Alasan Jokowi Bangun Food Estate di Sumba Tengah NTT: 34 Persen Masih Miskin
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan tingginya angka kemiskinan masih terjadi di Nusa Tenggara Timur. Oleh sebab itu pemerintah kata Jokowi membangun food estate atau lumbung pangan yang terletak di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah.
"Kenapa dikerjakan di NTT khususnya di Kabupaten Sumba Tengah? Karena memang kita harus ngomong apa adanya, bapak bupati, bapak gubernur, data yang saya miliki 34 persen kemiskinan ada di sini," kata Jokowi usai meninjau food estate, Selasa (23/2).
Dia menjelaskan di Sumba Tengah masih memiliki kekurangan. Salah satunya dalam soal periode panen padi hanya satu tahun sekali. Jokowi pun ingin dilakukan pengelolaan agar panen bisa dilakukan dua kali dalam setahun. Sebab itu pemerintah menyiapkan 5.000 hektare lahan yang sebanyak 3.000 hektare untuk padi dan 2.000 hektare ditanam jagung.
-
Kenapa Jokowi ingin lihat hasil panen jagung? Dia ingin melihat hasil panen jagung yang merata dan maksimal.
-
Bagaimana Jokowi melihat hasil panen jagung? “Ini adalah jagung yang kita tanam 3 bulan yang lalu, tepatnya 107 hari yang lalu kita ke sini, kita tanam, dan hasilnya ini. Memang ada yang sudah bagus-bagus, gede-gede, tapi juga ada yang masih (kecil) karena terlalu banyak air sehingga tadi dievaluasi dari Pak Mentan, dari Pak Bupati, dari petani memang paritnya harus lebih dikecilkan jaraknya dari 12 (meter) jadi 5 atau 6 meter,“ ujar Jokowi di kawasan food estate, Kamis (6/7).
-
Dimana Presiden Jokowi melihat panen padi? 'Saya melihat panen padi di Kabupaten Sigi,panenya bagus, bisa 6 sampai 6,2 ton per hektar,' ujar Jokowi pada kunjungan tersebut di lahan pertanian Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah, Rabu (27/3).
-
Mengapa Kementan menargetkan produksi padi satu juta hektare? Menurut Mentan, sedikitnya pertanaman satu juta hektare harus disiapkan mulai dari sekarang terutama untuk mengamankan stok beras di 3 bulan ke depan.
-
Kenapa Kementan genjot produksi padi dan jagung? Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan untuk melakukan percepatan tanam, pemerintah akan memanfaatkan lahan rawa dan memfasilitasi para petani dengan benih, alsintan, pupuk, pestisida, serta bimbingan teknis.
-
Kenapa Jokowi fokus pada food estate? Kendati begitu, dia menegaskan bahwa upaya merealisasikan lumbung pangan merupakan suatu keharusan bagi kebutuhan pangan jangka panjang Indonesia.
"Tetapi ke depan akan diperluas lagi dengan keluasan 10 ribu hektare yang nantinya dibagi 5.600 hektar untuk padi dan 4.400 hektar untuk jagung," ungkapnya.
Kurangnya Pasokan Air di NTT
Jokowi pun mengakui hingga saat ini masalah yang dialami NTT yaitu persoalan air. Walaupun pada 2015 kata Jokowi sudah dibangun sumur bor untuk ke sawah tetapi hal tersebut masih dirasa kurang.
"Masih kurang tadi pak bupati masih minta tambahan lagi, pak gubernur juga minta dibuatkan satu bendungan untuk di kabupaten Sumba Tengah dan sekitarnya," jelasnya.
Tidak hanya itu, Jokowi juga sudah memerintah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk melihat kemungkinan dibangunnya waduk. Sehingga kata dia bisa ditambahkan embung dan sumur bor.
"Diikuti dengan nanti kementerian pertanian untuk membantu kekurangan-kekurangan alsintan. Traktor terutama di sini sangat dibutuhkan sekali," katanya.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat ( PUPR ) Basuki Hadimuljono.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Direncanakan, lahan food estate seluas 45 hektare akan kembali panen pada September 2023.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau pelaksanaan pemberian bantuan 360 unit pompa untuk pengairan sawah dan pertanian di Desa Sijaling, Bone, Kamis (4/7).
Baca SelengkapnyaProduksi pertanian sangat dipengaruhi oleh iklim, dan fenomena seperti El-Nino dan La Nina.
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaMentan dampingi Jokowi tinjau Food Estate Keerom Papua
Baca SelengkapnyaSebagai pemegang kartu tani, Rusdi tak kesulitan mendapat pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaJokowi melihat ada beberapa hal yang bisa dievaluasi agar hasil panennya bisa lebih maksimal, salah satunya tanaman jagung.
Baca SelengkapnyaJokowi juga menginginkan produksi pertanian Jawa Tengah kembali ke posisi dua
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
Baca SelengkapnyaKunjungan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaPanen jagung di food estate keerom digelar di lahan 2 hektare dari total luas lahan 500 hektare.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, hasil panen raya di daerah tersebut mencapai 6,2 ton per hektare.
Baca Selengkapnya