Anggota Kodim Lamongan tewas tak wajar, keluarga minta keadilan
Merdeka.com - Diduga tewas tak wajar, keluarga almarhum Komandan Kepala (Kopka) Andi Pria Dwi Harsono mendatangi Kodam V Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur meminta keadilan, Jumat (14/11). Ajudan Komandan Kodim (Dandim) 0812 Lamongan, Letkol Ade Rizal Muharram itu, diduga tewas dianiaya di ruang intel pertengahan Oktober lalu.
Namun, pihak Kodim 0812 menyatakan Kopka Andi tewas bunuh diri setelah mengakui perbuatannya mencabuli anak Letkol Ade Rizal yang masih berusia empat tahun, berinisial G.
Nah, untuk mencari keadilan karena menduga suaminya dianiaya oleh komandannya itu, istri Andi, Ika Sepdina, warga Jalan Jengitri, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri datang ke Kodam V Brawijaya.
-
Siapa yang memperkosa anak kandungnya? Ali Arwin, ayah kandung yang tega memperkosa putrinya hingga hamil dan melahirkan akhirnya dimunculkan ke publik.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Sebagai pusat kekuasaan utama di Mesoamerika pra-Hispanik, Chichén Itzá terkenal dengan tradisi berdarahnya, penduduk masa ini juga mengorbankan kerabat termasuk saudara kandung khususnya laki-laki.
-
Kenapa anggota TNI AD ditemukan tewas? Saat ditemukan pada tubuh korban terdapat luka di bagian lengan kanan dan kepala bagian belakang.
Ika datang ditemani ayahnya, Priyo Handoko, warga Pare, Kabupaten Kediri, paman Kopka Andi, Heru Hadi Kusyanto, warga Jalan Prajurit Kulon, Mojokerto, dan Tegel Budiarso, warga Ngancar, Kediri. Kemudian sepupu Kopka Andi, Ekondiharjo, warga Jalan Prajurit Kulon, Mojokerto, bibi Kopka Andi, Sri Hartatik, warga Mojowarno, Jombang, serta pengacaranya, Abu Hanifah.
Mereka mengaku hendak mengajukan tuntutan atas tindak penganiayaan yang dilakukan Letkol Ade Rizal atas diri Kopka Andi hingga tewas.
"Terakhir suami saya (Kopka Andi) telephone hari Sabtu (11/10), dia kan berangkat hari Sabtu pagi. Waktu di telephone, dia bilang: Saya ada di kantor intel, saya dituduh mencabuli anaknya Dandim (Letkol Ade Rizal) yang masih berusia empat tahun," terang Ika di Makodam V Brawijaya.
Sebelum menelepon sang suami, seperti diceritakan Ika, istri Letkol Ade Rizal, Gina meneleponnya dan memintanya untuk datang ke Lamongan atau ke rumah dinas Dandim di lingkungan Kodim 0812, pada hari itu juga (11/10).
"Saat saya telephone itu, saya tanya ada masalah apa saya kok disuruh ke Lamongan? Suami saya bilang, dia tidak melakukan pelecehan seksual seperti yang dituduhkan. Dia juga bilang, apa sudah gila jika melakukan itu (pelecehan), itu kan anaknya Dandim atasan saya, apalagi anak saya juga perempuan," tutur Ika.
Kemudian, sekitar pukul 17.00 WIB, Ika dan ayahnya berangkat ke Lamongan dan sampai di tujuan sekitar pukul 19.30 WIB. Di rumah dinas Letkol Ade Rizal, Ika diminta istri Dandim menanyakan sendiri ke anaknya terkait tuduhan itu. Sang anak Dandim itupun mengatakan: "Om Andi jahat, dek G mau di tit tit in."
Sementara Kopka Andi, meski dipaksa mengakui perbuatannya tetap bergeming. Dia tetap pada jawabannya: Tidak pernah melakukan perbuatan terlarang itu.
