Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan, Ini Akar Masalah Tumbuhnya Radikalisme di RI
Merdeka.com - Radikalisme menjadi salah satu konsen pemerintahan Jokowi. Sebab, radikalisme dinilainya menjadi biang kerok aksi teror yang selama ini terjadi di tanah air.
Kemarin, aksi bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Medan. Pelaku diduga terpapar radikalisme karena belajar dari media sosial.
"Hanya ada kemungkinan mereka dari jaringan yang lain atau mungkin satu jaringan yang belajar dari media sosial," kata Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto.
-
Mengapa kejahatan massal terjadi? Bukti adanya kekejaman di dunia tidak secara langsung membuktikan bahwa manusia jahat secara inheren. Sebaliknya, psikologi sosial sering kali mengabaikan konteks sosial yang lebih luas. Menurut para peneliti, sifat otoritarian yang menghasilkan kekejaman massal biasanya muncul dalam masyarakat yang kompleks.
-
Apa yang meledak di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Apa penyebabnya? Selingkuh adalah pilihan yang diambil oleh individu tersebut, dan tidak ada yang bisa dilakukan oleh pasangan untuk mengendalikan perilaku ini. Oleh karena itu, selama seseorang belum benar-benar memahami alasan di balik tindakannya, perubahan akan sulit untuk dicapai.
-
Mengapa penembakan terjadi? Serangan tersebut menyebabkan kebakaran hebat di gedung itu.
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak. Mengutip Al Jazeera, setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka. Korban tewas didmoinasi oleh wanita dan anak-anak.
-
Apa yang memicu kebakaran di Bromo? Fakta penyebab kebakaran di Bukit Teletubbies Kawasan Gunung Bromo, terungkap bahwa salah satu dari lima flare asap yang digunakan meledak saat dinyalakan.
Menteri Agama Fachrul Razi menyebut banyak masyarakat yang terpapar radikalisme karena sering mencari informasi di dunia maya. Dia merujuk data yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tahun 2019. Menurutnya, masyarakat Indonesia kerap mencari ihwal keberadaan Tuhan lewat internet. Mereka juga menyebarkan konten tentang agama.
"Dengan mengutip indeks desiminasi media sosial yang diterbitkan BNPT tahun 2019 diperoleh angka indeks sebesar 39,89. Ini (patokan) indeks tertingginya 100, 9,89 orang Indonesia yang menggunakan medsos mencari dan menyebarkan konten tentang agama," kata Fachrul.
Akibatnya, kata Fachrul, pemikiran keagamaan sebagian besar masyarakat cenderung intoleran dan rawan terpapar ideologi radikal.
Namun, apa sesungguhnya akar dari radikalisme? Berikut ulasannya:
Masalah Ekonomi dan Ketidakadilan
Salah satu penyebab radikalisme muncul di Indonesia, yaitu masalah ekonomi hingga ketidakadilan. Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin menjelaskan untuk memerangi radikalisme harus ada tanggung jawab penguatan pemahaman keagamaan.
"Persoalan ekonomi, kesenjangan sosial, ketidakpuasan, dan juga ketidakadilan dapat menjadi penyebab radikalisme," kata Kamaruddin, Senin (11/11).
Kamaruddin juga mengatakan tetap harus ada kewaspadaan dengan melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi radikalisme.
Kepala Pusat penelitian Politik, Adriana Elizabeth juga mengatakan salah satu penyebab radikalisme muncul di Indonesia karena menyangkut urusan ideologi maupun finansial. Menurutnya, kelompok radikal mudah sekali tersebar karena janji-janji kebutuhan finansial yang bakal tercukupi.
Kerentanan Individu
Selain itu, radikalisme juga muncul karena rentannya individu terhadap ajaran-ajaran baru. Apalagi bagi seseorang yang masih mencari jati, mereka rentan sekali dengan berbagai ajaran baru di sekeliling mereka.
Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid menjelaskan apabila seseorang, termasuk anak muda, terekspose ajaran-ajaran kebencian, mereka bisa menjadi radikal. Apalagi jika materi kebencian itu diselipkan narasi agama.
"Dari dulu kami peringatkan hati-hati terhadap penyebaran materi secara online atau offline, bisa tulisan atau ceramah," kata Yenny, 15 Mei 2018.
Menurutnya, materi yang mengajarkan kebencian memiliki andil besar pula dalam menyebarkan kebencian. Ditambah penyebaran materi-materi radikal yang tak dikontrol di ruang publik.
"Misal perekrutan secara online, (seseorang) punya minat atau tidak. Kalau minat, akan dikirim materinya lewat offline," kata Yenny.
Hal itu juga disampaikan oleh Kepala Pusat penelitian Politik, Adriana Elizabeth. Menurut Adriana, mudahnya fasilitas seperti fasilitas dan transportasi menjadi alasan seseorang bergabung dengan kelompok radikal. "Ini bisa dilihat dalam perekrutan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS," kata Adriana, 19 Februari 2018.
Selain itu, pemahaman soal penyucian diri juga menjadi alasan bagi seseorang yang masuk ke lingkaran radikalisme.
Buruknya Etika Para Elite Politik
Tak hanya soal individu, soal politik juga menjadi penyebab mudahnya seseorang menganut ajaran radikalisme. Kepala Pusat penelitian Politik, Adriana Elizabeth menjelaskan etika para elite politik yang buruk menyebabkan masyarakat menjadi apatis terhadap demokrasi. Kemudian, radikalisme menjadi jalan alternatif.
"Permusuhan antar elite politik juga tidak baik. Hal semacam ini menimbulkan sinisme bahwa demokrasi bukan yang terbaik," tutur Adriana, 19 Februari 2018.
Kurangnya Pemahaman Pancasila
Tjahjo Kumolo yang saat itu menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri menuturkan bahwa lahirnya radikalisme dan terorisme yang belakangan ini ramai di Indonesia ini dikarenakan adanya pemahaman agama yang tidak benar. Kemudian hal ini masih ditambah dengan kurangnya dialog antar umat beragama. Selain itu ketidakadilan, kesenjangan sosial dan diskriminasi.
"Akar masalah lainnya adalah residu kebebasan pasca reformasi. Lemahnya pemahaman Pancasila dan pengaruh gerakan radikal di Timur Tengah juga memicu adanya radikalisme dan terorisme," kata Tjahjo, 31 Oktober 2017.
Untuk menangkal radikalisme, sambung Tjahjo, perlu banyak diskusi atau seminar terkait paham radikalisme. Dialog-dialog dan seminar yang digelar akan membuat masyarakat dan mahasiswa paham tentang radikalisme.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaSaat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaBrigadir RAT Ditemukan Tewas Bunuh Diri, Pengamat: Pembinaan Mental Menjadi Penting untuk Anggota
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaDalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.
Baca SelengkapnyaDua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap penyebab kematian anggota Polresta Manado Brigadir RA bunuh diri dengan menembak kepala di Jaksel.
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaSalah satu praktik yang masih ditemui saat ini adalah terorisme yang berbasis ideologi agama dan kekerasan.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca Selengkapnya