Akal-akalan Dimas Kanjeng pakai emas Nyi Roro Kidul tipu santri
Merdeka.com - Penyelidikan terhadap Pendiri Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi, terus dikembangkan. Setelah tersangkut kasus pembunuhan, dia kini terjerat dugaan penipuan dan penggelapan. Bahkan pelaku diduga menggunakan pelbagai cara untuk mengelabui para pengikutnya.
Pria akrab disapa Dimas Kanjeng itu, bahkan memiliki banyak benda pusaka pelbagai bentuk. Mulai dari emas hingga keris. Ada dua buah emas miliknya bikin para pengikutnya percaya. Pertama patung emas Nyi Roro Kidul dan satu lagi berbentuk Soekarno sedang hormat.
Benda pusaka itu ditemukan kepolisian Polda Jawa Timur usai melakukan penggeledahan di kediaman Dimas Kanjeng beberapa waktu lalu.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Modus apa yang digunakan penipu DJP? Beberapa nomor dan website tersebut digunakan untuk beragam modus penipuan yang menyasar para wajib pajak.'Kami telah mengidentifikasi beberapa modus penipuan terbaru yang mengatasnamakan DJP. Modus penipuan tersebut dilakukan dengan berbagai cara seperti phising, spoofing (penyaruan), penipuan mengatasnamakan pejabat/pegawai DJP, dan penipuan rekrutmen pegawai DJP,' kata Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Dwi Astuti di Jakarta.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
Ada dugaan bahwa benda pusaka milik Dimas Kanjeng itu palsu. Sebab, kepolisian menyebut secara kasat mata tampak terlihat. Namun, mereka tetap menguji kadar keaslian tiap benda pusaka itu.
"Bisa saja dibeli di pasar antik, lalu disampaikan benda pusaka oleh tersangka. Kan benda-benda seperti itu mudah didapat di mana pun," terang Kasubdit I Kamneg Ditreskrimum Polda Jatim Cecep Ibrahim, Jumat (7/10) kemarin.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, menyebut masih ada barang klenik milik Dimas Kanjeng. Salah satunya milik almarhum Najmiah, korban Dimas Kanjeng asal Makassar, Sulawesi Selatan.
"Apakah semua barang bukti yang diamankan dari salah satu korban penipuan yang dari Makassar itu asli atau palsu. Jadi Untuk uangnya akan dikaji sama BI. Sedangkan emasnya nanti akan dikaji oleh pihak Pegadaian," terang Argo, kemarin.
Selain itu, Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumsel, Amin Yati, mengaku pernah diajak seorang ustaz asal Palembang untuk menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Bahkan untuk membuat para calon korban percaya, ustaz itu meyakini bahwa padepokan Dimas Kanjeng pernah didatangi Presiden Joko Widodo.
"Dia (ustaz) itu mau ngajak saya, dia bilang pernah melihat Pak Jokowi, mantan Kapolri dan Kejagung waktu ada acara di padepokan Dimas Kanjeng," ungkap Amin, Kamis (6/10) lalu.
Namun, kata Amin, dia tak langsung percaya dengan pengakuan pengikut Dimas Kanjeng itu. Sebab, pengakuannya tidak meyakinkan karena sering berubah-ubah.
"Dia terlihat takut, berubah-ubah omongannya. Jadi, tidak tidak bisa dipercayai sebelumnya. Mungkin itu biar meyakinkan saja," ujarnya.
Amin menambahkan, para pengikut Dimas Kanjeng asal Palembang belum menyetor uang untuk digandakan. Hanya saja, mereka sudah mendaftar dan telah datang langsung ke padepokan. "Katanya belum nyetor tapi sudah jadi pengikut, datang ke padepokan Dimas Kanjeng di Jawa itu," pungkasnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi berencana membongkar penggunaan identitas palsu Panji dalam menggelapkan dana pesantren.
Baca SelengkapnyaDalam pengusutan dugaan TPPU tersebut, Polri menemukan indikasi pola-pola pencucian uang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaPria ini mengaku sopir Kepala Dispendik dan mengaku bisa meloloskan siswa pada PPDB 2023. Orang tua sudah bayar puluhan juta tapi anaknya lolos PPDB.
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaUntuk itu polisi melakukan pemeriksaan terhadap sembilan orang saksi dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaPimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang kembali ditetapkan tersangka.
Baca SelengkapnyaNasir menegaskan, kasus TPPU yang melibatkan Panji Gumilang harus menjadi prioritas utama.
Baca SelengkapnyaKamaruddin Simanjuntak ditetapkan jadi tersangka kasus penyebaran berita bohong. Berikut profil lengkapnya.
Baca SelengkapnyaModusnya, korban diminta hampir Rp400 juta sebagai syarat persembahan di Pantai Selatan.
Baca SelengkapnyaMenurut Whisnu, keterangan tersebut pun sesuai dengan temuan PPATK.
Baca SelengkapnyaPanji Gumilang sudah ditetapkan menjadi tersangka setelah menjadi pemeriksaan di Bareskrim Polri.
Baca Selengkapnya