Antisipasi tawuran jelang Ramadan, Polres Jaktim dirikan pos pantau

Merdeka.com - Polres Jakarta Timur akan mendirikan pos pantau atau pos pengamanan di sejumlah titik rawan tawuran. Salah satu lokasi yang dinilai cukup rawan ialah kawasan Cipinang atau Kebon Singkong.

"Dan yang paling penting dimana titik rawan tawuran itu yang nantinya kita dirikan pos pantau sampai lebaran. Itu untuk mengantisipasi tawuran. Terutama ada beberapa titik seperti di Jatinegara, Cipinang, Kramat Jati dan wilayah di Jakarta Timur lainnya," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Tony Surya Putra saat dihubungi merdeka.com, Selasa (16/4).

Selain tawuran, target kepolisian yakni menekan peredaran miras oplosan dan penggunaan petasan. Karena keduanya bisa memantik terjadinya tawuran antar warga atau kelompok.

"Yang pertama kalau miras perlu gencar kita akan lakukan razia. Target tidak ada lagi peredaran miras oplosan atau yang lain di Jakarta Timur, baik itu nanti menjelang Ramadhan sampai seterusnya. Karena saya sudah arahkan Kapolsek-kapolsek, setiap hari razia miras dan laporannya," tuturnya.

"Kemudian untuk antisipasi tawuran, ini yang saya lakukan pada saat pergantian tahun baru. Jadi dimana titik-titik rawan tawuran, kita dirikan pos pengamanan atau pos pantau. Jadi pos pantau itu juga dari Kepolisian, warga setempat dan dari TNI, Kodim maupun Koramil. Itu agar tidak ada tawuran kaya tahun baru kemarin," sambungnya.

Selain miras oplosan, razia petasan juga akan digencarkan karena bisa memicu terjadinya tawuran. "Razia petasan pasti kita lakukan, karena menjadi indikator adanya tawuran ya salah satunya ya itu karena lemparan petasan. Sehingga nanti kita razia, selain miras, petasan juga kita lakukan razia," ujarnya.

Sebagai langkah preventif, Kapolres menginstruksikan kepada anak buah untuk melakukan safari religi minimal dua kali kunjungan selama seminggu terhadap tokoh ulama, tokoh agama. Kegiatan ini sendiri sudah berjalan sejak dua bulan lalu.

"Materi daripada kunjungan lewat pesan kami sampaikan kepada ulama. Supaya bisa mengimbau di tempat wilayahnya ia tinggal seperti maen petasan, tawuran. Karena kalau tokohnya yang ngomong kan di dengar. Kalau safari religi itu ke tokoh-tokoh agama dan kalau Satpas itu ke pemuda-pemuda, ke pangkalan-pangkalan ojek, bisa sambangi ke pangkalan transportasi umum, pasar," tandasnya.