Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bupati Purwakarta ingin perubahan tata kelola beras

Bupati Purwakarta ingin perubahan tata kelola beras Bupati Dedi Mulyadi. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Provinsi Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, masih banyak warga di daerah lumbung padi, tapi ironis karena warga tersebut mengonsumsi beras miskin (raskin). Bahkan lebih parah lagi warganya sendiri kesulitan untuk memperoleh makanan pokok tersebut.

"Kebanyakan warga di daerah tersebut berprofesi sebagai petani penggarap, bukan pemilik. Tapi kenapa masyarakatnya mengonsumsi beras raskin," kata Dedi di Bandung, Selasa (20/9).

Dedi kemarin baru saja memberikan pengarahan penyusunan APBD 2017 kepada seluruh kepala daerah dan anggota dewan dari Partai Golkar, di kantor DPD Golkar Provinsi Jabar.

Dedi yang merupakan Bupati Purwakarta itu menyebut, kondisi tersebut terjadi karena pendistribusian beras yang tidak berpihak kepada mereka. Tata kelola pertanian di Tanah Air dinilai belum berpihak kepada masyarakat khususnya petani itu sendiri.

"Padahal kebutuhan beras nasional disumbang daerah itu," ungkapnya.

Daerah di Jabar seperti Kabupaten Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon diketahui merupakan salah satu penyumbang terbesar beras nasional.

Dia menambahkan, petani menjual seluruh beras yang dihasilkannya untuk memasok kebutuhan nasional. Seharusnya, kata dia, petani tidak menjual seluruhnya, melainkan menyimpan sebagian untuk cadangan konsumsi mereka. Tak hanya itu, menurutnya upah bagi petani penggarap tidak mesti seluruhnya berupa uang.

"Harusnya sebagian dibayar beras. Jadi mereka (petani) tidak kesulitan memperoleh beras," ujarnya.

Sehingga, kata dia, dengan tata kelola seperti ini, petani yang bisa disebut sebagai produsen beras harus menanggung biaya pengiriman beras yang dikonsumsinya.

"Beras yang mereka hasilkan harus dibeli lagi. Mereka menjual gabah. Setelah jadi beras, dibawa ke BULOG. Dari BULOG, dibawa lagi ke daerah petani untuk dibeli. Yang bikin miris, mereka pun harus menanggung ongkos pengiriman dengan harga jual yang ada," paparnya.

Oleh karena itu, dia merasa perlu adanya peraturan yang memperbaiki tata kelola tani. "Harus mulai dibuat peraturan desa yang mengatur tata kelola beras," ujarnya. Menurutnya penyusunan APBD, diperlukan data yang akurat untuk menuntaskan kemiskinan. Data yang ada saat ini belum diperbaharui secara aktif.

Hal ini berdampak kepada program yang dijalankan pemerintah. "Data kita kurang diperbaharui. BPS lima tahun sekali, hasilnya enggak connecting dengan anggaran. Ngomong kemiskinan 2017, tapi data BPS tiga tahun lalu," tandasnya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Warga Garut Keluhkan Sebagian BLT Dikonversi Jadi Bahan Pokok
Warga Garut Keluhkan Sebagian BLT Dikonversi Jadi Bahan Pokok

Program BLT itu tidak boleh dikonversikan dalam bentuk barang, termasuk sembako.

Baca Selengkapnya
Ganjar: Pupuk Sulit hingga Beras Mahal di Banyak Tempat, Kenapa Enggak Hidupkan Lagi KUD?
Ganjar: Pupuk Sulit hingga Beras Mahal di Banyak Tempat, Kenapa Enggak Hidupkan Lagi KUD?

Ganjar mengatakan menyatakan perlunya merevitalisasi Koperasi Unit Desa (KUD) untuk menyelesaikan permasalahan kebutuhan petani

Baca Selengkapnya
DPR Diminta Bentuk Pansus Impor Beras Agar Tata Kelola Pangan Berpihak ke Rakyat
DPR Diminta Bentuk Pansus Impor Beras Agar Tata Kelola Pangan Berpihak ke Rakyat

Hal itu untuk memastikan pengelolaan pangan berpihak kepada rakyat

Baca Selengkapnya
Zulhas Ungkap Tantangan Swasembada Pangan: Birokrasi Berbelit
Zulhas Ungkap Tantangan Swasembada Pangan: Birokrasi Berbelit

Zulhas mengaku pening melihat bentroknya kewenangan aturan antara pusat dan daerah.

Baca Selengkapnya
Kekurangan Pupuk Subsidi, Kementan Dorong Banjarbaru Ajukan Realokasi
Kekurangan Pupuk Subsidi, Kementan Dorong Banjarbaru Ajukan Realokasi

Mentan SYL menegaskan, petani penerima pupuk bersubsidi harus terdaftar sebagai penerima subsidi

Baca Selengkapnya
Petani Curhat Kenaikan Pangan, Ganjar Sepakat Ide Subsidi Harga Pembelian Gabah dan Beras
Petani Curhat Kenaikan Pangan, Ganjar Sepakat Ide Subsidi Harga Pembelian Gabah dan Beras

Ganjar mengatakan persoalan kelangkaan pupuk juga menjadi sorotan dalam kunjungannya ke beberapa wilayah.

Baca Selengkapnya
PDIP: Stok Beras Semua Impor, di Mana Menteri Pertanian?
PDIP: Stok Beras Semua Impor, di Mana Menteri Pertanian?

PDIP mengaku miris melihat gudang Bulog hanya diisi beras impor.

Baca Selengkapnya
Ganjar Sindir Capres Tak Paham Masalah Pupuk Saat Bertemu Petani di Demak
Ganjar Sindir Capres Tak Paham Masalah Pupuk Saat Bertemu Petani di Demak

Di hadapan petani, Ganjar mengungkit momen debat perdana capres 2024.

Baca Selengkapnya
IDEO: Megawati Kritik Pemerintah Impor Beras Besar-besaran: Biarkan Petani Nikmati Hasil Panen
IDEO: Megawati Kritik Pemerintah Impor Beras Besar-besaran: Biarkan Petani Nikmati Hasil Panen

Megawati ingin para petani menikmati hasil kerjanya, sehingga pemerintah tidak perlu melakukan impor beras

Baca Selengkapnya
Cagub Jateng Ahmad Luthfi Ledek Kartu Tani Era Ganjar: Kartu Ne Angel, Pret!
Cagub Jateng Ahmad Luthfi Ledek Kartu Tani Era Ganjar: Kartu Ne Angel, Pret!

Luthfi mengklaim, petani banyak yang mengeluhkan Kartu Tani kurang praktis

Baca Selengkapnya
Kunjungi Banten, Ekspedisi Perubahan Terima Curhatan soal Jalan Rusak hingga Pertanian
Kunjungi Banten, Ekspedisi Perubahan Terima Curhatan soal Jalan Rusak hingga Pertanian

Desa Turus Patria, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten menjadi lokasi pertama yang dikunjungi Ekspedisi Perubahan oleh Ubah Bareng, Senin (8/1).

Baca Selengkapnya
Prabowo-Gibran Diminta Cari Sosok Mumpuni Jadi Kepala Bapanas Gantikan Arief Prasetyo
Prabowo-Gibran Diminta Cari Sosok Mumpuni Jadi Kepala Bapanas Gantikan Arief Prasetyo

Pasalnya, selama menjabat sebagai Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dinilai gagal dan tidak becus dalam mengurus beras di Indonesia.

Baca Selengkapnya