Cerita Kang Dedi diajak warga robohkan rumah seorang nenek di Bekasi
Merdeka.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Dedi Mulyadi mengajak warga masyarakat merobohkan rumah milik seorang nenek tua. Rumah tersebut berlokasi di Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi.
Awal mula, pria yang lekat dengan iket Sunda berwarna putih tersebut sedang berkumpul bersama warga. Kemudian, tiba-tiba Ketua RW setempat, Pipin (48) memberi tahu ada rumah milik Mak Rieum (70) yang hampir roboh.
Berdasarkan pantauan, rumah tersebut dihuni oleh 12 orang penghuni. Kondisinya memang memprihatinkan karena selain ukurannya hanya 6x3, genting rumah itu sudah miring. Ditambah, tiang penyangga rumahnya sudah lapuk dimakan rayap.
-
Dimana rumah dinas bupati itu berada? Di kawasan perbukitan yang masuk wilayah Kabupaten Minahasa Utara, tepatnya di kaki Gunung Kabat, terdapat sebuah rumah mewah bergaya Eropa.
-
Kenapa rumah dinas bupati terbengkalai? Dilansir dari kanal YouTube Bucin TV, istana putih itu dari awal direncanakan akan menjadi rumah dinas bupati. Namun setelah selesai dibangun pada tahun 2013, rumah itu tidak pernah digunakan sama sekali.
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai? Rumah ini dulunya dimiliki oleh almarhum artis Suzzanna.
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai itu? Bangunan kuno milik artis terkenal yang terbengkalai sejak 1990-an, kini menjadi pusat perhatian di kanal YouTube Sang Penjelajah Amatir.
-
Siapa pemilik rumah di depan kuburan itu? Setelah ditelusuri kuburan itu berada tepat di depan rumah salah seorang artis senior yakni Abdel.
-
Siapa yang mendirikan rumah Gubernur di Bengkulu? Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, bangunan tersebut terletak di sebuah perbukitan dengan pemandangan Benteng Marlborough yang juga didirikan oleh tentara Inggris. Di sisi belakang, dari rumah gubernur ini bisa melihat langsung pemandangan Bukit Barisan dan gunung yang indah.
Di rumah tersebut Mak Rieum mengatakan bukan tidak ingin memperbaiki rumahnya. Ketiadaan biaya menjadi penyebab utama tidak diperbaikinya rumah tersebut. Sehari-hari, suami Mak Rieum tidak bekerja karena sudah lanjut usia.
"Di sini ada nenek, bapak, empat anak dan enam cucu. Bapak (suaminya) sudah gak kerja da begitu, sudah lanjut usia. Repotnya, kalau sudah datang banjir Pak, basah semuanya," keluh Mak Rieum, Selasa (13/3/2018).
Kedua belas penghuni rumah tersebut tidur berhimpitan setiap malam di ruang tengah karena rumah itu tidak memiliki kamar.
"Gini aja terlentang semua di ruang tengah. Soalnya gak ada kamar," katanya.
Curhatan sang nenek membuat batin Dedi Mulyadi tersentuh. Dia mengajak warga sekitar agar merobohkan rumah tersebut untuk diperbaiki. Mak Rieum sendiri sempat panik saat melihat kerumunan warga yang secara spontan hadir untuk membantu.
Akan tetapi, setelah dijelaskan bahwa maksud kedatangan mereka adalah dalam rangka memperbaiki rumah, keharuan tampak di wajahnya.
"Alhamdulillah, terima kasih," ujarnya sambil menangis.
Sambil menunggu perbaikan rumahnya selesai, Mak Rieum dan keluarganya akan tinggal di sebuah rumah kontrakan. Untuk membayar biaya kontrakan per bulan, warga setempat akan udunan mengumpulkan biaya.
"Iya sementara mah kami kontrakin rumah. Nanti warga patungan buat bayar kontrakannya," kata Ketua RW setempat, Pipin (48).
Sebelum mengerahkan warga untuk memperbaiki rumah Mak Rieum, calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terlibat diskusi dengan Panwaslu setempat.
Dirinya bertanya apakah meminta warga bergotong royong untuk memperbaiki rumah termasuk pelanggaran pemilukada atau tidak.
"Tanya nih ke Panwaslu, mengajak warga bergotong royong termasuk pelanggaran atau tidak?. Bisa kan?. Kasihan kalau dibiarkan, ini rumah ditinggali 12 orang loh. Apalagi ini musim hujan," kata Dedi.
Soal biaya pembangunan rumah tersebut sama sekali tidak keluar dari kocek pribadi mantan Bupati Purwakarta dua periode itu. Koleganya di kampung tersebut sudah berkoordinasi untuk membantu biaya perbaikan rumah.
"Tadi saya tanya ke Panwaslu, teknisnya warga bergotong royong. Soal lainnya rekan saya udunan sama warga sini," ujarnya di hadapan beberapa orang anggota Panwaslu setempat.
Tentang Meikarta
Sementara itu, calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan selama ini para pakar dan pihak berkepentingan selalu memperdebatkan terkait Meikarta.
Padahal, ada hal yang lebih substantif yakni distribusi pajak kota baru tersebut harus disalurkan untuk melakukan penataan perkampungan di Bekasi.
"Jangan terus meributkan soal Meikarta, itu sudah ada izinnya. Saat ini, kita harus memikirkan agar pajak dari Meikarta itu disalurkan untuk menata perkampungan kumuh seperti ini," tegasnya.
Para penghuni Kota Baru Meikarta menurut Dedi Mulyadi adalah mayoritas pendatang. Karena itu, pajak dari para pendatang itu harus bermanfaat untuk warga setempat.
Jangan sampai, para pendatang di Meikarta hidup enak tapi warga sekitarnya tidak bisa menikmati hasil pajak dari Meikarta itu," tegasnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Koordinator bedah rumah Nimol, Zulfikar menyatakan proses bedah rumah milik Nimol ini akan dilakukan selama 5 hari.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawua, Kabupaten Subang Jawa Barat, bahu membahu membersihkan jalan raya dengan cara mengepel.
Baca SelengkapnyaAnsori tak mengetahui secara pasti penyebab Ngantiani tidur di gubuk.
Baca SelengkapnyaSeorang kepala desa cantik Indah Aprianti jadi sorotan karena berdebat dengan pria yang menolak pembangunan jalan di desanya. Berikut ini sosoknya.
Baca SelengkapnyaTangisnya pecah saat Bupati Kediri datang ke rumahnya
Baca SelengkapnyaKehadiran Dewi Perssik disambut warga sekitar yang telah menunggu di depan rumah Mba Putri.
Baca SelengkapnyaRumah itu dibangun suami Sugiati, tetapi tanahnya pemberian orang tua Sugiati.
Baca SelengkapnyaGawai, busur panah dan anak panah disita Densus dari sebuah rumah di Sukoharjo
Baca Selengkapnyaatas kejadian itu, tembok dan atap rumah Subakar rusak akibat ledakan bondet.
Baca SelengkapnyaKegiatan bersih-bersih rutin dilaksanakan setiap hari Jumat yang disebut Jumsih.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Pembina Gerindra, Dedi Mulyadi (Demul) mengelar Safari Cinta di Kampung Tapos, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang tak lagi belia, dia terpaksa tinggal sebatang kara. Bahkan, tempat tinggalnya hanya berupa gubuk sederhana berdinding karung goni.
Baca Selengkapnya