BNPB Abadikan Nama Sutopo untuk Ruang Auditorium
Merdeka.com - Boyolali Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo akan memberikan beasiswa pendidikan untuk kedua anak Sutopo Purwo Nugroho. Selain itu, nama Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB itu juga akan diabadikan menjadi nama auditorium di institusinya.
Doni Monardo datang ke rumah keluarga orang tua Sutopo di Boyolali bersama dengan Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Imam Wahyudi. Keluarga Sutopo menyambut langsung kedatangan rombongan Kepala BNPB.
Selanjutnya, orangtua Sutopo bersama istri almarhum dan kedua anaknya mempersilahkan Doni Monardo dan tamu lainnya untuk masuk ke dalam rumah. Pertemuan yang berbalut silaturahmi itu digelar tertutup.
-
Bagaimana Suprawoto menjaga ibunya? Suprawoto mengatakan, saat ini ibunya masih dalam kondisi sehat. Padahal usianya sudah menginjak 86 tahun.
-
Bagaimana cara menyampaikan ucapan untuk orang sakit? Bagikan ucapan untuk orang sakit tersebut kepada keluarga, saudara, sahabat, hingga kekasih jika mereka tengah merasakan kondisi yang tak prima. Bagikan semangat agar kondisi mereka segera lekas pulih seperti sedia kala. Jarak pun bukan penghalang.
-
Siapa yang meninggal karena kanker? Pada 30 November 2003, Adhemar Dion, ayah Celine Dion, meninggal dunia karena kanker di Montreal, Kanada, saat berusia 80 tahun.
-
Kenapa harus bersyukur saat sakit? Bersyukurlah ketika kamu mengalami sakit, itu tandanya Tuhan sangat mengistimewakan kamu dengan perhatiian-perhatian kecilnya.
-
Apa arti kata-kata untuk orang meninggal di SUMUT? Beberapa ucapan ini terdengar sederhana, namun dapat menunjukkan perhatian dan rasa empati dari orang-orang yang sedang berduka cita. Kata-kata ucapan untuk orang meninggal ini juga dapat memberikan dukung dan motivasi bagi keluarga yang ditinggalkan. Dengan pelipur, maka rasa sedih dan beban yang sedang mereka rasakan bisa sedikit berkurang.
-
Apa yang dialami oleh kanker paru? Kanker merupakan kelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam tubuh. Sel-sel abnormal ini dapat berkembang dan menyerang bagian tubuh mana pun akibat gangguan pada tingkat genetik.
Usai pertemuan, Doni Monardo mengatakan tujuan kedatangannya kembali ke rumah duka untuk bersilaturahmi dengan keluarga Sutopo. Dalam pertemuan itu juga membahas berbagai hal, di antaranya terkait masalah keberlangsungan pendidikan kedua anak Sutopo.
"Kita berpikir bagaimana agar kedua putra Pak Topo mendapatkan pendidikan yang terbaik dan sampai selesai," kata Doni Monardo di rumah orangtua Sutopo di Boyolali, Kamis, 11 Juli 2019.
Sebagai bentuk kepedulian itu diwujudkan dengan memberikan beasiswa kepada dua anak Sutopo. Menurut Doni beasiswa tersebut akan membiaya pendidikan putra Sutopo hingga lulus perguruan tinggi. Bahkan, tawaran beasiswa itu bermunculan dari sejumlah perusahaan setelah kabar meninggalnya Sutopo.
"Beberapa pihak memang telah menawarkan untuk memberikan beasiswa kepada dua putra Pak Topo. Ada BUMN, perusahaan swasta dan kalangan pribadi yang menyampaikan kepada saya akan membantu memberikan beasiswa," ujar dia.
©2019 Merdeka.com/Arie SunaryoSelain beasiswa, Doni juga ingin menjamin masa depan kedua anak tersebut, yakni mencarikan pekerjaan setelah lulus kuliah nanti. "Sampai selesai kuliah dan sampai nanti mendapatkan pekerjaan," tuturnya.
Sementara itu orangtua Sutopo, Suharsono sangat berterima kasih kepada BNPB yang telah memberikan perhatian yang lebih untuk kedua cucunya. Apalagi tawaran beasiswa pendidikan itu akan diberikan hingga nanti setelah selesai kuliah.
"Memang dari BNPB memberikan beasiswa kepada kedua anaknya sampai dengan selesai sekolahnya. Tapi tidak diterangkan sampai S1, S2 atau S3. Pokoknya diberi beasiswa, kami berterima kasih," ucapnya.
Selain memberikan beasiswa, dalam pertemuan itu juga membahas mengenai penghargaan yang akan diberikan kepada Sutopo. Lantas, ia pun membocorkan bahwa dalam pertemuan itu Kepala BNPB sempat mengutarakan keinginannya untuk mengabadikan nama putranya sebagai nama auditorium di Kantor BNPB.
