Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Apa Beda Rapid Test Antigen dengan Rapid Test Sebelumnya?

Apa Beda Rapid Test Antigen dengan Rapid Test Sebelumnya? Rapid Test Petugas KPPS Tangsel. ©2020 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Pemerintah mengganti metode deteksi awal virus Covid-19. Awalnya menggunakan rapid test serologi, kemudian diganti menjadi rapid test antigen.

Kementerian Kesehatan juga telah menetapkan batasan tarif tertinggi pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab yakni sebesar Rp250 ribu untuk Pulau Jawa dan Rp 275 ribu untuk di luar Pulau Jawa.

Apa beda rapid test antigen dengan rapid test sebelumnya?

Dokter RSCM, Shela Putri Sundawa menjelaskan, sebelum bicara tentang rapid test, sebaiknya kenal dulu dengan yang namanya antigen.

Dari definisi aslinya, kata dia, antigen adalah sesuatu yang dapat memicu reaksi sistem imun. Bentuk antigen itu macam-macam ada yang bagian dari virus, bakteri, polen, zat kimia dan substansi-substansi lain dari lingkungan.

"Dalam konteks rapid test antigen Covid-19 antigen di sini merujuk pada bagian di virus Covid-19. Bisa bagian apapun, tapi dipilih yang paling mewakili si virus. Misal, kalau virus Covid-19 itu diibaratkan mas Adamnya mbak Inul, antigennya itu kumisnya," kata Shela dalam akun Twitternya, @oxfara, dikutip merdeka.com, Jumat (18/12).

Dalam konteks rapid test antigen COVID-19--> antigen di sini merujuk pada bagian di virus COVID-19, bisa bagian apapun tapi dipilih yang paling mewakili si virus. Misal, kalo virus COVID-19 itu diibaratkan mas Adamnya mba Inul, antigennya itu kumisnya

— Shela Putri Sundawa (@oxfara) December 18, 2020

Supaya dapat mudah dimengerti awam, Shela pun mengibaratkannya dengan kumis suami pedangdut Inul Daratista.

Karena cuma potongan tubuh yaitu kumisnya saja yang dicek, lanjut Shela, berarti bisa saja ada kumis mirip Mas Adam di orang lain yang dikira sebagai Mas Adam oleh pemeriksaan rapid test antigen ini. Bisa juga sebaliknya.

Misalnya, kata Shela, Mas Adam sudah pindah rumah, tapi kumisnya enggak dibawa, begitu ada petugas patroli ke rumahnya yang cuma kenal kumisnya, di kepalanya terpikir ada kumis, ada Mas Adam. Ketipu lah si petugas patroli ini. Ini namanya false positif yaitu terdeteksi positif tapi sebenarnya tidak.

"Nah terus bedanya apa sama rapid test yang dulu? Bedanya rapid test yang dulu yang diperiksa adalah serologi alias reaksi imunnya yang terjadi setelah terpapar virus Covid-19. Reaksi imun ini terjadi spesifik untuk virus Covid-19. Tapi sayangnya butuh waktu untuk menjadi positif," terang Shela lagi.

Kelebihan dan Kekurangan

Bisa saja terjadi, virus sudah masuk dari sekarang, tapi reaksi imunnya masih dimasak dan belum menghasilkan antibodi untuk Covif-19. Kalau begini ceritanya sudah barang tentu ada jeda waktu dari benar terinfeksi dengan terdeteksi. Jedanya bisa sampai 2 minggu.

Shela menambahkan, jadi kalau diibaratkan Mas Adam ini adalah virusnya, dan rumah adalah tubuh kita, maka yang kita cari bukan Mas Adamnya, tapi reaksi yang menunjukkan Mas Adam masuk ke rumah. Salah satu bentuk reaksinya saat ada di rumah misal membuat video TikTok bareng Mba Inul, kata Shela.

Lebih dalam lagi, pemeriksaan rapid test antigen yang terbaru beda dengan rapid test serologi. Jika rapid test antigen sampel diambil dari nasofaring mirip seperti swab PCR, sedangkan rapid test serologi yang lama menggunakan sampel darah.

Hal ini berbeda, karena apa yang dicari beda. Satu cari bagian tubuh, satu cari reaksi tubuh kalau ada yang masuk. Karena rapid test antigen mencari bagian tubuh dicarinya harus di tempat bersarangnya yang paling banyak yaitu nasofaring atau bagian hidung yang dalam.

