Balita penderita hydrocepalus di Sukoharjo akhirnya peroleh jamkesda
Merdeka.com - Faujan Putra Halfi alias Slamet Nugroho balita penderita hydrocephalus asal Sukoharjo, Jawa Tengah akhirnya mendapatkan penanganan dari pemerintah setempat. Pemkab Sukoharjo berjanji untuk memberikan bantuan biaya operasi melalui program jaminan kesehatan daerah (Jamkesda).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Guntur Subiantoro mengatakan pihaknya akan menjamin pengobatan Slamet. Namun karena bayi tersebut tak memiliki akta kelahiran, upaya pengobatan bayi malang itu sedikit terkendala.
"Slamet belum memiliki akta kelahiran, jadi pihak RT setempat harus membantu untuk mengurusnya. Karena kalau untuk BPJS salah satu persyaratan harus punya akta kelahiran, jadi kita usahakan dulu dengan jamkesda," ujar Guntur, Selasa (24/5).
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Kenapa bayi bisa cacat lahir? Penyebab Bayi Cacat Lahir Bayi lahir cacat adalah bayi yang sejak lahir sudah mengalami kelainan struktur atau fungsi tubuh. Kelainan ini bisa berdampak pada bagian tubuh tertentu, seperti bibir sumbing, kaki bengkok, spina bifida, atau otak. Kelainan ini juga bisa berhubungan dengan fungsi tubuh tertentu, seperti metabolisme, sensorik, atau perkembangan otak. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan bayi lahir cacat. Berikut ini adalah enam penyebab utama yang perlu Anda ketahui:
-
Apa penyebab bayi lahir cacat? Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan bayi lahir cacat. Berikut ini adalah enam penyebab utama yang perlu Anda ketahui:Faktor genetik. Ini adalah penyebab yang paling umum dan tidak bisa dihindari. Faktor genetik bisa diturunkan dari orang tua atau didapat secara acak saat pembuahan. Faktor genetik bisa menyebabkan kelainan pada kromosom DNA atau mutasi pada gen tertentu. Contohnya adalah sindrom Down, sindrom Klinefelter, sindrom Turner, dan lainnya.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Mengapa berat badan bayi yang rendah menjadi masalah? Berat badan bayi yang terlalu rendah bisa menghambat perkembangannya serta berdampak pada kesehatan.
-
Kenapa berat badan bayi sulit naik? Beberapa penyebab yang umum terjadi antara lain: Asupan gizi yang tidak mencukupi: Hal ini dapat disebabkan oleh produksi ASI yang kurang, teknik menyusui yang tidak tepat, atau pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang belum optimal. Masalah kesehatan: Berbagai kondisi medis seperti refluks asam lambung, alergi terhadap makanan, atau infeksi dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi dan pertumbuhan bayi. Faktor genetik: Terdapat bayi yang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk tumbuh lebih lambat atau memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil. Aktivitas berlebihan: Bayi yang sangat aktif mungkin membakar lebih banyak kalori dibandingkan dengan yang mereka konsumsi. Stres atau perubahan lingkungan: Perubahan dalam rutinitas atau lingkungan bayi dapat memengaruhi pola makan dan tidurnya.
Guntur mengatakan, untuk biaya operasi penderita hydrocephalus dibutuhkan biaya sekitar Rp 10 juta. Jumlah tersebut bisa dimasukkan dalam plafon Jamkesda. "Kami akan berusaha keras mencari cara agar Slamet bisa disembuhkan," katanya.
Sebelumnya diberitakan Slamet Nugroho menderita hydrocephalus, yakni penyakit dengan cairan otak berlebihan hingga menyebabkan rongga tengkorak membesar akibat akumulasi cairan.
Dari hari ke hari kepala anak kelahiran, Sukoharjo 7 Oktober 2013 lalu ini semakin membesar. Tak hanya itu, putra pasangan Nur Halimah (22) dan Ngadiono (23) tersebut seolah tak berhenti menangis merasakan sakit yang dideritanya.
Ditemui wartawan di rumah Poniyem (47) neneknya, yang sangat sederhana di Dukuh Plarung RT 3 RW 5, Desa Cabean, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Slamet tampak terus menangis dalam gendongan neneknya.
"Anak saya menderita penyakit ini sejak lahir. Kepalanya terus membesar, tiap hari nangis. Saya sudah tak punya biaya untuk berobat," ujar Halimah, Senin (23/3).
