BBPOM Bandung amankan vaksin mencurigakan di Bogor dan Bekasi
Merdeka.com - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung mengamankan sejumlah vaksin bayi di Bogor dan Bekasi. Vaksin diamankan karena pendistribusian yang menyalahi aturan.
Menurut Kepala BBPOM Bandung, Abdul Rahim, vaksin itu didapat pada Kamis (23/6) lalu. Pihaknya belum bisa memutuskan apakah vaksin disita dari rumah sakit swasta palsu atau tidak.
"Memang hasil pengolahan kita di beberapa RS Bogor dan Bekasi ini tidak melalui pedagang besar farmasi. Setiap vaksin kan ada distributornya. Yang seperti itu kami lakukan pengamanan apakah itu palsu atau tidak. Di Bogor dan Bekasi," kata Abdul Rahim, pada merdeka.com, Selasa (28/6).
-
Mengapa klaim tersebut diragukan? Dalam artikel juga tidak ditemukan adanya narasi yang menyebut Jokowi dan Listyo SIgit mencopot Polda Jabar karena membatalkan sidang tersangka Pegi.
-
Siapa yang mungkin mengalami hasil positif palsu? Jika seseorang melakukan tes kehamilan dalam beberapa hari setelah menerima suntikan hCG, hasilnya mungkin menunjukkan positif palsu.
-
Kenapa testpack positif palsu bisa terjadi? Hasil positif palsu adalah ketika testpack menunjukkan dua garis—yang menandakan kehamilan—meskipun seseorang tidak benar-benar hamil.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
Dia menyatakan, pendistribusian vaksin yang didapat tidak melalui sebuah perusahaan ternama dikhawatirkan palsu. Biasanya, sasaran distribusi bagi perusahaan masih kecil adalah rumah sakit swasta dan klinik.
"Potensinya besar (kalau dapat vaksin dari lembaga kecil) apalagi kalau cuma berbadan CV., lembaga besar farmasi harusnya yang sudah berbadan PT," ungkapnya.
Dia menyatakan, Dinkes Jabar dan polisi akan terus melakukan pengawasan menekan peredaran vaksin palsu, yang dibongkar Bareskrim Mabes Polri.
"BPOM terus melakukan pengawasan. Kami enggak mungkin sendiri kan ya. Karena harus membutuhkan bantuan dengan beberapa instansi," ujarnya.
Sebelumnya Bareskrim Mabes Polri menyebutkan peredaran vaksin palsu ada di tiga provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jabar dan Banten. Bisnis vaksin palsu yang sudah berjalan selama 13 tahun tersebut digawangi pasangan suami istri. Polisi sudah menetapkan 13 tersangka dalam kasus itu. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaPengambilan sampel anggur shine muscat meliputi beberapa wilayah, yakni Jabodetabek, Bandung, Bandar Lampung, Surabaya, Pontianak, Makassar, dan Medan.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaAdapun bahaya yang ditimbulkan ke tubuh manusia bersifat akumulatif atau tidak langsung terasa.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaJangan hanya minta maaf lalu selesai. Kasus Ini harus ditindaklanjuti secara hukum.
Baca Selengkapnya