Antusiasme difabel ingin coblos sendiri surat suara, tak mau diwakilkan petugas
Merdeka.com - Dengan penuh semangat Ahmad Jazuli (60) berjanji akan datang ke TPS guna menyalurkan aspirasi dalam pemilihan Wali Kota Malang dan Gubernur Jawa Timur, Kamis (27/6). Keterbatasan fisik tidak menyurutkan niat untuk berpartisipasi menentukan pemimpin lima tahun ke depan.
"Saya sudah hafal calonnya. Kalau yang Gubernur itu Bu Khofifah sama Pak Saiful. Kalau wali kota Bu Nanda, Abah Anton dan Pak Sutiaji. Insya Allah sudah (punya pilihan)," kata Ahmad Jazuli, seorang penyandang tuna netra di Malang, Jawa Timur, Selasa (26/6).
Jazuli merupakan warga Jalan Bantaran, Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Besok rencananya dia akan mengajak salah satu anggota keluarganya untuk mengantarkan ke TPS.
-
Bagaimana agar pemilih difabel bisa ikut berpartisipasi? Persyaratan untuk pemilih kategori khusus adalah khusus untuk masing-masing kategori, seperti tersedianya aksesibilitas bagi pemilih difabel
-
Siapa yang bisa mencalonkan diri dalam Pilkada 2005? Dalam Pilkada 2005, calon kepala daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik.
-
Apa itu Pilkada Inklusif? Pilkada yang inklusif adalah hak setiap warga negara, termasuk difabel. Ia menjelaskan bahwa difabel adalah bagian dari masyarakat yang memiliki hak yang sama.
-
Siapa yang bisa ikut Pilkada? Pilkada: Berfokus pada tingkat lokal, memilih kepala daerah seperti gubernur, bupati, dan walikota, serta anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota.
-
Bagaimana menjadi pantarlih pilkada? Dengan mematuhi semua syarat-syarat yang telah ditetapkan, calon Pantarlih akan memenuhi kualifikasi untuk mendaftar sebagai Pantarlih pada Pilkada 2024.
-
Kenapa Pilkada Inklusif penting? Dengan jumlah difabel yang mencapai sekitar 22,97 juta jiwa atau 8,5% dari populasi, penting untuk memastikan aksesibilitas dalam setiap tahapan Pilkada, mulai dari sosialisasi hingga pemungutan suara.
"Bagi difabel seperti saya, tetap butuh pendamping, tapi saya berencana mengajak keluarga saja. Biar nanti tidak ragu-ragu," katanya.
Jazuli sudah paham cara pencoblosan setelah mengikuti sosialisasi untuk pemilih difabel yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang. Dia yakin tidak akan kesulitan saat pencoblosan di TPS.
"Insya Allah ini lebih mudah, dulu belum ada alatnya seperti ini. Insya Allah gampang. Insya Allah sudah paham," katanya.
KPU menyediakan alat bantu braille yang akan mempermudah kaum difabel dalam menyalurkan hak pilihnya. Alat bantu braille tersebut menyerupai map dengan lubang tempat mencoblos di setiap frame foto pasangan calon.
Kartu suara akan dimasukkan dalam alat bantu tersebut. Selanjutnya, pemilih difabel dapat menentukan pilihan dengan mencoblos sesuai dengan pilihan hatinya.
Untuk pemilihan gubernur Jawa Timur, karena calonnya hanya dua pasang maka lubang pencoblos pun disediakan dua buah, yakni kiri untuk pasangan nomor 1 dan kanan untuk pasangan nomor 2. Sementara untuk pemilihan walikota Malang, memiliki tiga lubang pencoblosan. Lubang kiri untuk pasangan nomor 1, lobang tengah untuk pasangan 2 dan lobang kanan untuk pasangan nomor 3.
Jazuli mengaku sudah beberapa kali mengikuti pemilihan atau pencoblosan. Tetapi baru tahun ini menggunakan alat bantu difabel. Sebelumnya, tanpa menggunakan alat sehingga yang mencoblos adalah petugas yang mendampinginya di TPS.
"Saya sebelumnya juga sudah pernah memilih, tapi waktu itu yang dijadikan pendamping memilih, tidak ada alatnya. Karena belum ada alatnya, waktu itu dicobloskan petugas," akunya.
"Sebenarnya saya bisa, pokoknya ditunjukkan saja. Saat itu petugasnya sendiri yang berinisiatif, ikut masuk. Insya Allah sesuai (keinginan), tapi tidak tahu. Semoga tidak terulang lagi seperti yang dahulu itu," katanya seraya tertawa.
Penyadang difabel lainnya, Supriyadi juga mengaku tidak sulit dengan peralatan yang disediakan KPU. Dia mendapatkan kemudahan untuk menentukan pilihannya.
"Tidak sulit, karena dibantu sosialisasi seperti ini, kita mengenal lokasi tempat mencoblos, tempatnya di mana. Kan ada alatnya," kata Warga Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru ini.
Menurut Supriyadi, tidak semua kaum difabel mau datang ke TPS. Dia menyarankan KPU datang ke rumah-rumah para penyandang difabel, apalagi yang kesulitan untuk datang ke TPS.
"Kalau bisa teman-teman difabel sebaiknya didatangi. Karena tidak semua difabel itu punya motivasi untuk hadir di TPS. Adik saya juga tuna netra, tetapi tidak punya kemauan untuk hadir ke TPS. Saya kurang tahu alasan pastinya," katanya.
Apalagi, kata Supriyadi, tidak semua difabel mendapatkan sosialisasi, padahal kemungkinan jumlahnya justru lebih banyak yang tidak mendapatkan sosialisasi. Supriyadi mengajak teman-temannya untuk berpartisipasi dengan memberikan hak suaranya ke TPS. Dia berjanji, jika tidak ada aral melintang akan datang ke TPS.
"Insya Allah datang, saya tidak pernah absen setiap ada pemilihan. Sudah mengenali calon-calonnya," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyandang difabel antusias menyambut hari pemungutan suara Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaRuslan mengatakan selama huruf braille di surat suara tidak terhapus, dirinya bisa memilih
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu kali ini sebanyak 204.807.222 pemilih.
Baca SelengkapnyaKapolsek Tenayan Raya mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membantu semua warga masyarakat termasuk penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan kelompok penyandang disabilitas mental atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) memiliki hak suara dalam Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDiharapkan, kedepannya dibuatkan surat suara khusus dalam bentuk buku atau lainnya yang lebih memudahkan
Baca SelengkapnyaYeni Paida (29) tak menyangka akan dikunjungi oleh Kapolsek Batu Hampar Ipda Robiansyah.
Baca SelengkapnyaWarga bernama Destares itu sebelumnya mengaku sempat mengalami penolakan di KPUD saat mengurus surat pindah untuk memilih di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaIni sebagai upaya memastikan para pemilih penyandang disabilitas juga dapat terdata dengan baik.
Baca SelengkapnyaFakta Ahmad Faury, penyandang disabilitas yang lolos seleksi Bawaslu Kota Serdang Bedagai.
Baca SelengkapnyaKeikutsertaan ODGJ dalam pemilu sempat menimbulkan polemik.
Baca SelengkapnyaTema debat yakni Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklus
Baca Selengkapnya