BKSDA Sumsel buru buaya muara penerkam pemancing ikan
Merdeka.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan masih memburu buaya muara yang menerkam dan menewaskan Alif (18) saat memancing ikan di areal perkebunan sawit di sungai perbatasan Desa Santan Sari dan Desa Pulau Muning, Kecamatan Sembawa, Banyuasin, Sumsel, Minggu (8/7) sore. Konflik buaya dan manusia dampak dari berkurangnya habitat akibat pembangunan.
Kepala BKSDA Sumsel, Genman Hasibuan mengungkapkan, buaya yang menerkam korban cukup besar, diperkirakan berukuran 3-4 meter. Saat ini petugas masih di lapangan untuk menangkap buaya itu.
"Masih kita buru, akan kita evakuasi ke tempat aman," ungkap Genman, Rabu (11/7).
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Bagaimana hewan liar bisa menyebabkan penyakit? Sejumlah penyakit bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Beberapa penyakit menular ini termasuk: Flu burung, Salmonella, Tuberkulosis, Campak, Virus herpes B.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Kenapa hewan liar bahaya untuk dipelihara? Hewan liar biasa ditangkap atau dipisahkan dari induknya untuk dijadikan hewan peliharaan. Hewan liar dengan naluri liar sering tidak memiliki temperamen yang baik sebagai hewan peliharaan.
-
Kenapa warga khawatir tentang buaya? Kalau buaya yang masih kecil itu hidup liar, dikhawatirkan ada induknya yang masih berkeliaran di sekitar sungai Desa Kebonagung.
-
Apa saja bahaya pelihara hewan liar? Hewan liar dengan naluri liar sering tidak memiliki temperamen yang baik sebagai hewan peliharaan. Menangkap satu spesies hewan liar dari habitatnya juga mempengaruhi seluruh ekosistem asli, berisiko menyebabkan ketidakseimbangan antara predator, mangsa, dan hubungan simbiotik.
Dia mengatakan, di sungai itu sudah terjadi tiga kali penyerangan biaya terhadap manusia. Hal ini semestinya menjadi kewaspadaan bagi warga yang beraktivitas di situ.
"Biasanya sungai banyak ikan menjadi habitat buaya muara. Masyarakat sudah tahu soal itu, tapi mereka masih tetap mencari ikan walaupun berbahaya," ujarnya.
Menurut dia, timbulnya konflik manusia dan satwa liar pada umumnya karena habitat mereka terganggu. Aktivitas pembangunan membuat tempat hidup mereka semakin sempit.
"Dulu di sungai itu habitat buaya bisa seribu hektare, sekarang hanya tinggal berapa ratus hektare saja. Itu membuat buaya semakin terganggu," kata dia.
"Solusinya sekarang minimal kasih ruang buaya untuk hidup, jangan ganggu habitat buaya," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaMusim hujan yang identik dengan musim kawin buaya.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaTiga warga di Desa Terusan Laut, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, nekat beternak buaya dalam rumah mereka.
Baca SelengkapnyaHutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaDua akor siamang dievakuasi dari rumah pemeliharanya dengan kondisi memprihatinkan
Baca Selengkapnya