“Kalau yang dicari reaksi tubuh terhadap virus dalam hal ini antibodi, maka tempat paling baik untuk mencarinya adalah di darah. Oleh karena itu sampel yang diambil pun adalah darah,” terang dokter lulusan UI ini.

Kalo yg dicari reaksi tubuh terhadap virus dalam hal ini antibodi maka tempat paling baik untuk mencarinya adalah di darah. Oleh karena itu sampel yang diambil pun adalah darah.

— Shela Putri Sundawa (@oxfara) December 18, 2020

Salah satu keunggulan dari rapid test antigen dari rapid test serologi adalah kecepatan deteksinya. Kalau rapid test serologi harus tunggu orang yang terinfeksi masuk hari ke 7 agar hasilnya positif. Tapi rapid test antigen bisa menunjukkan sejak awal orang itu terinfeksi.

Tapi, kata Shela, rapid test antigen juga ada kekurangannya. Misal virusnya sudah mati, tapi jasad dan potongan tubuhnya masih di badan, itu masih dapat terdeteksi sebagai positif. Karena dia tidak bisa bedakan potongan tubuh apa virusnya yang masih hidup.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?

Mulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.

Baca Selengkapnya
Membandingkan Besaran Ongkos MRT, LRT Jabodebek dan KRL
Membandingkan Besaran Ongkos MRT, LRT Jabodebek dan KRL

Jarak terjauh MRT Jakarta, yakni dari Stasiun MRT Lebak Bulus Grab menuju LRT Bundaran HI dikenakan Rp14.000.

Baca Selengkapnya
Harga Rumah Subsidi Bakal Naik Lagi di 2024, di Daerah Jabodetabek Jadi Segini
Harga Rumah Subsidi Bakal Naik Lagi di 2024, di Daerah Jabodetabek Jadi Segini

Harga rumah subsidi perlu naik karena harga material konstruksi rumah saat ini mengalami kenaikan yang jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya
Dirasa Memberatkan, Begini Curhat Warga Depok Imbas Biaya Puskesmas Naik Lima Kali Lipat
Dirasa Memberatkan, Begini Curhat Warga Depok Imbas Biaya Puskesmas Naik Lima Kali Lipat

Kenaikan ini disebut untuk peningkatan kualitas pelayanan bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Mulai Besok, Tarif LRT Jabodebek Jadi Rp20.000 untuk Rute Terjauh
Mulai Besok, Tarif LRT Jabodebek Jadi Rp20.000 untuk Rute Terjauh

Tarif maksimal LRT Jabodebek sebesar Rp20.000 untuk jarak terjauh dan di bawah Rp20.000 untuk selain jarak terjauh.

Baca Selengkapnya
BRIN Sebut Penularan Mpox Varian Clade Ib Lebih Cepat, Sebagian Besar Lewat Kontak Seksual
BRIN Sebut Penularan Mpox Varian Clade Ib Lebih Cepat, Sebagian Besar Lewat Kontak Seksual

Skrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat

mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Lengkap Tarif LRT Jabodebek, Terjauh Rp27.400
Ini Daftar Lengkap Tarif LRT Jabodebek, Terjauh Rp27.400

Tarif LRT Jabodebek berlaku untuk tiap lintasan LRT Jabodebek untuk Stasiun Dukuh Atas-Harjamukti, maupun Stasiun Dukuh Atas-Jatimulya.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Diam-Diam Naikkan Tarif Layanan Rumah Sakit, Tarif Rawat Jalan dan Rawat Inap Naik Jadi Segini
Pemerintah Diam-Diam Naikkan Tarif Layanan Rumah Sakit, Tarif Rawat Jalan dan Rawat Inap Naik Jadi Segini

Kenaikan tarif layanan medis ini untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023

Mulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.

Baca Selengkapnya
Riset: Harga Rumah Catatkan Kenaikan Tertinggi Sejak Pandemi Covid-19
Riset: Harga Rumah Catatkan Kenaikan Tertinggi Sejak Pandemi Covid-19

Kenaikan didorong oleh rumah dengan ukuran besar atau tipe 70 dengan harga berkisar Rp500 juta-Rp1 miliar.

Baca Selengkapnya