Anies-Sandi menang, Ruhut doa ibu kota batal pindah ke Palangkaraya
Merdeka.com - Juru Bicara Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), Ruhut Sitompul berharap wacana pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, batal dilakukan. Hal ini menyusul kemenangan pasangan calon Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilgub DKI Jakarta versi hitung cepat sejumlah lembaga survei.
"Kita berdoa saja Ibu Kota tidak dipindahkan ke Palangkaraya. Kalau dipindahkan segera ke Palangkaraya. Kalau dipindahkan segera ke Palangkaraya, Anies dan Sandi menjadi gubernur desa besar," kata Ruhut melalui sambungan telepon, Kamis (20/4).
Ruhut mengaku bangga dengan sikap legowo dan jiwa besar yang ditunjukkan Ahok-Djarot dalam menerima kekalahan. Apalagi, kata dia, pernyataan Ahok-Djarot untuk siap dan kalah dalam persaingan putaran kedua Pilgub DKI Jakarta.
-
Bagaimana Palangka Raya dipersiapkan jadi ibu kota? Pemerintahan Soekarno pun jor-joran membangun sejumlah fasilitas di tengah kondisi negara yang baru saja merdeka. Beberapa bangunan yang didirikan di antaranya pusat kota seluas 10 x 10 kilometer persegi, gedung perkantoran, perumahan pegawai, sekolah, poliklinik, rumah sakit, pasar, hotel, dan pembangkit listrik.
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Kenapa PKS usung Anies-Sohibul di Pilgub Jakarta? 'Selanjutnya, rencana pertemuan dengan PKB juga sudah dirancang dan akan dilaksanakan. Kami optimis, insya Allah sosok Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Mohamad Sohibul Iman adalah kandidat yang memiliki peluang menang besar,' pungkasnya.
-
Kenapa PDIP mempertimbangkan Anies untuk Pilgub Jakarta? 'Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua,' jelas dia.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
"Oh saya bangga lihat Ahok, statement-nya, Tuhan yang memberi jabatan saya dan Tuhan juga yang mengambilnya. Saya siap untuk itu. waduh keren," jelas Ruhut dengan logat Bataknya.
Mantan anggota Komisi III DPR ini mengklaim Ahok-Djarot telah membuat perubahan besar bagi Jakarta. Capaian kinerja Ahok-Djarot bisa menjadi tantangan bagi Anies-Sandiaga. Jika Anies-Sandiaga tidak bisa mempertahankan atau melebihi kinerja apik Ahok-Djarot maka akan menimbulkan penilaian buruk bagi mereka.
"Ahok ini sudah bikin sesuatu yang sangat tinggi untuk Jakarta, penilaiannya. Kalau anda tidak bisa melebihi, siap-siaplah anda nanti, rakyat kalau ditanya siapa Gubernur DKI pasti mereka akan jawab Gubernur DKI Ahok-Djarot," tegas Ruhut.
Sejumlah lembaga survei menyebut salah satu faktor kekalahan Ahok-Djarot yakni dugaan bagi-bagi sembako yang dilakukan partai pendukungnya. Ruhut menegaskan, manuver bagi-bagi sembako tidak hanya dilakukan kubu Ahok-Djarot tapi juga Anies-Sandiaga.
"Kalau bicara sembako, dua-duanya main sembako, tapi ada blessing untuk Anies," tuding Ruhut.
Menurutnya, Anies harus berterima kasih kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Insiden penyiraman air keras yang dilakukan orang tak dikenal kepada Novel dianggap menguntungkan Anies-Sandiaga.
"Dia harus berterimakasih dengan sepupunya, Novel Baswedan. Apapun Novel Baswedan itu pahlawan pencegah, pemberantasan korupsi. Kita harus acungi jempol, dengan dia disiram air keras, sekarang lagi berjuang untuk matanya di Singapura. Anies lah yang menikmati itu, kan sepupu kandung kata Anies, jadi dianggap empati lah," ujar Ruhut.
Kawasan Jakarta Utara dan Jakarta Barat disebut menjadi titik kekalahan Ahok-Djarot. Ruhut menduga, ada upaya intimidasi yang dilakukan pihak tertentu kepada pemilih terhadap salah satu etnis di TPS-TPS. Ditambah lagi, beberapa hari jelang pencoblosan, muncul rencana aksi 'Tamasya Al Maidah' oleh sejumlah ormas keagamaan ke TPS-TPS.
"Apalagi disitu lah kekalahan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Kawan-kawan itu takut. Ingat lho, faktanya sekarang golput tetap 21 sekian persen. Mereka takut memilih," terang dia.
"Tapi jangan salahkan orang itu, mereka kan takut. Apalagi wisata Al Maidah. Kan mereka mengatakan terima kasih TNI, Polri sudah melarang mereka. Tapi mereka kan tetap ngotot ada bahkan mereka bilang ada 1,6 juta menunggu di sekitar Jakarta, ya orang takut dong," tutup Ruhut.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PSI akan tetap berpegang kepada UU IKN terkait perpindahan ibu kota negara.
Baca SelengkapnyaMomen itu terjadi saat warga perwakilan dari Jakarta Barat dan Jakarta Selatan menyampaikan aspirasinya kepada Anies.
Baca SelengkapnyaBagi Anies di kalimantan sendiri juga tidak ada jaminan bebas dari masalah.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menjawab PKS yang menyebutnya tidak memanfaatkan karpet merah 18 kursi DPRD untuk Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaPria akrab disapa RK ini menanggapi santai dengan pilihan Anies yang bergabung dengan kubu Pramono-Rano.
Baca SelengkapnyaSaat ini sejumlah kepala daerah tengah melakukan tes kesehatan, salah satunya di Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies menilai, ada sesuatu yang hilang dari Jakarta.
Baca SelengkapnyaDia yakin perjalanan yang dilaluinya dalam sepekan terakhir memang sudah ditentukan Allah.
Baca SelengkapnyaDinamika perjalanan Anies Baswedan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies menegaskan dirinya akan tetap berada dan berkarya di Indonesia. Dia juga akan tetap berjuang untuk bangsa Indonesia yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaAnies dan cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berencana untuk masuk ke putaran kedua kontestasi.
Baca SelengkapnyaAnies menilai langkah pemerintah membangun IKN tidak tepat.
Baca Selengkapnya