Anggota DPR Minta Demonstran Waspada agar Tidak Ada 'Penumpang Gelap'
Merdeka.com - Anggota Komisi I DPR Syaiful Bahri Anshori mengingatkan para mahasiswa yang berdemonstrasi untuk selalu waspada, supaya tidak ada 'penumpang gelap' yang memanfaatkan situasi untuk tujuan tertentu atau bahkan membuat situasi semakin panas.
"Saya sangat apresiasi dengan apa yang dilakukan (aksi) mahasiswa saat ini yang mengkritisi beberapa RUU yang telah dibahas oleh DPR. Tapi mereka harus tetap waspada agar tidak ada penumpang gelap yang ingin memanfaatkan situasi saat ini," kata Syaiful kepada wartawan, Jakarta, Senin (30/9).
Menurut Syaiful, di dalam negara demokrasi penyampaian pendapat di muka umum dijamin oleh Undang-Undang. "Tidak masalah, demo itu hal yang lumrah di dalam negara demokrasi, akan tetapi yang tidak boleh dilakukan adalah demo yang anarkis yang mengarah pada tindakan-tindakan melawan hukum," paparnya.
-
Siapa yang mengajak mahasiswa untuk menjaga kondusivitas pemilu? Bupati Ipuk mengajak mahasiswa agar berkontribusi positif dalam menyosialisasikan informasi yang benar dan bermanfaat.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Bagaimana mahasiswa berperan dalam menjaga kondusivitas Pemilu? “Saya minta mahasiswa berperan, jangan baperan. Keamanan adalah kesepakatan, bukan kebutuhan. Mari kita berfikir dan berperasaan yang positif,“ ujarnya.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
Syaiful meminta kepada elite politik untuk tidak memperkeruh suasana dalam situasi seperti ini. "Agar demo pada hari ini berjalan dengan kondusif, saya meminta kepada semua pihak untuk tidak melakukan provokasi-provokasi yang menimbulkan keributan sehingga membuat situasi keamanan nasional terganggu," ujarnya.
Selain itu politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut meminta kepada aparat penegak hukum untuk bertindak tegas, jika ada tindakan yang berlawanan dengan hukum saat demonstrasi berlangsung. "Saya minta kepada aparat penegak hukum untuk bertindak tegas, jika ada aksi demonstrasi yang mengarah pada tindakan bertentangan dengan hukum," tandasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perbedaan pilihan dalam Pemilu jangan sampai menimbulkan polarisasi antara satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaRatusan massa terdiri dari pelbagai elemen masyarakat itu melakukan demonstrasi di depan gedung DPR sejak Kamis (22/8) pagi.
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa tiba-tiba menggeruduk gedung DPR, Jumat (17/5) sore.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, mahasiswa menentang Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang disampaikan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR.
Baca SelengkapnyaMahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Jaga Demokrasi menolak Politik Dinasti dan Pelanggaran HAM di halaman Kampus Institut Senin Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman mengaku mendapat informasi dari masyarakat adanya gerakan berbahaya menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPengalihan arus mungkin diberlakukan apabila massa semakin membludak.
Baca SelengkapnyaSituasi makin panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa mendukung hak angket DPR terpantau melempari mobil komando massa penentang hak angket DPR.
Baca SelengkapnyaPolisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.
Baca Selengkapnya