Benarkah ada terowongan antara Menara Syahbandar dan Istiqlal?
Merdeka.com - Jakarta tempo dulu hingga kini masih menyimpan banyak misteri yang hingga kini belum terpecahkan. Salah satunya soal keberadaan sebuah terowongan yang menghubungkan antara menara Syahbandar dengan Masjid Istiqlal.
Menara Syahbandar atau yang dahulu kala lebih dikenal dengan Uitkijk dibangun sekitar tahun 1839 yang berfungsi sebagai menara pemantau bagi kapal-kapal yang keluar-masuk Kota Batavia. Kapal-kapal yang melewati jalur laut kemudian dikutip pajak atas barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa.
Pemerintah kolonial Belanda membangun sebuah terowongan tepat di bawah menara Syahbandar yang kini lebih dikenal dengan sebutan menara miring itu. Terowongan tersebut terhubung dengan Benteng Frederik Hendrik yang kemudian dibongkar dan dibangun sebuah Masjid yang kini disebut Istiqlal.
-
Dimana Menara Syahbandar dibangun? Mengutip Kemdikbud.go.id, menara yang dibangun pada pertengahan abad ke-18 itu dibangun di tepi Kali Semarang.
-
Bagaimana terowongan itu dibangun? Terowongan setinggi 2 meter ini dibuat melalui batu pasir sepanjang 1.305 meter.
-
Kapan terowongan itu dibangun? Terowongan ini diyakini sudah ada sejak tahun 1531, saat kota ini didirikan.
-
Kenapa menara air Belanda di Pandeglang dibangun? Kala itu di abad ke-19, pemerintah kolonial Belanda tengah menggencarkan pembangunan tata kota di wilayah yang mereka kuasai, termasuk Pandeglang.
-
Kenapa Belanda membangun terowongan kereta api di Sawahlunto? Pada zaman penjajahan Belanda, moda transportasi kereta api sangatlah penting bagi perekonomian. Keberadaan jalur rel kereta api menjadi penghubung antara satu daerah dengan daerah lainnya. Di Pulau Sumatra, kereta api berperan sebagai pendukung mobilitas masyarakat serta mengangkut berbagai komoditas berharga untuk dikirim ke pelabuhan.
-
Kenapa terowongan itu dibangun? Banyak terowongan lainnya diduga juga masih ada. Foto: El Universal “Dalam narasi urban atau legenda urban ada kabar tentang terowongan di Puebla, tapi tidak ada yang tahu di mana terowongan itu berada, terowongan itu belum pernah terlihat.“ Namun, saat ini semua struktur bawah tanah ini tertutup lumpur dan endapan, sehingga perlu dilakukan penggalian.
"Kalau mau kita telusuri, ada di bawah Menara Syahbandar dan terowongan itu dalam keadaan terkunci. Saya sendiri dapat informasi dari sebuah buku mengenai jalur bawah tanah di bawah Menara Syahbandar yang bisa tembus sampai mesjid Istiqlal," ujar Wali kota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, beberapa waktu lalu.
Bambang mengaku, mendapat informasi itu dari penjaga museum Bahari di kawasan Menara Syahbandar. Di bawah Menara Syahbandar ada pintu besi yang merupakan lorong atau terowongan menuju Benteng Frederik Hendrik atau Masjid Istiqlal.
Saat ini pintu besi menuju terowongan itu sudah ditutup, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun hal itu dibantah oleh Kepala Seksi Koleksi dan Perawatan Museum Bahari Unit Pengelolaan (UP) Dinas pariwisata, M. Isa Ansyari. Menurutnya tidak ada terowongan yang menghubungkan Menara Syanbandar dengan Masjid Istiqlal.
"Tak ada itu, menara Syahbandar digunakan untuk pemerintah Hindia Belanda untuk menjadi benteng pengawas bagi kapal laut yang masuk melalui pesisir utara," ujar Isa kepada merdeka.com di Menara Syahbandar kemarin, Selasa (30/7).
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terowongan ini kini menjadi sarang kelelawar dan bernuansa mistis.
Baca SelengkapnyaPada masa Agresi Militer, terowongan itu dimanfaatkan para pejuang sebagai tempat bersembunyi.
Baca SelengkapnyaKeberadaan terowongan misterius ini dulunya hanya dianggap dongeng belaka.
Baca SelengkapnyaPanjang terowongan ini sekitar 828 meter. Maka wajar jika pembangunannya memakan waktu cukup lama.
Baca SelengkapnyaBenteng ini dulu jadi simbol kekuatan penjajah setelah menaklukan Kesultanan Banten.
Baca SelengkapnyaSebuah jembatan kereta api yang membentang di atas jalur kereta api dibangun pada tahun 1929 untuk menghubungkan jalur kereta Batavia-Surabaya.
Baca SelengkapnyaWalau sering direnovasi, namun bentuknya masih dibiarkan sesuai aslinya
Baca SelengkapnyaSebuah terowongan di Kampung Cimandala, Pangandaran ini dulunya jalur kereta api Banjar-Cijulang yang dibangun pada tahun 1914 silam.
Baca SelengkapnyaKampung Melayu merupakan salah satu kawasan tertua di Semarang. Di sana banyak terdapat peninggalan kolonial
Baca SelengkapnyaTerowongan bawah tanah di Stasiun Tugu ini sudah ada sejak 1959.
Baca SelengkapnyaJembatan-jembatan ini menjadi sumber pengairan bagi lahan pertanian dan perkebunan warga
Baca SelengkapnyaPaus menganalogikan Terowongan Silaturahim seperti sebuah tempat yang akan mengeluarkan kita dari lorong gelap menuju tempat yang terang benderang.
Baca Selengkapnya