Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Berburu batu Meling di sungai Klawing

Berburu batu Meling di sungai Klawing Berburu batu meling. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Mentari sudah tak lagi terik selepas azan Zuhur di tepi Sungai Klawing, Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (19/2). Kala itu, Dea (19), pemuda asal Bukateja, Purbalingga, nampak asyik menggali bebatuan di tepi sungai yang berhulu di gunung tertinggi Jawa Tengah, Gunung Slamet.

"Ini lagi mencoba mencari-cari, tadi pagi banyak sekali warga yang mencari batu di sini," ucapnya sembari tangannya sesekali mengangkat beberapa batu kehitaman dari dalam sebuah lubang yang dibuatnya di tepi sungai.

Tak mendapat yang diinginkannya, batuan sungai tersebut dilemparkannya ke arah gundukan kumpulan batu yang tak terhitung jumlahnya. Aktivitas tersebut terus berulang, sembari sesekali pandangannya terfokus ke arah telapak tangan yang menggenggam bebatuan dari lubang yang dibuat sejak beberapa jam lalu.

"Saya datang kesiangan, mungkin kalau datang agak pagi bisa dapat lebih banyak. Saya baru dapat segini saja," seraya menunjuk tiga batu kecil berukuran satu ruas jari.

Walau sudah mendapat beberapa batu yang bakal dibawa pulang, dia mengaku tidak mengetahui jenis bebatuan yang didapat dari pencariannya. Meski begitu, diakui Dea, batu yang didapat dari Sungai Klawing yang berada di Kecamatan Kaligondang lebih baik dari batu yang didapat dari aliran Kali Kacangan yang berada tak jauh dari rumahnya.

"Lebih bagus di sini (Sungai Klawing) daripada di sana," tuturnya.

Dea tak datang sendiri. Dia datang bersama ayahnya, Rudi (40) yang sedang menggali lubang tak jauh dari tempatnya. Sesekali suara batu beradu terdengar nyaring dari arahnya.

"Untuk memeriksa bagus atau tidak, ujung batunya dipecahkan biar kelihatan di dalamnya ada motif atau tidak," ujarnya memberi tips cara mencari batu di Sungai Klawing.

Menurutnya, bebatuan di Sungai Klawing berbeda dibanding batu di sungai lain. Rudi menuturkan, bebatuan di Sungai Klawaing beberapa memiliki warna yang menarik.

"Seperti ini, warnanya agak kehijau-hijauan," katanya menunjukkan batu berwarna kehijauan sebesar kepalan tangan anak kecil.

Rudi pun tak mengetahui jenis batuan yang didapatnya dari Sungai Klawing. Tak jauh dari Rudi, Reban (65) yang kesehariannya bekerja menggali pasir dan batu, sesekali memperhatikan batuan yang didapat dari dasar tepi sungai. Meski bekerja menjadi penggali batu dan pasir sungai, Reban tak menampik kerap mendapat bebatuan yang dianggap menarik warga.

"Biasanya, kalau batunya berwarna dan menarik saya pisahkan dan ditaruh di ember. Kalau ditaruh di ember, ada saja warga yang datang melihat-lihat dan membeli batu yang dianggap menarik. Kalau sudah seperti itu, biasanya saya lepas seharga Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu," ucapnya dalam bahasa banyumasan.

Sebelum tren batu akik klawing merebak, Reban mengaku kerap mendapatkan batu tersebut. Namun, bebatuan tersebut tidak selalu dibawanya pulang. Tetapi sejak tren batu klawing merebak, dia mengaku menyimpan batuan yang dianggapnya menarik.

"Di rumah mungkin ada dua karung yang saya simpan," jelasnya.

Reban mengaku tidak tertarik untuk beralih pekerjaan menjadi pencari batu klawing. "Dulu pernah ada yang meminta saya bawa batu yang di dapat dari sini (Sungai Klawing), tetapi ternyata tidak menghasilkan, sejak itu kalau ada yang ingin melihat batu klawing mending orangnya saya suruh datang saja ke rumah," katanya.

Menurut seorang pedagang batu Klawing, Rosa Redita (34), tidak semua batu dari Sungai Klawing bisa dijadikan batu hias. Diakuinya, untuk mendapat batu yang akan dijadikan aksesoris tersebut butuh ketelitian lebih khusus.

"Kalau ingin membeli batu klawing dari pencari harus diketahui dulu asal wilayah pengambilannya dan dilihat juga bentuknya," ucapnya.

Diakuinya, memang banyak metode yang digunakan untuk mencari batuan khas Sungai Klawing yang digemari masyarakat. Menurut lulusan jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Jenderal Soedirman ini, jenis batuan yang digemari pecinta batu hias saat ini berjenis Nagasui dan Pancawarna.

