Ceramah di Masjid UGM, Ganjar Singgung Masalah Wadas: Saya Bertanggung Jawab
Merdeka.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi penceramah Salat Tarawih di Masjid UGM, Rabu (6/4). Dalam ceramahnya ini, Ganjar sempat menyinggung tentang masalah Wadas.
Ganjar menyebut masalah pembangunan Bendungan Bener bukan ramah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Sebagai pemangku kebijakan dan kewenangan di Jateng, Ganjar membeberkan dirinya tidak punya banyak otoritas dalam proyek tersebut.
Ganjar menyebut bahwa pembangunan Bendungan Bener merupakan pekerjaan Kementerian PUPR. Sementara untuk pembebasan lahan dilakukan BPN dan pengerjaan di lapangan digarap Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO).
-
Apa yang disayangkan Ganjar? Ganjar menyayangkan kembali terjadinya pelanggaran etik oleh penyelenggara negara setelah apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK).
-
Bagaimana Ganjar mengomentari rencana Prabowo? Ganjar tidak mempermasalahkan kapasitas Prabowo sebagai Menteri Pertahanan malah mengulas perihal proyek tanggul laut raksasa tersebut dalam seminar nasional.
-
Siapa yang dikatakan Ganjar ingin mengganggu suara di Jawa Tengah? 'Karena saya selalu mengingatkan kepada semuanya hati hati karena di Jateng Sragen ini semua tertarik, sema pingin datang, semua pengen ngrikiti, pengen nitili, maka nanti kalau ada cara-cara ngrikiti dan nitili-nya tidak benar, memaksakan intimidasi, seruduk. Itu baru banteng namanya,' jelas dia.
-
Apa pernyataan Ganjar tentang pemerintahan Prabowo-Gibran? Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman merepons, pernyataan Ganjar Pranowo yang menyatakan akan berada di luar pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Kenapa Ganjar heran? 'Kalau MK-nya juga kena, terus kemudian KPU-nya kena etika, apa yang kemudian kita bisa banggakan pada rakyat di proses Pemilu ini?,' heran Ganjar menandasi.
-
Kenapa Ganjar tidak heran dengan pernyataan Prabowo? Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengaku tak heran dengan pernyataan tersebut. Sebab, menurut dia, banyak pihak yang mengklaim saat masa kampanye.
Lihat juga berita tentang Ganjar Pranowo di Liputan6.com
"Yang menarik bapak ibu, ini (Bendungan Bener) bukan pekerjaannya Pemprov. Ini pekerjaan (Kementerian) PUPR, yang membebaskan (lahan) BPN, yang mengamankan polisi, yang mengerjakan lapangan BBWSO. Sebetulnya saya tidak terlalu punya otoritas di sini," kata Ganjar, Yogyakarta.
Ganjar menuturkan saat terjadi konflik di Wadas dan tidak ada yang maju untuk menengahi masalah, dirinya pun memutuskan untuk maju.
"Ketika terjadi sesuatu dan tidak ada pemimpin yang berani angkat tangan, maka saya bilang, saya bertanggung jawab. Saya harus datang untuk berdialog dengan mereka (warga Wadas yang menolak penambangan)," tutur Ganjar.
"Saat itulah kita ajak siapa, oh Komnas HAM. Komnas HAM saya ajak. 'Bro, sampeyan saja yang menjembatani karena kalau mereka melihat wajah saya ini, pasti ini menindas, ini tidak kompromi, ini ngawur.'," sambung Ganjar.
Ganjar memaparkan jika sebuah sistem harus dijelaskan dengan dengan baik. Sayangnya, ruang itu dinilai Ganjar belum ada.
"Birokrasi kemudian saya ajak. Anda, kita keliru, dan kita salah. Kita harus tanggung jawab. Mari kita jelaskan semuanya. Di-disclosure itu informasi secara terbuka," ungkap Ganjar.
Disambut Spanduk Save Wadas
Saat menjadi penceramah, kehadiran Ganjar disambut dengan spanduk bertuliskan Save Wadas yang dikeluarkan oleh sejumlah jemaah.
Selain di dalam masjid, di luar masjid juga nampak ada bentangan spanduk yang berkaitan dengan protes terhadap penambangan di Wadas. Spanduk ini bertuliskan 'Kelestarian Alam Bagian dari Iman'.
Terkait adanya spanduk saat dirinya ceramah, Ganjar pun angkat bicara. Bahkan Ganjar justru meminta agar spanduk itu kembali dinaikkan.
Ganjar menyebut bahwa peristiwa itu adalah bukti salat tarawih di Masjid UGM adalah hal yang menarik. Ganjar menilai ada proses demokrasi dalam kegiatan di Masjid UGM.
"Ada yang bawa spanduk. Mungkin mau menuliskan, diangkat juga saya tidak apa-apa karena itu bagian dari exercise politik, diangkat aja mas gak papa. Ini bagian dari salat tarawih yang sangat menarik di UGM. Inilah demokrasi," ujar Ganjar disambut tepuk tangan jemaah.
Ganjar mengaku tidak ambil pusing dengan adanya spanduk tersebut. Bahkan dia justru mengapresiasi hal itu.
"Dan saya sangat senang dengan kekritisan kawan-kawan dan inilah diskusi yang selalu terbuka untuk mendewasakan kita semuanya," ucap Ganjar.
Sementara itu salah satu jemaah yang membentang spanduk di luar Masjid UGM, Umar mengatakan aksi ini merupakan bentuk solidaritas kepada warga di Wadas yang menjadi korban dari rencana penambangan batu andesit.
"Ini sebagian solidaritas kami kepada masyarakat Wadas yang terkena represifitas waktu itu hingga saat ini, masyarakat masih belum mendapatkan kepastian dari pemerintah untuk kepastian dan yang lain-lain," ucap Umar.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar menegaskan, jika kasus Wadas sudah selesai.
Baca SelengkapnyaTema debat kali ini pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku sering menjadi kambing hitam dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan Ganjar dalam acara Young on Top National Conference (YOTNC) 2023 di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (15/7).
Baca SelengkapnyaHalaman Kantor Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tampak dipenuhi warga yang datang untuk mengucapkan salam perpisahan
Baca SelengkapnyaKegiatan itu merupakan upaya Ganjar menyerap aspirasi langsung dari warga.
Baca SelengkapnyaGanjar sempat berdialog dengan beberapa petani yang mengeluh sulit menghadapi para tengkulak
Baca SelengkapnyaCapres Ganjar melanjutkan estafet penyelesaian meski menerima sentimen negatif publik.
Baca SelengkapnyaGanjar menceritakan memiliki pengalaman selama 10 tahun dalam pelayanan publik.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, pendidikan merupakan hal yang utama untuk masyarakat lebih maju.
Baca SelengkapnyaDi hadapan petani, Ganjar mengungkit momen debat perdana capres 2024.
Baca SelengkapnyaWarga setempat, harus berjalan berkilo-kilo meter dengan membawa jeriken ke sumber air di malam hari.
Baca Selengkapnya