Cara Azizah Ma'ruf Amin Atasi Masalah Sampah di Tangsel
Merdeka.com - Tempat pembuangan sampah di kota Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi salah satu persoalan yang hingga kini belum bisa teratasi dengan baik.
Meski ada program bank sampah hingga rumah minim sampah, pengelolaan sampah di Tangsel belum juga dapat diatasi. Sheet pile Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang rontok. Ratusan ton sampah tumpah memenuhi bibir sungai Cisadane.
Bakal calon walikota Tangsel, Siti Nur Azizah mengaku sudah lama berdiskusi dengan aktivis lingkungan terkait kebutuhan kota dalam pengelolaan sampah.
-
Gimana cara mengatasi masalah sampah secara kolektif? Seharusnya masalah sampah ini ditangani secara bersama sama baik dari masyarakat maupun dari pihak pemerintahan, seperti mendirikan tempat sampat yang memadai dibeberapa tempat dengan pekerja yang dapat mengolahnya untuk mengurangi jumlah sampah yang bertebaran di mana-mana.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah sampah di Bantargebang? Demi menghindari longsor, maka dilakukan teknik terasering. "Jadi langkah itu yang kita terapkan sembari menunggu dibangunnya ITF di Jakarta.," kata Kepala Satuan Pelaksana TPST Bantargebang UPST DKI Jakarta, Handoko Raitno Solusi Lain Tahun ini, pabrik pengolah sampah atau refuse-derived fuel (RDF) plant akan dibangun di Bantargebang.
-
Apa yang dilakukan warga Sarijadi untuk mengatasi sampah? Mengolah sampah yang sulit terurai menjadi aktivitas rutin warga di wilayah Sarijadi, Kota Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan sampah? Kelompok Pengelola Sampah Mandiri merupakan kelompok swadaya masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat padukuhan yang mulai digencarkan kembali oleh Pemkab Sleman.
-
Siapa yang meminta daerah mengelola sampah secara mandiri? Pada Jumat (21/7) Sekda DIY Benny Suharsono meminta agar pemerintah kabupaten/kota mengelola sampah secara mandiri seiring penutupan TPA Regional Piyungan, Bantul mulai 23 Juli sampai 5 September 2023 karena telah melebihi kapasitas.
Azizah berpandangan perlu ada gerakan gotong royong untuk mengatasi persoalan sampah. Tidak bisa dikerjakan oleh pemerintah saja. Masyarakat pun harus terlibat.
"Tinggal bagaimana mengkomunikasikan ke masyarakat dalam gerakan sampah ini. Kalau ada kemauan serius dari pemerintah saya yakin bisa," kata Azizah saat diskusi bersama aktivis lingkungan di kawasan Bintaro, Pondok Aren, Minggu (21/6). Disampaikan dalam siaran pers Senin (22/6).
Azizah pun memamerkan program penanganan sampah. Namanya jelita atau jemput limbah rumah tangga. Program ini mengelola sampah organik menjadi pupuk cair.
Putri Wapres Ma’ruf Amin ini yakin, jelita sesuai namanya akan digemari masyarakat. Selain mudah dikerjakan juga hasilnya bisa mengurangi tumpukan sampah yang kian menggunung di TPA Cipeucang.
"Kalau jadi gerakan masyarakat Tangsel dalam waktu tidak lama masalah sampah bisa teratasi. Terpenting pemerintah bisa masif menggerakan program ini. Warga pun mendukung," ungkapnya.
Kata dia, program jelita menjadi gerakan kota yang kemudian menggerakkan partisipasi masyarakat. Sebagai motor penggerak RT dan RW lokal di rumah tangga. Hal tersebut tentunya menjadi gerakan masyarakat kota Tangsel. Ini menjadi solusi sistematis, terukur, partisipasi masyarakat.
"Tak hanya menggaungkan Tangsel sebagai smart city tapi juga smart society,"ujarnya.
Sementara itu, aktivis lingkungan dari Sekber Jeletreng, Aquary Sandi mengkritik pola pikir pemerintah dalam melihat isu lingkungan. Yakni hanya melihat satu aspek saja, namun mengabaikan aspek lainnya.
Misal arah pembangunan tak hanya dilihat dari infrastruktur saja tetapi juga pelestarian lingkungan. Nah, ini yang harus dilihat. Selama ini ukuran keberhasilan kota dipandang dari bagusnya jalan, banyaknya gedung bertingkat, dan sebagainya.
Pemerintah dinilai sering abai terhadap pelestarian lingkungan, menjaga lingkungan, ataupun mengkampanyekan gerakan lingkungan.
"Kalaupun ada masalah lingkungan yang dibahas hanya seremonial saja tanpa aksi nyata. Ini yang harus diubah," katanya.
Tanpa adanya gerakan konkret pemerintah ditambah kesadaran masyarakat, jangan harap persoalan sampah bisa selesai. Yang ada, bencana di TPA Cipeucang bisa terulang lagi. Karenanya, dia menyambut baik inisiasi program jelita yang digagas putri Wapres tersebut.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Andreas Arie menyoroti masalah kritis yang melanda kota ini dan menuntut alternatif selain TPA Cipeucang yang saat ini sudah mencapai kapasitas maksimal.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani mendorong Pemerintah memperbanyak program kebijakan hijau (green policy) untuk mengatasi krisis sampah.
Baca SelengkapnyaAhok mengungkapkan penyelesaian masalah di Jakarta kerap pelik
Baca SelengkapnyaSejak 2018 berdiri, paguyuban ini mempraktikan cara mengubah sampah organik sisa dapur menjadi kompos, protein tumbuhan sampai cairan ecoenzyme
Baca SelengkapnyaMari menghimbau masyarakat membantu mengurangi polusi dengan cara tidak membakar sampah sembarangan.
Baca SelengkapnyaSampah yang menumpuk di area tersebut sebagian besar terdiri dari sampah rumah tangga.
Baca SelengkapnyaWalaupun masalah sampah belum selesai, namun Sri Sultan HB X optimis kabupaten/kota mampu mengelola sampah secara mandiri
Baca SelengkapnyaTak hanya bersih-bersih, Komunitas Malu Dong bersama mitranya juga menyerahkan bantuan berupa 50 teba modern kepada masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaTak punya tempat pembuangan akhir, sampah tersebut dibawa kemana ya?
Baca SelengkapnyaBerikut momen warga Kalimantan Barat nekat buang sampah bertruk-truk di kantor Bupati dan DPRD.
Baca SelengkapnyaPramono Anung menegaskan kembali komitmen menangani permasalahan sampah. Salah satu yang disoroti sampah berupa baliho kampanye.
Baca SelengkapnyaPengelolaan sampah menjadi tindakan darurat yang harus segera dilakukan
Baca Selengkapnya