"Sekarang mungkin agak sulit mendapatkan batu tersebut di tepi, biasanya banyak yang mencari di tengah sungai dengan berbagai cara. Ada yang menggunakan paralon, ada juga yang menyelam menggunakan kacamata renang di tengah sungai," ucapnya.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Merasakan Sensasi Wisata Olahraga Ekstrem di Lereng Gunung Merapi, Jadi Favorit Turis Mancanegara
Merasakan Sensasi Wisata Olahraga Ekstrem di Lereng Gunung Merapi, Jadi Favorit Turis Mancanegara

Obyek wisata yang berada di ketinggian sekitar 1.200 mdpl itu hanya berjarak 4 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Baca Selengkapnya
Penuh Keseruan, Aksi Warga Semarang Main Perosotan di Kali Ini Curi Perhatian
Penuh Keseruan, Aksi Warga Semarang Main Perosotan di Kali Ini Curi Perhatian

Mereka beraksi bak peselancar andal yang ditonton banyak orang.

Baca Selengkapnya
Menguak Fakta Gunung Kelam, Bongkahan Batu Monolit Terbesar di Dunia yang Ada di Kalbar
Menguak Fakta Gunung Kelam, Bongkahan Batu Monolit Terbesar di Dunia yang Ada di Kalbar

Gunung Kelam membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl dan merupakan sebongkah batu raksasa atau monolit

Baca Selengkapnya
Melihat Batuan Jumbo di Hulu Sungai Boyong Gunung Merapi, Banyak Ditemukan Fenomena Unik
Melihat Batuan Jumbo di Hulu Sungai Boyong Gunung Merapi, Banyak Ditemukan Fenomena Unik

Beberapa batuan seukuran truk menggelinding dari puncak Gunung Merapi dan terdampar di tempat itu

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Bendungan Katulampa, Biasanya Airnya Meluap-Luap, Kini Kering Kerontang
FOTO: Penampakan Bendungan Katulampa, Biasanya Airnya Meluap-Luap, Kini Kering Kerontang

Debit air sungai Ciliwung di Bendung Katulampa mengalami penyusutan dengan tinggi muka air (TMA) hanya nol centimeter

Baca Selengkapnya
5 Mitos Gunung Slamet, Pendaki Wajib Tahu
5 Mitos Gunung Slamet, Pendaki Wajib Tahu

Gunung Slamet dikaitkan dengan berbagai mitos gaib dan unik.

Baca Selengkapnya
Ada Plakat untuk Mengenang Pendaki yang Hilang, Ini 4 Fakta Gunung Singgalang Sumatra Barat
Ada Plakat untuk Mengenang Pendaki yang Hilang, Ini 4 Fakta Gunung Singgalang Sumatra Barat

Di balik pesonanya, tersimpan cerita tragis yang dialami oleh para pendaki Gunung Singgalang ini.

Baca Selengkapnya
Pesona Gunung Karang Gunung Api Tertinggi di Banten, Bisa Terlihat dari Jakarta
Pesona Gunung Karang Gunung Api Tertinggi di Banten, Bisa Terlihat dari Jakarta

Saat cuaca cerah, Gunung Karang bisa terlihat dengan jelas di antara blok apartemen di Jakarta

Baca Selengkapnya
Menilik Keindahan Kaliangkrik, Negeri Atas Awan-nya Magelang Serasa di Himalaya
Menilik Keindahan Kaliangkrik, Negeri Atas Awan-nya Magelang Serasa di Himalaya

Banyak wisata alam tersembunyi yang ada di lereng Gunung Sumbing ini.

Baca Selengkapnya
Jauh dari Gadget, Begini Keseruan Anak-anak di Kampung Pasir Gudang Cianjur Isi Waktu Luang
Jauh dari Gadget, Begini Keseruan Anak-anak di Kampung Pasir Gudang Cianjur Isi Waktu Luang

Anak-anak di Kampung Pasir Gudang tidak bermain gadget saat mengisi waktu luang, melainkan mencari belut di sawah.

Baca Selengkapnya
5 Mitos Gunung Slamet yang Kini Sedang Bergejolak, Letusannya Diramalkan Bikin Pulau Jawa Terbelah
5 Mitos Gunung Slamet yang Kini Sedang Bergejolak, Letusannya Diramalkan Bikin Pulau Jawa Terbelah

Gunung Slamet memiliki mitos yang berkembang di tengah masyarakat sekitar maupun para pendaki

Baca Selengkapnya
Menyusuri Lokasi Kematian 7 Remaja Pria Mengambang di Kali Bekasi: Sepi, Air Tenang & Semak Belukar
Menyusuri Lokasi Kematian 7 Remaja Pria Mengambang di Kali Bekasi: Sepi, Air Tenang & Semak Belukar

Semula, warga hendak mencari kucing, malah melihat sejumlah tubuh manusia mengambang di permukaan kali. Semula mengira hanya boneka ternyata manusia.

Baca Selengkapnya