Basarnas masih cari 2 warga hilang di Maratua, BPBD stop pencarian
Merdeka.com - Badan SAR nasional (Basarnas) terus melakukan pencarian 2 warga yang hilang di perairan Maratua, kepulauan derawan, Berau, Kalimantan Timur, hingga siang ini. Sementara BPBD Berau telah menghentikan pencarian, mengacu Standar Operasional Prosedur (SOP), masa tanggap darurat telah melewati 7 hari.
"Masih, kita masih lakukan pencarian sampai siang ini," kata Koordinator Basarnas Pos SAR (Search and Rescue) Tarakan, Jumala Hutajulu, saat dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (3/2).
Meski lebih sepekan, namun keberadaan 2 warga hilang di perairan Maratua itu, tak kunjung menemukan titik terang. Pencarian dengan radius 5-10 mil dari perairan pulau Maratua, juga telah dilakukan Basarnas. Namun demikian, hasilnya masih nihil.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Kapan buronan ditangkap? Direktur Reskrimum Polda Jambi Komisaris Besar Polisi Andri Ananta di Jambi, Jumat, mengatakan tim Resmob Jatanras Polda Jambi menangkap DPO berinisial ARS (20) itu di Jakarta pada Kamis (28/3) malam.
-
Apa yang dilakukan polisi terhadap buron? 'Empat pelaku sampai sekarang masih buron,' ungkap Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Umi Fadillah Artutik, Jumat (15/3). Umi menyebut penyidik telah mendatangi rumah dan menemui keluarga masing-masing buron.
-
Kapan korban ditemukan? Korban tergantung tali nilon warna biru yang ikatkan ke tiang penahan atap tenda terbuat dari besi ukuran 2x4 cm, Kamis (3/10) dini hari.
-
Dimana Tim SAR Parangtritis bertugas? Arif Nugraha, Koordinator Satlinmas Rescue Pantai Parangtritis, berbagi pengalaman saat bertugas menjaga kawasan tempat wisata itu.
-
Kapan Tim SAR menangani korban laka laut di Parangtritis? Arif mengatakan, salah satu pengalamannya paling berkesan saat bertugas di Pantai Parangtritis adalah saat menangani korban laka laut di tahun 2014.
"Lagi-lagi sekarang memang lagi gelombang besar, arus deras. Tergantung dari ketinggian gelombang," ujar Jumala.
Keselamatan kedua orang hilang, lanjut Jumala, juga belum bisa dipastikan. Meski demikian, komunikasi dengan berbagai pihak di perairan, terus dilakukan Basarnas.
"Dilihat dari kondisi (perairan), belum bisa dipastikan. Kita terus berkomunikasi dengan ragam potensi di daerah, jika memang melihat tanda-tanda speed atau kedua orang hilang itu di daerah wilayah lain," terangnya.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, BPBD Berau menyatakan telah menghentikan upaya pencarian, berdasarkan kesepakatan keluarga kedua warga hilang itu.
"Dihentikan sejak Senin lalu, bertepatan dengan 7 hari pencarian. Penghentian disepakati dengan pihak keluarga, kepolisian dan pihak kecamatan," kata Kepala BPBD Berau, Mahdi Hasan.
"Meski demikian, PBD tetap diberikan informasi terkait keberadaan 2 orang hilang itu, juga sudah disampaikan kepada Pj Bupati Berau," ujar Mahdi.
Mahdi tetap optimistis, tidak menutup kemungkinan, kedua warga hilang itu diduga terdampar dan masih bisa ditemukan selamat.
"Sebab angin utara tengah bertiup kencang ke arah Sulawesi. Kemungkinan masih hidup tetap ada. Juga telah berkoordinasi ke berbagai pihak di Sulawesi, sekira menemukan titik terang speedboat yang terdampar," terangnya.
"Sebab, keterangan nelayan, speedboat itu tahan gelombang, tidak mudah pecah. Tapi terseret arus," demikian Mahdi.
Diketahui, motoris speedboat Ardi Wiranata (25) bersama rekannya, Julius Sitanggang (33), dilaporkan hilang bersama speedboat mereka, di perairan Maratua, kepulauan Derawan, Berau, Kalimantan Timur, Selasa (26/1) lalu, sekitar pukul 12.00 WITA.
Kronologisnya, Ardi bersama Julius, dari Maratua bermaksud menjemput tamu di dermaga Tanjung Batu, yang akan berwisata di Pulau Maratua. Namun rekan sesama motoris yang ada di Tanjung Batu, tidak pernah melihat keduanya bersama speedboat Kakaban 02 yang dikemudikan Ardi, sampai di Tanjung Batu. Diduga kuat keduanya hilang selama di perairan, dalam perjalanan ke Tanjung Batu. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim SAR hanya menemukan 7 dari 10 korban longsor tersebut
Baca SelengkapnyaSebanyak 10 orang korban banjir bandang dan lahar dingin Gunung Marapi, Sumbar hingga kini, Rabu (5/6), belum ditemukan.
Baca SelengkapnyaTim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan, Sabtu (8/6), menutup upaya pencarian korban banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaTim SAR menghentikan pencarian KM Sanjaya 86 yang karam di perairan Bali sepuluh hari lalu. Sebanyak 16 nelayan yang ada di kapal itu masih hilang.
Baca SelengkapnyaRekannya hanya melihat perahu milik kakek tersebut terombang ambing di tengah laut
Baca SelengkapnyaMemasuki hari kedua pecarian, tim sudah melibat TNI dan Polri.
Baca SelengkapnyaPencarian korban hilang banjir lahar dingin diperluas sampai ke Taluk Kuantan di Riau
Baca SelengkapnyaKedua jenazah ditemukan tak jauh dari bendungan PT Wampu Electric Power (WEP)di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kutabuluh, Karo.
Baca SelengkapnyaPencarian 10 korban banjir bandang dan banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat yang terjadi terjadi pada Sabtu (11/4), masih berlanjut.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghentikan upaya evakuasi pada Selasa, 1 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaEvakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca
Baca SelengkapnyaKorban terakhir itu bernama Siska Afrina (22) asal Solok Selatan.
Baca Selengkapnya