Cerita 'anak bawang' ajari Ahok virtual office dan co working space
Merdeka.com - Minat anak-anak muda berkecimpung pada sektor pemerintahan masih sedikit, padahal ini jadi langkah awal maju memperbaiki birokrasi. Realita itu dirasakan sebagian sejumlah mantan staf magang di Balai Kota DKI Jakarta.
Fiona Handayani, konsultan industri dan bisnis mengaku pengalaman magang di Balai Kota seperti titik balik sebagai anak muda. Ikut berkecimpung sebagai staf magang pada Gubernur DKI era Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyadarkannya bahwa perubahan tidak akan terjadi jika hanya diiringi keluhan tanpa ada pergerakan.
Bergerak, menurutnya, tidak sendiri melainkan saling bahu membahu memberi kontribusi sesuai dengan keahlian masing-masing. Sementara, pemimpin yang memberi peluang bagi anak muda ataupun warga yang mau bekerja demi perubahan adalah pintu masuk.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Bagaimana Pemprov DKI membantu pendatang baru mendapatkan pekerjaan? Pemprov DKI menyediakan 10 pelatihan, misalnya pelatihan tata boga, bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan menyetir.
-
Kenapa BPIP butuh anak muda? “Jadi kalau dibilang Indonesia butuh anak muda, alasan pertama karena negeri ini, negerinya anak muda. Aku yakin tidak akan ada satu kejadianpun yang membentuk negeri ini kalau bukan karena tangan kalian,“ terang Najwa.
-
Kenapa posisi Ketua Harian PKB diisi kader muda? Nantinya, posisi tersebut akan diisi oleh kader muda PKB.'Hanya masih akan ada penambahan posisi katua harian, deputy dan sekretaris eksekutif yang akan diisi kader muda PKB berprestasi,' ujarnya.
-
Dimana Ahok menghabiskan masa kecil? Masa kecil Ahok sendiri dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
"Saya, sebelumnya muak sekali dengan birokrasi, apatis, tapi saya dan kami anak bawang (staf magang) juga punya pandangan yang sama, sampai kapan kami dihadapi keadaan yang memuakan kalau kita saja tidak bergerak, tidak mau terjun langsung," papar Fiona di sela-sela peluncuran buku "Catatan Anak Bawang tentang Ahok dan Hal-Hal yang Belum Terungkap", Jumat (6/4).
"Kami ingin berkontribusi, melayani publik dan ternyata setelah saya magang di Balai Kota, anak-anak muda masih kurang masuk ke pemerintahan," imbuhnya.
Dia menambahkan selain bekerja sama, terbuka menerima pembelajaran hal-hal baru menjadi satu dari sekian faktor kesuksesan dalam perubahan. Seperti pengalaman Ayu Kartika Dewi, konsultan, yang menuturkan pernah 'mendikte' Ahok tentang virtual office, dan co working space.
Bukan bermaksud menjunjung personal, namun Ayu menyadari senioritas dalam bebenah tidak cukup baik. Motto hidupnya "yang pintar ajari, yang bodoh nurut" diakuinya dirasakan secara nyata saat itu.
"Saya pernah ajarin bapak (Ahok) pak bagaimana kita buat aturan tentang izin virtual office, bapak waktu itu bilang, coba jelasin. Panjang lebar saya jelasin rencana aturan izin vo sama co working space, saya tanya bapak ngerti enggak ini? Dengan polosnya, sambil benerin kacamatanya dijawab, saya enggak paham itu tapi kamu ajari saya, kalau itu baik saya nurut," cerita Ayu.
"Saya kasih gambaran beberapa negara yang berhasil menerapkan virtual account dan co working space penerapannya bagaimana, kendala dan solusinya seperti apa akhirnya bapak bilang oh bagus yah ternyata, yaudah kita bikin itu," imbuhnya.
Hasil positif pun diraih. Menurut Ayu sejak ada aturan tentang izin virtual account atau co working space banyak beberapa perizinan mudah terselesaikan dengan tepat waktu.
Contoh tersebut, ujar Ayu, menjadi satu motivasinya dan para anak bawang, optimis semesta akan bekerja jika tekad, optimis, selalu menyertai setiap usaha.
Bergantinya pemimpin di Balai Kota menurut Fiona dan Ayu menjadi pacuan tersendiri untuk para anak muda agar tidak terkungkum sistem birokrasi sempit nan kaku.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pramono mengaku mendapatkan banyak masukan yang cukup tajam dari panelis Salah satunya adalah masalah literasi.
Baca SelengkapnyaPramono mengakui bahwa dirinya mendapatkan banyak masukan yang cukup tajam dari panelis salah satunya adalah masalah literasi.
Baca SelengkapnyaAhok pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada 2014 silam
Baca SelengkapnyaSetelah adanya banyak investor masuk ke proyek-proyek di sana untuk membangun rumah sakit, hotel, mal, hingga sekolah.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, berkomitmen menyediakan lapangan pekerjaan bagi generasi muda di tengah era disrupsi teknologi.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 9,9 juta Gen Z pada rentang usia 15 sampai 24 tahun menganggur pada 2023.
Baca SelengkapnyaData BPS, tingkat pengangguran terbuka di Jakarta mencapai 6,53 persen atau 355.000 orang pengangguran.
Baca SelengkapnyaTren jumlah pendatang baru usai Lebaran atau arus balik adalah naik turun selama empat tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaPramono Anung berjanji memperluas lapangan kerja bila terpilih menjadi Gubernur.
Baca SelengkapnyaPemerintah butuh talenta PNS yang cakap digital di IKN.
Baca Selengkapnya