Bali diserang rabies, Gubernur minta anjing berkeliaran dieliminasi
Merdeka.com - Tingginya kasus rabies di Bali membuat Gubernur Made Mangku Pastika mengimbau warga untuk mengambil langkah mengeliminasi (peracunan) anjing yang berkeliaran. Kata Gubernur, sejauh ini pemerintah sudah jor-joran melakukan eliminasi kepada anjing yang berkeliaran di permukiman.
Tidak ada alasan bagi pemilik anjing untuk melawan jika kedapatan anjingnya dieliminasi, karena kedapatan berkeliaran di luar rumah.
"Saya imbau kepada warga, bantu lakukan eliminasi terhadap anjing yang berkeliaran. Kalau itu ada pemiliknya, anjing harus berada di pekarangan rumah atau di ikat jangan di lepas berkeliaran keluar rumah. Kalau sampai keluar rumah, silakan dieliminasi," tegas Mangku Pastika usai cara Rapat Paripurna di DPRD Bali, Selasa (22/9).
-
Apa yang anjing rasakan dari manusia? Alasan lainnya adalah perasaan keselamatan dan perlindungan yang diterima oleh anjing dari manusia. Tak jarang pula, mereka bisa sangat mengandalkan perlindungan dan akan merasa nyaman dengan kehadiran dari manusia yang telah mereka percaya.
-
Siapa yang memelihara 25 ekor anjing di Bali? Sebagai pecinta binatang, I Ketut Widianta diketahui sudah merawat 25 ekor anjing peliharaannya sejak tahun 2000.
-
Mengapa anjing disebut sahabat manusia? Anjing, yang setia dan sensitif terhadap emosi manusia, telah menjalin hubungan dengan manusia sepanjang sejarah.
-
Kenapa anjing setia pada manusia? Kesetiaan anjing sebenarnya merupakan bagian dari naluri bertahan hidup mereka sebagai hewan.
-
Siapa yang mencintai kucing? Saya mencintai kucing saya lebih dari saya mencintai kebanyakan orang. Mungkin lebih dari sehat.
-
Siapa saja yang menerima kesetiaan anjing? Anjing menjadi salah satu hewan yang setia pada manusia. Kesetiaan yang dimiliki oleh anjing bahkan pernah dilukiskan dalam sebuah karya film berjudul Hachiko di Jepang atau Hachito di Bolivia kepada tuannya.
Dirinya juga sangat khawatir dengan merebaknya kasus gigitan anjing dan rabies di Bali. Karenanya, dikatakan Pastika bahwa hal ini juga perlu kesadaran masyarakat untuk turut membantu mencegah merebaknya kasus ini.
"Mana yang lebih kita cintai, anjingnya atau manusianya. Kalau tidak mau dieliminasi, jangan biarkan anjing peliharaan berkeliaran di luar. Akan bahaya anjing Anda tertular rabies dan akhirnya menularkan seiisi rumah serta warga sekitar," paparnya.
Tidak hanya mengikat anjing di rumah, tetapi diharapkan agar memberikan vaksin secara rutin. Menurutnya, berapa banyak pun Vaksin Anti Rabies (VAR) disediakan, maka hal itu tetap tak akan cukup mengatasi penyebaran rabies di Bali. Penyebabnya adalah belum tumbuhnya kesadaran di masyarakat mengenai pentingnya menjaga diri dari virus yang telah banyak merenggut nyawa warga Bali itu.
"Mau berapa banyak VAR kita tidak cukup. Masyarakat kita minta lindungi diri dari rabies. Tidak ada kesadaran masyarakat, itu persoalannya. Ayo lindungi diri kita, sayangi nyawa kita dan keluarga kita, ini penting saya imbaukan," iba Pastika.
Mantan Kapolda Bali ini melanjutkan, populasi anjing di Bali masih cukup tinggi hingga berkisar ratusan ribu ekor. "Populasi anjing kita lebih dari 400 ribu. Mau gimana mengendalikannya kalau tidak dieliminasi. Kita sudah menghabiskan uang banyak sekali sejak berkembangnya rabies di Bali. Kalau ada anjing di luar berkeliaran, tolong eliminasi saja," tutup Pastika.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi Bhayangkari tersebut diwujudkan dengan pemberian vaksin gratis dan edukasi kepada warga.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi mulai memvaksin hewan-hewan pembawa virus rabies di wilayah pinggiran
Baca SelengkapnyaBila sudah muncul gejala karena terlambat penanganannya, maka risiko yang terjadi adalah 100 persen meninggal.
Baca SelengkapnyaGibran mengaku tengah menyiapkan solusi bagi pedagang daging anjing.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI terus berupaya mempertahankan Jakarta bebas rabies dan mencegah gigitan hewan penular virus rabies (GHPR).
Baca SelengkapnyaSejumlah hewan mengalami kekerasan yang dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab.
Baca SelengkapnyaKebiasan I Ketut Widianta ini sudah dijalani sejak tahun 2000.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, kucing tak layak diperlakukan seperti itu.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 ini, ada hampir 4.000 kasus gigitan hewan rabies di Sumut.
Baca SelengkapnyaAturan pajak untuk anjing pernah diterapkan di Indonesia, saat masa kolonialisme Belanda.
Baca SelengkapnyaGibran telah menyerukan agar masyarakat untuk tidak lagi mengonsumsi daging anjing.
Baca SelengkapnyaKegiatan Vaksinasi Rabies Massal se-Kota Depok digelar untuk mewujudkan Indonesia bebas penyakit rabies pada 2030.
Baca Selengkapnya