Berharap Dapat Bantuan Rp2,4 Juta, Warga Tangerang hanya Dapat Rp1 Juta
Merdeka.com - Warga Ciledug, Kota Tangerang, mempertanyakan dana bantuan Covid-19 bagi pelaku Usaha Kecil Mikro (UKM) yang nominal bantuannya tidak sesuai. Warga menduga ada penyelewengan dalam penyaluran bantuan yang disalurkan melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah tersebut.
Jaka (Bukan nama sebenarnya) warga Paninggilan, Ciledug, Kota Tangerang, mengaku janggal dengan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) tersebut. Pasalnya dia mengaku mendapat informasi pelaku UMKM di Kota Tangerang bakal menerima bantuan usaha hingga Rp2,4 juta.
"Kenyataannya saya hanya mendapat Rp1 juta dan ini janggal sekali, karena saya menerima secara cash juga bukan melalui transfer ke bank," kata Jaka saat dikonfirmasi, Sabtu (18/12).
-
Siapa yang mendapat bantuan modal UMKM? Mereka adalah mayoritas pedagang kecil yang mendapatkan modal bantuan Rp500 per orang. Beberapa pelaku UMKM yang mendapatkan bantuan antara lain adalah pedagang gorengan, nasi uduk, minuman, jajanan anak-anak dan para pemilik warung kecil di pinggir jalan.
-
Apa yang diberikan dalam bantuan Kemendag Peduli? Bantuan 2.000 Paket Kebutuhan Pokok Bantuan yang diserahkan berupa barang kebutuhan pokok sebanyak 2.000 paket. Masing- masing paket tersebut terdiri atas 5 kg beras, 1 liter minyak goreng, dan mi instan.
-
Siapa yang minta bantuan dana untuk bencana Sumbar? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Kenapa warga Bantargebang dapat uang kompensasi? Uang Kompensasi Bau TPST tak bebas dari permukiman warga. Bahkan, mereka yang tinggal di tiga kelurahan. Yakni Cikiwul, Sumur Batu, Ciketing Udik) dapat uang kompensasi bau senilai Rp400 ribu per bulan.
-
Bagaimana bantuan Kementan disalurkan? Menurut Martina, semua bantuan akan segera dikirim menuju titik lokasi terdampak, yaitu Distrik Agandugume di Puncak Papua.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
Jaka mengaku, sebelumnya mendaftarkan diri pada pertengahan November 2020 lalu untuk mendapatkan bantuan modal usaha itu melalui laman website https://sabakota.tangerangkota.go.id/bantuan_umkm.
"Setelah kami lengkapi semua berkas dan meng-upload ke website tersebut. Warung kami didatangi orang yang mengaku dari kelurahan Kamis (17/12) dan memberikan undangan pengambilan bantuan yang dicairkan Jumat (18/12). Tapi saat saya baca, nominal bantuan hanya Rp1 juta. Dijawab petugas memang segitu, tapi ini beda. Ini cash dan diambil di sekolah (tempat yang ditunjuk) kata petugas begitu," ungkap dia.
Benar saja, ketika Jumat (18/12) dia mendatangi tempat yang ditunjuk di wilayah Ciledug itu, dan ratusan warga penerima bantuan sudah mengantre. Semuanya sama menerima Rp1 juta.
"Kami rakyat kecil menerima berapapun bantuan senang. Kami ambil dan memang ini sangat janggal. Pertama nominalnya hanya Rp1 juta dan pencairannya cash bukan di bank," kata dia.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindag KUKM) Kota Tangerang, Teddy Bayu Putra baru merespons pertanyaan merdeka.com. ketika dikonfirmasi sejak Jumat (18/12) siang.
Dia mengaku, bantuan yang diberikan tersebut adalah Bantuan Stimulus Modal bagi Usaha Mikro (BSMUM), berbeda dengan BPUM dengan besaran nominal Rp2,4 juta per UKM yang lolos verifikasi.
"Itu bukan BPUM tapi BSMUM (Bantuan Stimulus Modal bagi Usaha Mikro)," jelasnya dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Kejanggalan lainnya justru Disperindag KUKM Kota Tangerang, malah mengaku memberikan solusi terhadap pelaku UKM di Kota Tangerang, yang tertolak mendaftar BPUM Kementerian KUKM RI dengan BSMUM Kota Tangerang.
"Kami masih perjuangkan yang sudah didaftar ke BPUM/kementerian tapi tertolak. Kami carikan solusi dengan sumber dana APBD, makanya besarannya hanya Rp1 juta karena anggaran juga terbatas," jawabnya.
Dia mengaku, warga yang ditolak BPUM Kementerian KUKM Pusat itu, karena terkendala persoalan administrasi. Sehingga mendapat penolakan sebagai penerima BPUM senilai Rp2,4 juta per pelaku UMKM.
"BI Cheking, masih punya pinjaman dan lain -lain," ungkap dia.
Sementara, ditanyakan terkait proses pencairan secara cash, tidak melalui mekanisme perbankan, diakuinya karena proses pengadministrasian bank yang makan waktu. Sementara saat ini masuk dalam penghujung tahun 2020.
"Ini akhir tahun anggaran, dan data yang dari Kementerian baru lima hari ke belakang. Kalau sistem perbankan harus proses buka rekening dan pengajuan administrasi dari pihak bank lebih dari 2 minggu, sehingga anggaran tidak bisa diserap. Tidak di bank krn agar proses lebih cepat karena kita sebar ke tingkat kecamatan bahkan kelurahan," ucap dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Program Cisitu Dua Ribu bisa untuk membantu modal atau membangun rumah rutilahu bagi warga miskin ekstrem
Baca SelengkapnyaMeski donasi seharusnya digunakan untuk membantu yang membutuhkan, sejumlah kasus justru memperlihatkan dana tersebut diselewengkan.
Baca SelengkapnyaDiduga Selewengkan Dana Hibah UMKM, Kepala Diskoperindag Gresik Ditahan
Baca SelengkapnyaWarga yang tidak masuk kualifikasi bantuan dari BNPB, mendapat bantuan Rp500 ribu.
Baca SelengkapnyaLangkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka di tengah tekanan ekonomi yang terus meningkat.
Baca SelengkapnyaWarga Kecamatan Leuwigoong, Garut, Jawa Barat mengaku menjadi korban pungutan liar (pungli) pihak desa saat menerima uang ganti rugi pembangunan Tol Getaci.
Baca SelengkapnyaAirlangga menuturkan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) yang terdaftar melalui Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan angka yang terlalu rendah.
Baca SelengkapnyaAdapun total buruh rokok yang tercatat menerima BLT tahun 2024 sebanyak 47.801 orang.
Baca SelengkapnyaPolda Jateng juga akan menggandeng instansi dalam rapat koordinasi tersebut untuk turut memantau proses penyelidikannya.
Baca SelengkapnyaSaat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memotong TKD ASN DKI Jakarta sebesar 25 persen.
Baca SelengkapnyaPara vendor itu juga mengaku sudah mendapatkan keuntungan dari usaha penyediaan PMT.
Baca SelengkapnyaPembagian BLT yang masih tidak tepat sasaran harus segara dirapikan.
Baca Selengkapnya