Bocah 9 tahun di Denpasar meninggal akibat rabies
Merdeka.com - Seorang bocah berumur 9 tahun bernama Anak Agung Gede Arimbawa meninggal diduga akibat rabies. Dia meninggal setelah dilarikan ke UGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung, Senin (7/3).
Putra sulung dari Anak Agung Gede Putrawan dan Jero Seruli asal Banjar Koripan Tengah, Desa Banjarangkan, Klungkung tersebut digigit anjing liar sekitar dua minggu lalu. Kala itu, dia sedang asyik bermain di sekitar rumahnya.
Namun bocah yang akrab disapa Gungde Yoga itu tak menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya. Hingga akhirnya muncul gejala-gejala seperti demam tinggi serta sesak napas.
-
Dimana anjing berada? Terlihat dalam video, seeokor anjing duduk di sebuah kursi plastik dengan tenang. Sedihnya, di belakang kursinya terdapat peti mati. Diketahui, itu merupakan peti mati milik tuannya. Ia juga tampak selalu setia berada di sisi sang tuan.
-
Bagaimana hewan liar bisa menyebabkan penyakit? Sejumlah penyakit bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Beberapa penyakit menular ini termasuk: Flu burung, Salmonella, Tuberkulosis, Campak, Virus herpes B.
-
Kenapa anjing liar dipilih? Para ilmuwan memilih anjing liar ini karena dianggap cukup kuat dan memiliki ketahanan yang diperlukan untuk bertahan hidup dalam kondisi ekstrem.
-
Di mana anjing itu terlihat? Meskipun turis sering melakukan tur paralayang di sekitar monumen ini karena pendakian piramida dilarang, Lang mendapati pemandangan yang tak biasa di puncak piramida kuno tersebut. Mengutip NDTV, Kamis (17/10), Ia melihat seekor anjing sedang mengejar burung di puncak piramida.
-
Dimana kucing liar itu ditemukan? Pada Sabtu (29/7), warga Sampangan, Kota Semarang dihebohkan dengan kemunculan seekor kucing liar yang mengeluarkan air liur.
-
Dimana anjing itu ditemukan? Saat menceritakan kepada Newsweek, dia mengenang, 'Saya bertemu anjing ini pada hari kedua, saat saya mendekati titik tertinggi di jalan setapak Punta Union pada ketinggian 4.750 meter sekitar 15.583 kaki di atas permukaan laut,' ungkap pendaki itu.
"Saat pasien tiba di UGD kondisinya demam tinggi dan sesak napas," ujar salah seorang petugas di UGD RSUD Klungkung yang enggan disebutkan namanya.
Agung Bagi, salah seorang kerabat korban menuturkan bahwa sebelum meninggal korban memang menunjukkan gejala-gejala rabies.
"Kondisinya bisa dibilang sudah parah, sudah tidak berani saat melihat lampu dan air," ungkap Agung, ditemui di Rumah sakit.
Saat ini jenazah siswa kelas IV di SDN 2 Banjarangkan tersebut sudah berada di rumah duka dan akan dikubur pada sore hari nanti.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca SelengkapnyaBocah laki-laki itu digigit anjing pada Selasa, 6 Februari sekitar pukul 15.00 WITA.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca SelengkapnyaKorban pun tak berdaya digigit di bagian kepalanya.
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban tidak membuat laporan dan pemilik anjing bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaAkibat digigit anjing tersebut, mata bocah harus mendapatkan perawatan serius.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke rumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong
Baca SelengkapnyaPeristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke RSUD Puri Husada Tembilahan namun nyawanya tidak terselamatkan.
Baca SelengkapnyaKetiga korban terdiri dari dua pria dewasa dan bocah berusia 10 tahun.
Baca SelengkapnyaAnjing yang dinyatakan bebas observasi penyakit rabies oleh dinas berwenang dikategorikan sebagai anjing yang sehat.
Baca Selengkapnya