BNPB Catat Sejumlah Daerah Dilanda Bencana Hidrometeorologi
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat waspadai bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah Indonesia. Fenomena hidrometeorologi seperti banjir bandang, banjir dan angin kencang mendominasi kejadian awal pekan ini.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, berdasarkan laporan dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB. Adapun daerah yang perlu mewaspadai bencana hidrometeorologi seperti Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kabupaten Cilacap.
"Kejadian terkini, yakni banjir bandang di Kabupaten Sukabumi yang terjadi pada Senin (21/9) dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan satu lagi masih dalam pencarian," kata Raditya dalam keterangannya, Selasa (22/9).
-
Bagaimana hujan tak menentu terjadi di Indonesia? Semua faktor ini menyebabkan cuaca menjadi tidak menentu, dengan perubahan ekstrem dari panas yang menyengat hingga hujan deras dalam waktu singkat.
-
Kapan musim hujan di Indonesia biasanya dimulai? 'Musim kemarau akan berakhir di sebagian besar wilayah Indonesia mulai akhir Oktober ini, dan awal musim hujan secara bertahap, dimulai awal November 2023,' tulis BMKG dalam keterangan resminya dilansir Rabu (4/10/2023).
-
Kapan musim hujan di Indonesia? Dengan datangnya musim hujan pada November 2024, Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan kesehatan yang harus diwaspadai oleh seluruh masyarakat.
-
Kenapa hujan di Indonesia tidak menentu? Perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah masa peralihan musim, yang dikenal sebagai pancaroba. Selama masa ini, perubahan cuaca yang tidak menentu sering terjadi, seperti saat beralih dari musim kemarau ke musim hujan, dan sebaliknya.
-
Mengapa cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jakarta? Cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) atau fenomena perambatan awan yang memasuki wilayah Indonesia.
Raditya mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi masih terus melakukan pemutakhiran data dari lapangan pasca banjir bandang kemarin. Banjir bandang menerjang tiga kecamatan di Sukabumi, Jawa Barat, yaitu Kecamatan Cicurug, Parungkuda dan Cidahu.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Senin (21/9) sekitar pukul 17.00 WIB. Banjir disebabkan luapan dua sungai Cianten dan Cisakati yang berada di wilayah kampung Muara 1. Lokasi terdampak di kabupaten ini berada di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan.
"Masih di wilayah Jawa Barat, Kota Bogor juga terdampak banjir pada awal pekan, Senin (21/9), pukul 18.30 WIB," ujarnya.
Raditya mengatakan, penyebab genangan di Kota Bogor adalah hujan dengan intensitas tinggi. Sehingga memicu meluapnya debit air Sungai Cisadane. Wilayah yang terpantau terjadi genangan, yaitu di Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah. Tinggi muka air terpantau sekitar 30 cm.
Sementara itu, Raditya juga menyampaikan beberapa fenomena hidrometerologi di Jawa Tengah. Angin kencang melanda Kabupaten Cilacap. Akibatnya, satu rumah roboh akibat insiden angin kencang yang terjadi pada Senin (21/9), pukul 12.30 WIB.
Angin kencang terjadi di Desa Sudagaran, Kecamatan Sidareja, Cilacap. Kejadian serupa terjadi di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, pada Minggu (20/9), pukul 13.30 WIB.
Selama bulan September-Oktober ini, periode peralihan musim atau pancaroba dari musim kemarau ke penghujan masih berlangsung di beberapa wilayah Indonesia. Raditya mengatakan, kondisi tersebut dapat memicu kondisi hujan tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
"Serangkaian kejadian bencana di atas menambah daftar jumlah kejadian dari awal Januari 2020 hingga pertengahan September 2020," ucapnya
Berdasarkan Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga kemarin (21/9), 2.069 bencana telah terjadi dengan korban meninggal dunia mencapai 283 jiwa. Bencana didominasi fenomena hidrometeorologi berupa banjir 773 kejadian, puting beliung 547, dan tanah longsor 378. Sedangkan fenomena hidrometeorologi lainnya yaitu kebakaran hutan dan lahan berjumlah 303 kejadian dan kekeringan 22.
Raditya juga menyampaikan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada potensi hujan sedang hingga lebat bersifat lokal disertai angin kencang, kilat/petir pada siang/sore hingga menjelang malam hari (22/9) di wilayah Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten dan Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten dan Kota Bogor, serta Kabupaten dan Kota Sukabumi.
"BMKG juga telah mengeluarkan informasi prakiraan awal musim hujan tahun 2020. Sebagian besar wilayah Indonesia diprediksikan akan memasuki periode awal musim hujan mulai akhir bulan Oktober-November 2020," tuturnya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain hujan lebat, BMKG juga memprakirakan hujan yang disertai kilat dan petir
Baca SelengkapnyaBMKG keluarkan peringatan dini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sejumlah wilayah di Indonesia
Baca SelengkapnyaSalah satunya adalah masa peralihan musim, yang dikenal sebagai pancaroba.
Baca SelengkapnyaKondisi ini biasa terjadi karena pengaruh fenomena cuaca global dan regional.
Baca SelengkapnyaKarena itu, semua pihak diminta mewaspadai potensi yang dapat menyertainya.
Baca SelengkapnyaBeberapa hari terakhir Jakarta dan sekitarnya dilanda hujan lebat
Baca SelengkapnyaPeningkatan potensi hujan itu karena beberapa wilayah Indonesia mulai kembali pada fenomena iklim La Nina
Baca SelengkapnyaIndonesia bagian tengah dan timur mayoritas masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras pada Agustus
Baca SelengkapnyaBerikut adalah penjelasan lengkap BMKG tentang cuaca hujan belum mereta di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaPrediksi hujan tersebut akan terjadi diberbagai daerah diantaranya Sumatera Barat, Bengkulu hingga Jawa Barat.
Baca Selengkapnya