Halimah mengaku sudah berulangkali membawa anaknya untuk berobat. Namun hingga saat ini belum ada perkembangan berarti. Meski demikian, dia yakin anaknya suatu saat bisa disembuhkan.
Kondisi ekonomi dan mahalnya biaya pengobatan diakui Halimah sering membuatnya putus asa. "Saya pasrah saja, karena usaha untuk penyembuhan anak saya sudah setahun lebih. Kami tidak memiliki biaya lagi untuk berobat," keluhnya sambil meneteskan air mata.
Bahkan, lanjut dia, keluarga dan ketua RT setempat sudah mengusahakan bantuan ke desa, kecamatan, rumah sakit dan BPJS Kesehatan. Semuanya tidak membuahkan hasil.
"Saya sangat berharap pemerintah tahu kalau ada warganya yang benar-benar susah. Saya tidak tahu harus mengadu ke siapa lagi? ucapnya lirih.
Kakek dan nenek Fauzan, Nardi (53) dan Poniyem (47) menambahkan, cucunya tersebut pernah dibawa ke rumah sakit di Kota Solo untuk rutin berobat, tetapi berhenti di tengah jalan."Pernah berobat di Solo dan RSUD Sukoharjo tapi mereka tidak sanggup mengatasi penyakit cucu kami," jelasnya.
Selain itu, orangtua Slamet saat ini sudah merasa tak sanggup membawanya ke dokter lagi. Karena setiap kontrol, harus butuh uang transport Rp 300 ribu untuk sewa mobil."Kami ini hanya petani dan ibunya buruh di pabrik. Bapaknya Slamet juga sudah lama pergi sampai sekarang belum balik, ucapnya.
Ketua RT 3 RW 5 Dukuh Plarung, Yarto Gusdur mengaku pihaknya tak kurang-kurang menyampaikan penderitaan Nur Halimah dan keluarganya pada pemerintah setempat. Namun hingga saat ini tak mendapat respons.
Nur Halimah, lanjut Yarto, memang sulit mendapatkan bantuan pengobatan dari pemerintah. Sebab dia tidak mempunyai surat nikah. Halimah dan suaminya selama ini hanya menikah siri dan belum dicatatkan di KUA.
Apalagi saat ini suami Halimah yang warga Kabupaten Cilacap itu merantau ke Jakarta dan tidak pernah kembali ke rumah untuk menafkahi istrinya."Suaminya dihubungi juga tidak pernah bisa," sambungnya.Yarto menambahkan, upaya lain sempat dilakukan agar si bayi sembuh, yakni dengan mengganti nama. "Nama anaknya diganti Slamet, biar kondisinya baik. Kan kasian 1,5 tahun merasakan sakit," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Buntut kejadian itu, Apdesi Jember hari ini akan melakukan aksi ke Dinas Kesehatan dan DPRD Jember untuk mencari solusi konkret.
Baca SelengkapnyaTampak seorang ibu tanpa dibantu tenaga medis melahirkan di pelabuhan Pantai Kartini.
Baca SelengkapnyaHeboh seorang bayi laki-laki berusia 5 bulan di Sumatera Barat (Sumbar) memiliki janin di perutnya.
Baca SelengkapnyaBeruntung bayi malang itu masih bisa diselamatkan dan sekarang sedang dalam perawatan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa miris tersebut viral di media sosial, ibu yang hendak melahirkan di Jember malah ditolak bidan desa
Baca SelengkapnyaDiketahui, bocah ini mengalami penyakit usus buntu dan harus melewati jalanan hutan dengan ditandu untuk menuju rumah sakit.
Baca SelengkapnyaDukcapil DKI Jakarta sudah mempunyai aplikasi Alpukat Betawi dan Dariku Untukmu.
Baca SelengkapnyaDalam surat tertulis bagaimana cara merawat sang bayi dan kebiasaannya.
Baca SelengkapnyaBanyak yang punya hajat dan dipermudah jalannya setelah berdoa di sini.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita berjanji menangani bayi berinisial LAH secara optimal.
Baca SelengkapnyaPasien tidak dibersihkan dan penanganan terhadap bayi prematur itu juga tidak maksimal.
Baca SelengkapnyaDinkes mengatakan proses pengambilan foto harus dilakukan dengan izin dari pihak keluarga.
Baca Selengkapnya