"Tadi Pak Doni bilang auditorium di BNPB akan diberi nama Sutopo. Rencananya seperti itu," kata dia.
Sutopo Terima Penghargaan
Meninggalnya Sutopo menyebabkan beberapa pihak memberikan penghargaan kepadanya. Seperti halnya Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) yang memberikan penghargaan kepada Sutopo. Penghargaan itu diserahkan Ketua ATVSI, Ishadi SK kepada istri Sutopo, Retno Utami Yulianingsih yang didampingi mertuanya, Suharsono di rumah duka Boyolali, Rabu sore, 10 juli 2019.
Ishadi mengatakan yang melatarbelakangi pemberian penghargaan itu karena figur Sutopo memiliki jasa dan peran yang sangat besar dalam memberikan informasi bencana alam yang terjadi di Tanah Air. Bahkan, informasi yang disampaikan Sutopo sangat rinci dan tepat.
"Begitu ada kejadian dan kita gagap, beliau sudah memberikan pernyataan, ini gempanya seperti ini, ini gempanya seperti itu. Karena datanya lengkap dan detail, kita tidak perlu mengedit lagi," ujarnya.
Penghargaan yang sama juga diberikan oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di rumah orang tua Sutopo di Boyolali pada Kamis, 11 Juli 2019. Pemberian penghargaan itu berupa karya karikatur yang memuat gambar Sutopo lengkap dengan tulisan pesan ‘Pengabdian tanpa henti. Hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia, tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain’.
Sutopo Menjadi Suri Tauladan
Ketua Dewan Pertimbangan IJTI, Imam Wahyudi mengatakan Sutopo sebagai figur publik layak menjadi suri tauladan bagi pejabat dan publik. Pasalnya, sebagai seorang pejabat selalu terbuka saat dimintai informasi soal peristiwa bencana.
"Seperti nggak ada yang disembunyikan benar-benar clear. Bukan hanya bagi wartawan nasional, tapi juga internasional. Beliau bisa menjalankan komunikasi publik yang benar-benar diperlukan," ucapnya.
Ia menaruh hormat setinggi-tingginya atas sikap Sutopo yang tetap bekerja memberikan informasi meskipun kondisinya sakit. Bahkan, penyakit kanker paru-paru stadium 4B yang diderita Sutopo saat itu justru tidak menjadikannya sebagai hambatan saat bekerja melayani media.
"Spirit ini harusnya ditularkan dan dijaga sebagai api yang jangan sampai padam. Kalau bisa menginspirasi siapapun. Termasuk kita juga sebagai jurnalis," kata dia.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemilu tinggal hitungan hari, petugas KPPS tentu tengah disibukkan dengan segala persiapan menuju hari pencoblosan.
Baca SelengkapnyaKondisi Parto Patrio kini sedang tak baik-baik saja. Pria berusia 63 tahun itu terbaring sakit akibat terkena batu ginjal.
Baca SelengkapnyaMeski dirinya sakit dan terbaring lemah namun Rieke tetap aktif bekerja menjadi pembicara dalam acara sosialisasi.
Baca SelengkapnyaArtis senior Kiki Fatmala meninggal dunia pada Jumat (1/12). Diketahui, pemain film 'Si Manis Jembatan Ancol' ini sempat berjuang melawan kanker stadium 4.
Baca SelengkapnyaPurnawirawan marinir bintang 2 Bambang Sutisno sopiri ambulance untuk antar sahabatnya ke peristirahatan terakhir.
Baca SelengkapnyaKopka Sunar tetap bersemangat meski menderita penyakit yang tergolong mengerikan
Baca SelengkapnyaWanita ini ceritakan pengalamannya sembuh dari kanker darah stadium 4, bikin merinding.
Baca SelengkapnyaMantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen (Purn) Doni Monardo meninggal dunia di Rumah Sakit Siloam Semanggi Jakarta, Minggu (3/12)
Baca SelengkapnyaSaat acara dimulai, Vidi Aldiano terlihat memegang perutnya dengan ekspresi meringis yang jelas terlihat di wajahnya.
Baca SelengkapnyaDi tengah keterbatasan, sosok Sukarno begitu menginspirasi di Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024.
Baca SelengkapnyaArtis cantik ini mampu mencuri hati para masyarakat Indonesia dengan kemampuan akting dan parasnya yang diatas rata-rata.
Baca SelengkapnyaKombes Agung Marlianto perwira polisi lulusan terbaik Akademi Polisi tahun 1998. Dia juga meraih penghargaan Adhi Makayasa atas prestasinya tersebut.
Baca Selengkapnya