Bupati Purwakarta ingin perubahan tata kelola beras
Merdeka.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Provinsi Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, masih banyak warga di daerah lumbung padi, tapi ironis karena warga tersebut mengonsumsi beras miskin (raskin). Bahkan lebih parah lagi warganya sendiri kesulitan untuk memperoleh makanan pokok tersebut.
"Kebanyakan warga di daerah tersebut berprofesi sebagai petani penggarap, bukan pemilik. Tapi kenapa masyarakatnya mengonsumsi beras raskin," kata Dedi di Bandung, Selasa (20/9).
Dedi kemarin baru saja memberikan pengarahan penyusunan APBD 2017 kepada seluruh kepala daerah dan anggota dewan dari Partai Golkar, di kantor DPD Golkar Provinsi Jabar.
-
Kenapa bantuan beras Jateng disalurkan? 'Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,' kata Nana.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Bagaimana caranya agar beras sampai ke masyarakat? 'Yang paling penting memang bagaimana mendistribusikan secara baik dan sampai ke pasar, sampai ke masyarakat,' jelas Jokowi.
-
Mengapa Bulog menyalurkan bantuan beras? Dirinya juga menegaskan bahwa dengan disalurkannya kembali Bantuan Pangan beras pasca Pemilu ini merupakan bukti nyata program Bantuan Pangan beras ini tidak memiliki keterkaitan dengan agenda politik tertentu, sehingga dapat dipastikan tujuannya adalah membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang membutuhkan.
-
Kenapa Mentan meminta agar distributor pupuk tidak mempersulit petani? 'Saya katakan, produksi turun karena dua hal. Pertama, sarana produksi seperti pupuk tidak dipenuhi, kemudian harga tidak menentu. Karena itu, jangan ganggu petani dengan ulah distributor dan pengecer pupuk yang menyulitkan produksi komoditas pangan.'
Dedi yang merupakan Bupati Purwakarta itu menyebut, kondisi tersebut terjadi karena pendistribusian beras yang tidak berpihak kepada mereka. Tata kelola pertanian di Tanah Air dinilai belum berpihak kepada masyarakat khususnya petani itu sendiri.
"Padahal kebutuhan beras nasional disumbang daerah itu," ungkapnya.
Daerah di Jabar seperti Kabupaten Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon diketahui merupakan salah satu penyumbang terbesar beras nasional.
Dia menambahkan, petani menjual seluruh beras yang dihasilkannya untuk memasok kebutuhan nasional. Seharusnya, kata dia, petani tidak menjual seluruhnya, melainkan menyimpan sebagian untuk cadangan konsumsi mereka. Tak hanya itu, menurutnya upah bagi petani penggarap tidak mesti seluruhnya berupa uang.
"Harusnya sebagian dibayar beras. Jadi mereka (petani) tidak kesulitan memperoleh beras," ujarnya.
Sehingga, kata dia, dengan tata kelola seperti ini, petani yang bisa disebut sebagai produsen beras harus menanggung biaya pengiriman beras yang dikonsumsinya.
"Beras yang mereka hasilkan harus dibeli lagi. Mereka menjual gabah. Setelah jadi beras, dibawa ke BULOG. Dari BULOG, dibawa lagi ke daerah petani untuk dibeli. Yang bikin miris, mereka pun harus menanggung ongkos pengiriman dengan harga jual yang ada," paparnya.
Oleh karena itu, dia merasa perlu adanya peraturan yang memperbaiki tata kelola tani. "Harus mulai dibuat peraturan desa yang mengatur tata kelola beras," ujarnya. Menurutnya penyusunan APBD, diperlukan data yang akurat untuk menuntaskan kemiskinan. Data yang ada saat ini belum diperbaharui secara aktif.
Hal ini berdampak kepada program yang dijalankan pemerintah. "Data kita kurang diperbaharui. BPS lima tahun sekali, hasilnya enggak connecting dengan anggaran. Ngomong kemiskinan 2017, tapi data BPS tiga tahun lalu," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Program BLT itu tidak boleh dikonversikan dalam bentuk barang, termasuk sembako.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan menyatakan perlunya merevitalisasi Koperasi Unit Desa (KUD) untuk menyelesaikan permasalahan kebutuhan petani
Baca SelengkapnyaHal itu untuk memastikan pengelolaan pangan berpihak kepada rakyat
Baca SelengkapnyaZulhas mengaku pening melihat bentroknya kewenangan aturan antara pusat dan daerah.
Baca SelengkapnyaMentan SYL menegaskan, petani penerima pupuk bersubsidi harus terdaftar sebagai penerima subsidi
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan persoalan kelangkaan pupuk juga menjadi sorotan dalam kunjungannya ke beberapa wilayah.
Baca SelengkapnyaPDIP mengaku miris melihat gudang Bulog hanya diisi beras impor.
Baca SelengkapnyaDi hadapan petani, Ganjar mengungkit momen debat perdana capres 2024.
Baca SelengkapnyaMegawati ingin para petani menikmati hasil kerjanya, sehingga pemerintah tidak perlu melakukan impor beras
Baca SelengkapnyaLuthfi mengklaim, petani banyak yang mengeluhkan Kartu Tani kurang praktis
Baca SelengkapnyaDesa Turus Patria, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten menjadi lokasi pertama yang dikunjungi Ekspedisi Perubahan oleh Ubah Bareng, Senin (8/1).
Baca SelengkapnyaPasalnya, selama menjabat sebagai Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dinilai gagal dan tidak becus dalam mengurus beras di Indonesia.
Baca Selengkapnya