebab banyaknya fenomena teman yang kerap meminjam uang tetapi enggan mengembalikannya.
Baca SelengkapnyaWakapolri Komjen Agus membagikan lebih kurang 10.000 paket sembako kepada masyarakat Kota Pekanbaru.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia harus mengumpulkan botol dan plastik untuk dijual.
Baca SelengkapnyaDia ditemui usai kedapatan menangis sesenggukan di pinggir jalan pulang.
Baca SelengkapnyaWanita ini dibuat haru ketika mendapati sebuah rekaman CCTV yang melihat seorang bocah berdoa di depan rumahnya.
Baca SelengkapnyaViral anak SMP bantu ibunya cari rongsokan usai pulang sekolah, aksinya bikin salut.
Baca SelengkapnyaPemulung anak yatim di Bantar Gebang ini memiliki cita-cita ingin menjadi prajurit TNI.
Baca Selengkapnya