BMKG Catat Peningkatan Gempa di NTT, Warga Diminta Terus Waspada
Merdeka.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kupang mencatat peningkatan intensitas gempa bumi di wilayah Nusa Tenggara Timur pada Agustus 2021 yang mencapai 160 kejadian. Jumlah ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
"Kejadian gempa pada Agustus ini meningkat dibandingkan dengan Juli 2021 berjumlah 142 kejadian dengan dua kejadian gempa yang dirasakan masyarakat," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang BMKG Margiono di Kupang, Rabu (1/9).
Dia menjelaskan, dari 160 gempa sepanjang Agustus, terdapat tujuh kejadian gempa yang dirasakan di wilayah NTT dan sekitarnya.
-
Kapan gempa di Indonesia terjadi? Tercatat 161 kali gempa bumi terjadi di Indonesia antara tahun 1990 dan 2022.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Kapan gempa terjadi? Gempa di Batang pada Minggu (7/7) kemarin menyisakan luka yang mendalam bagi para korban yang terkena dampaknya.
-
Kapan gempa bumi terjadi? Pada Minggu (25/2) terjadi gempa bumi berkekuatan 5,7 magnitudo yang terasa hingga Jakarta.
-
Dimana gempa bumi terjadi? Gempa tersebut persisnya berada di wilayah lautan Samudera Hindia, dengan kedalaman 10 kilometer, titik koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Gempa yang terjadi dominasi berkekuatan kecil dengan magnitudo 4,0 ke bawah 143 kejadian, termasuk yang berkedalaman dangkal atau di bawah 60 kilometer sebanyak 111 kejadian.
Ia menyebut gempa bumi paling banyak terjadi di wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya, Pulau Sumba yang mencapai18 persen dari seluruh kejadian.
Sejak Januari 2021, gempa bumi terbanyak terjadi pada 11 dan 28 Maret 2021. Pada kedua hari itu masing-masing terpantau 12 kejadian gempa bumi.
Margiono mengatakan, dengan intensitas gempa bumi yang meningkat, masyarakat NTT perlu tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi dampak yang muncul.
Masyarakat juga diminta selalu memantau informasi gempa bumi dan tsunami dari BMKG sebagai sumber terpercaya. "Jangan mudah memercayai informasi bohong yang beredar terutama di media sosial dari sumber yang tidak bertanggung jawab namun mencari kebenaran informasinya lewat berbagai kanal yang disediakan BMKG," katanya seperti dilansir Antara. (mdk/yan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga Jumat (26/1) subuh, sudah ratusan kali gempa susulan terjadi.
Baca SelengkapnyaBMKG masih belum bisa memastikan aktivitas sesar yang menyebabkan gempa di Sumedang.
Baca SelengkapnyaGempa susulan terjadi pascagempa yang mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur, Jumat (22/3).
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat dua kali gempa susulan yang dipicu aktivitas deformasi batuan di bidang kontak antar lempang (megathrust)
Baca SelengkapnyaGempa terakhir yang teramati BMKG terjadi pada pukul 18.12 WIB tadi bermagnitudo 2,4 yang berpusat di darat dengan kedalaman 7 meter arah Barat Daya Cianjur.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan analisis tim BMKG, rentetan gempa tersebut tersebar di beberapa titik yang berlokasi di darat Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaKetiga wilayah tersebut memiliki jarak paling dekat dengan pertemuan lempeng subduksi yang dapat memicu gempa berkekuatan tinggi.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat selama periode tersebut lebih dari 35 kali gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumatera Barat dengan rata-rata berkekuatan 3 magnitudo.
Baca SelengkapnyaPotensi gempa ini harus diwaspadai masyarakat maupun pemerintah untuk menghindari risiko besar dampak dari kejadian bencana tersebut.
Baca SelengkapnyaGempa susulan itu terjadi usai dilanda gempa 4,6 MG di Kabupaten Batang pukul 15.30 WIB.
Baca SelengkapnyaGempa dirasakan di pelbagai wilayah NTT. Gempa sebelumnya terjadi pada Senin (24/7) siang.
Baca SelengkapnyaGempa bumi magnitudo 6,1 yang mengguncang Kupang tak berpotensi tsunami.
Baca Selengkapnya