Di hari itu pula, Kopka Andi diberi pelajaran berupa shock terapi oleh Dandim di sebuah ruangan dan diperbolehkan pulang pada hari Senin (13/10).
Selanjutnya, Ika pulang ke Kediri. Pada hari Minggu, tanggal 12 Oktober, dia kembali mendapat telephone dari istri Letkol Ade Rizal, yang mengatakan kalau Kopka Andi telah mengakui perbuatannya. Ika pun diminta datang ke Lamongan.
Saat berada di Lamongan, dia mendapati Kopka Andi tewas gantung diri di ruang penyidikan Kantor Intel Kodim 0812, dengan kondisi tangan masih terborgol, dan penuh luka lebam di tubuhnya bekas pukulan.
Atas kejadian itu, keluarga Kopka Andi meminta keadilan. Karena mendapati sang suami meninggal tidak wajar, meski sudah diterangkan oleh pihak Kodim 0812, Kopka Andi tewas gantung diri.
Sementara itu, saat ditemui keluarga Kopka Andi, Kapendam V Brawijaya, Kolonel Arm Totok Sugiaharto menerangkan, dengan ditemukannya beberapa luka lebam di tubuh almarhum Kopka Andi, maka saat ini Subdenpom Lamongan memeriksa enam anggota Kodim 0812 yang diduga terlibat dan mengetahui kejadian itu.
"Saat ini, pihak Subden Pom Lamongan tengah melakukan penyelidikan terkait peristiwa itu. Saat ini sudah enam saksi yang diperiksa, belum ada tersangka. Dari anak saksi korban (G) juga mengakui adanya pelecehan seksual yang dilakukan anggota tersebut. Saat ini masih dalam penyelidikan, nanti setelah ada hasilnya akan kita laporkan," papar Totok di Makodam V Brawijaya.
Totok juga menjelaskan, dari hasil visum yang dilakukan pihak dokter dari rumah sakit umum, Kopka Andi memang dinyatakan tewas bunuh diri. "Hasil visum ini bukan rekayasa, tapi hasil dari dokter rumah sakit umum," katanya.
"Dan hingga saat ini, anggota tersebut dinyatakan bunuh diri. Dia diketahui, sebelum bunuh diri ketahuan melakukan pelecehan seksual, entah karena malu kemudian bunuh diri," tegas Totok (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua pelaku merencanakan pembunuhan korban karena jengkel dengan sikapnya yang tidak mau ikut aturan tahanan senior.
Baca SelengkapnyaDugaan penyiksaan terhadap anak itu, kata Indira tengah didalami oleh pihaknya.
Baca SelengkapnyaKorban yang berusia 13 tahun itu terakhir kali terlihat berdiri dikerumuni polisi memegang rotan. Dia kemudian ditemukan tewas di bawah jembatan.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo angkat bicara terkait kematian anak buahnya, Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RAT) yang diyakini bunuh diri.
Baca SelengkapnyaKompol Anumerta Ulil dinyatakan gugur saat melaksanakan tugas.
Baca SelengkapnyaKPAI sedang berkoordinasi dengan Lembaga Bantuan Hukum Padang (LBH) Padang
Baca SelengkapnyaKompolnas sudah membentuk dua tim untuk mengungkap kasus penembakan dilakukan AKP Dadang Iskandar.
Baca SelengkapnyaSepupu korban, Fery Mangin mengaku mengenal sosok Ryanto sebagai orang yang tulus, berprestasi, dan loyal kepada atasan.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga lainnya mengalami luka-luka malam itu. Ada yang di bagian mata diduga terkena tusukan karena anggota TNI itu membawa sajam dan kayu.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban menemukan banyaknya kejanggalan dalam kasus tersebut, mulai dari luka lebam serta keterangan dari para saksi.
Baca SelengkapnyaMomen haru upacara persemayaman Kopda Hendrianto. Isak tangis keluarga kehilangan Kopda Hendrianto.
Baca SelengkapnyaKopda Hendrianto gugur akibat diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Buosah, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat Daya
Baca Selengkapnya