Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan, Ini Akar Masalah Tumbuhnya Radikalisme di RI

Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan, Ini Akar Masalah Tumbuhnya Radikalisme di RI bom medan. ©2019 instagram warung_jurnalis

Merdeka.com - Radikalisme menjadi salah satu konsen pemerintahan Jokowi. Sebab, radikalisme dinilainya menjadi biang kerok aksi teror yang selama ini terjadi di tanah air.

Kemarin, aksi bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Medan. Pelaku diduga terpapar radikalisme karena belajar dari media sosial.

"Hanya ada kemungkinan mereka dari jaringan yang lain atau mungkin satu jaringan yang belajar dari media sosial," kata Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto.

Menteri Agama Fachrul Razi menyebut banyak masyarakat yang terpapar radikalisme karena sering mencari informasi di dunia maya. Dia merujuk data yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tahun 2019. Menurutnya, masyarakat Indonesia kerap mencari ihwal keberadaan Tuhan lewat internet. Mereka juga menyebarkan konten tentang agama.

"Dengan mengutip indeks desiminasi media sosial yang diterbitkan BNPT tahun 2019 diperoleh angka indeks sebesar 39,89. Ini (patokan) indeks tertingginya 100, 9,89 orang Indonesia yang menggunakan medsos mencari dan menyebarkan konten tentang agama," kata Fachrul.

Akibatnya, kata Fachrul, pemikiran keagamaan sebagian besar masyarakat cenderung intoleran dan rawan terpapar ideologi radikal.

Namun, apa sesungguhnya akar dari radikalisme? Berikut ulasannya:

Masalah Ekonomi dan Ketidakadilan

Salah satu penyebab radikalisme muncul di Indonesia, yaitu masalah ekonomi hingga ketidakadilan. Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin menjelaskan untuk memerangi radikalisme harus ada tanggung jawab penguatan pemahaman keagamaan.

"Persoalan ekonomi, kesenjangan sosial, ketidakpuasan, dan juga ketidakadilan dapat menjadi penyebab radikalisme," kata Kamaruddin, Senin (11/11).

Kamaruddin juga mengatakan tetap harus ada kewaspadaan dengan melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi radikalisme.

Kepala Pusat penelitian Politik, Adriana Elizabeth juga mengatakan salah satu penyebab radikalisme muncul di Indonesia karena menyangkut urusan ideologi maupun finansial. Menurutnya, kelompok radikal mudah sekali tersebar karena janji-janji kebutuhan finansial yang bakal tercukupi.

Kerentanan Individu

Selain itu, radikalisme juga muncul karena rentannya individu terhadap ajaran-ajaran baru. Apalagi bagi seseorang yang masih mencari jati, mereka rentan sekali dengan berbagai ajaran baru di sekeliling mereka.

Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid menjelaskan apabila seseorang, termasuk anak muda, terekspose ajaran-ajaran kebencian, mereka bisa menjadi radikal. Apalagi jika materi kebencian itu diselipkan narasi agama.

"Dari dulu kami peringatkan hati-hati terhadap penyebaran materi secara online atau offline, bisa tulisan atau ceramah," kata Yenny, 15 Mei 2018.

Menurutnya, materi yang mengajarkan kebencian memiliki andil besar pula dalam menyebarkan kebencian. Ditambah penyebaran materi-materi radikal yang tak dikontrol di ruang publik.

"Misal perekrutan secara online, (seseorang) punya minat atau tidak. Kalau minat, akan dikirim materinya lewat offline," kata Yenny.

Hal itu juga disampaikan oleh Kepala Pusat penelitian Politik, Adriana Elizabeth. Menurut Adriana, mudahnya fasilitas seperti fasilitas dan transportasi menjadi alasan seseorang bergabung dengan kelompok radikal. "Ini bisa dilihat dalam perekrutan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS," kata Adriana, 19 Februari 2018.

Selain itu, pemahaman soal penyucian diri juga menjadi alasan bagi seseorang yang masuk ke lingkaran radikalisme.

Buruknya Etika Para Elite Politik

Tak hanya soal individu, soal politik juga menjadi penyebab mudahnya seseorang menganut ajaran radikalisme. Kepala Pusat penelitian Politik, Adriana Elizabeth menjelaskan etika para elite politik yang buruk menyebabkan masyarakat menjadi apatis terhadap demokrasi. Kemudian, radikalisme menjadi jalan alternatif.

