Banyak balita gizi buruk, Atut buang Rp 250 juta buat rumah
Merdeka.com - Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menolak menempati rumah dinas. Dia lebih memilih tinggal di rumah sendiri, dan menerima uang sewa Rp 250 juta per tahun dari APBD. Atut dinilai menghambur-hamburkan uang karena seharusnya bisa dimanfaatkan buat warga.
Ketua Badan Pengurus LBH Keadilan Abdul Hamim Jauzie mengatakan, alasan Atut tak mau tinggal di rumah dinas yang dibangun dengan biaya Rp 16,14 miliar tidak jelas. Kini, karena tak ditempati kondisi rumah itu rusak.
"Selama kepemimpinannya, uang negara yang dihabiskan untuk biaya rumah dinas mencapai Rp 1,750 miliar," kata Abdul kepada merdeka.com, Kamis (4/4).
-
Kenapa konten rumah Atta Halilintar dianggap kontroversial? Menurut penyanyi dan dokter bedah tersebut, apa yang dilakukan oleh kreator konten adalah sebuah kekeliruan besar. Terlebih saat mengetahui bahwa angka taksiran rumah senilai 150 miliar itu hanyalah trik untuk menarik perhatian penonton, bukan berdasarkan fakta yang sebenarnya.
-
Apa masalah rumah Abun? Terlihat dinding rumah tersebut nyaris roboh, dengan kondisi atap yang sudah jebol dan harus ditahan menggunakan tiang kayu.
-
Dimana Atta dirawat? Atta juga ditemani oleh sang istrri dan juga orangtuanya. Semuanya sayang Atta.
-
Bagaimana Atta Halilintar menahan rasa sakit? Atta mengakui menahan rasa sakit selama satu bulan dan secara terbuka menyatakan ketakutannya terhadap operasi, sehingga mengabaikan rasa sakitnya.
-
Apa yang dirasakan Teuku Atha? Teuku Atha dengan ikhlas merelakan adiknya menikah lebih dulu darinya, atau seperti yang ia katakan, 'dilangkahi'. Dia mengunggah serangkaian potret untuk memberikan selamat dan doa kepada adiknya yang kini telah menjadi istri orang.
-
Siapa saja yang tinggal di Rumah Rakit? Sementara pedagang asing, hanya diperbolehkan membangun rumah di atas rakit karena kebijakan politik Sultan Palembang.
Padahal, kata Abdul, saat ini jumlah jumlah balita penderita gizi buruk di Provinsi Banten yang mencapai 7.213 anak. Menurutnya, pilihan Atut untuk tidak menempati rumah dinas sangat disesalkan.
"Akan lebih bijak jika biaya sewa rumah tersebut dialokasikan untuk penanganan gizi buruk," tuturnya.
Uang sebesar itu, menurut Abdul, juga bisa dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur di Banten, seperti memperbaiki jalan raya yang banyak mengalami kerusakan. "Pilihan tersebut melukai perasaan masyarakat Banten," tandasnya.
Seperti diketahui, Atut mendapat fasilitas rumah dinas yang berada di belakang pendopo kantor gubernur Banten di Jalan Brigjen KH Syamun Nomor 5, Kota Serang. Namun, rumah itu sama sekali belum pernah dihuni.
Justru, Pemprov Banten mengalokasikan anggaran senilai Rp 250 juta per tahun untuk menyewa rumah pribadi Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah di Jalan Bhayangkara nomor 51, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puluhan ribu rumah warga Kabupaten Ngawi tidak layak huni buntut dari kemiskinan.
Baca SelengkapnyaAdit bergantung hidup pada belas kasih tetangganya setiap hari
Baca SelengkapnyaTangisnya pecah saat Bupati Kediri datang ke rumahnya
Baca SelengkapnyaKunci hunian tinggal diserahkan ke warga eks gusuran Jakarta Internasional Stadium (JIS), Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaUsai viral di media sosial, begini kabar terbaru Adit yang rawat kedua ortunya di rumah yang hampir roboh.
Baca SelengkapnyaArie Untung dan Fenita memiliki sebuah rumah yang begitu megah dan mewah di tengah Jakarta.
Baca SelengkapnyaJika nilai kerugian negara Rp271 triliun digunakan untuk program BLT bisa dinikmati 451.666 keluarga miskin.
Baca SelengkapnyaKisah seorang anak perempuan yang ditolak keluarganya setelah diusir.
Baca SelengkapnyaPria ini tinggal di gubuk yang terletak di tengah kebun jati milik seorang warga bersama anaknya.
Baca SelengkapnyaRumah warga dibongkar dalam proyek pembangunan jalan provinsi di IKN.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaSudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Baca Selengkapnya