"Permusuhan antar elite politik juga tidak baik. Hal semacam ini menimbulkan sinisme bahwa demokrasi bukan yang terbaik," tutur Adriana, 19 Februari 2018.

Kurangnya Pemahaman Pancasila

Tjahjo Kumolo yang saat itu menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri menuturkan bahwa lahirnya radikalisme dan terorisme yang belakangan ini ramai di Indonesia ini dikarenakan adanya pemahaman agama yang tidak benar. Kemudian hal ini masih ditambah dengan kurangnya dialog antar umat beragama. Selain itu ketidakadilan, kesenjangan sosial dan diskriminasi.

"Akar masalah lainnya adalah residu kebebasan pasca reformasi. Lemahnya pemahaman Pancasila dan pengaruh gerakan radikal di Timur Tengah juga memicu adanya radikalisme dan terorisme," kata Tjahjo, 31 Oktober 2017.

Untuk menangkal radikalisme, sambung Tjahjo, perlu banyak diskusi atau seminar terkait paham radikalisme. Dialog-dialog dan seminar yang digelar akan membuat masyarakat dan mahasiswa paham tentang radikalisme.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BPIP: Sikap Intoleransi Akar Masalah Radikalisme dan Terorisme
BPIP: Sikap Intoleransi Akar Masalah Radikalisme dan Terorisme

Pancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi

Baca Selengkapnya
BNPT Ungkap Hanya Teroris di Indonesia Libatkan Anak Kecil: Di Luar Negeri Tidak Ada
BNPT Ungkap Hanya Teroris di Indonesia Libatkan Anak Kecil: Di Luar Negeri Tidak Ada

Saat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Kepala BNPT Ungkap Pola Serangan Terorisme Kini Berubah, Generasi Muda jadi Sasaran
Kepala BNPT Ungkap Pola Serangan Terorisme Kini Berubah, Generasi Muda jadi Sasaran

Kepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri

Tim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
Brigadir RAT Ditemukan Tewas Bunuh Diri, Pengamat: Pembinaan Mental Menjadi Penting untuk Anggota
Brigadir RAT Ditemukan Tewas Bunuh Diri, Pengamat: Pembinaan Mental Menjadi Penting untuk Anggota

Brigadir RAT Ditemukan Tewas Bunuh Diri, Pengamat: Pembinaan Mental Menjadi Penting untuk Anggota

Baca Selengkapnya
Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa Ingin Benturkan Masyarakat
Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa Ingin Benturkan Masyarakat

Setiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.

Baca Selengkapnya
Kasus Bunuh Diri di Indonesia Kian Meningkat, Darurat Kesehatan Mental
Kasus Bunuh Diri di Indonesia Kian Meningkat, Darurat Kesehatan Mental

Dalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.

Baca Selengkapnya
Dua Terduga Teroris Perakit Bom di Polsek Astana Anyar Ditangkap!
Dua Terduga Teroris Perakit Bom di Polsek Astana Anyar Ditangkap!

Dua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap

Baca Selengkapnya
Ini Motif Anggota Polresta Manado Bunuh Diri dengan Menembak Kepala di Jaksel
Ini Motif Anggota Polresta Manado Bunuh Diri dengan Menembak Kepala di Jaksel

Polisi mengungkap penyebab kematian anggota Polresta Manado Brigadir RA bunuh diri dengan menembak kepala di Jaksel.

Baca Selengkapnya
Remaja 19 Tahun Diciduk Densus, Generasi Muda Dinilai Rentan Terpapar Radikalisme
Remaja 19 Tahun Diciduk Densus, Generasi Muda Dinilai Rentan Terpapar Radikalisme

Menjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.

Baca Selengkapnya
Membedah Aturan KUHP Tindak Pidana Terorisme dan Perlunya Kehati-hatian dalam Penanganan Pelaku
Membedah Aturan KUHP Tindak Pidana Terorisme dan Perlunya Kehati-hatian dalam Penanganan Pelaku

Salah satu praktik yang masih ditemui saat ini adalah terorisme yang berbasis ideologi agama dan kekerasan.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Kota Batu, Ternyata Simpatisan Kelompok yang Berafiliasi dengan ISIS
5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Kota Batu, Ternyata Simpatisan Kelompok yang Berafiliasi dengan ISIS

Terduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.

Baca Selengkapnya