Cerita lengkap ulah Ngabalin hingga dihajar anak Yorrys pakai kayu
Merdeka.com - Sikap keras Wakil Sekertaris Jendral (Wasekjen) Partai Golkar Ali Mochtar Ngabalin yang menolak keabsahan Musyawarah Nasional (Munas) Ancol berbuntut panjang. Kata-kata yang diucapkannya tersebut memancing emosi Yorrys Raweyai dan sempat menebarkan ancaman terhadap Ngabalin.
Perdebatan itu bermula saat Ngabalin menghadiri sebuah acara di salah satu stasiun televisi swasta. Saat itu, dia mengomentari keputusan Menkum HAM Yasonna Laoly yang mengesahkan kepengurusan Golkar versi Agung Laksono. Dalam acara itu, Ngabalin berhadapan dengan Yorrys dan sempat terjadi perdebatan sengit antara keduanya.
"Saya bilang sama Yorrys, bahwa Munas Ancol itu abal-abal, Munas itu penipu, tidak sah, ilegal. Yorrys sempat marah, dia ngancam saya akan mencari saya di luar," terang Ali di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (10/3).
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Golkar? “Yang intinya, menginginkan Hasta Karya ini solid, kami sampaikan bahwa sampai saat ini seluruh organisasi Hasta Karya “Hasilnya adalah memberikan kewenangan penuh pada Ketua Umum Golkar Bapak Airlangga Hartarto untuk menentukan arah kebijakan, langkah-langkah yang akan diambil terkait dengan pilpres, pileg, dan pilkada,“ tegas Ketum MKGR.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa pesan para ketua dewan kepada pengurus Golkar? “Jangan ada lagi konflik internal yang justru kontraproduktif dengan cita-cita Partai Golkar, mengembalikan kemenangan seperti Pemilu 2004,“ ujar Lodewijk.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
Tidak takut dengan ancaman Yorrys, Ali pun menantang balik dan memberitahukan bahwa dirinya akan hadir dalam Rapat Konsultasi Nasional di Hotel Sahid. Alhasil, terjadilah pemukulan tersebuh hingga menimbulkan kekisruhan di tengah rapat konsultasi antara kubu Aburizal Bakrie (Ical) dengan DPD I dan II.
Kericuhan itu terjadi saat Ical menyampaikan pidato pembuka di hadapan anggota DPD I dan DPD II. Dari belakang podium, Ngabalin memukul seseorang yang diduga penyusup dari kubu Agung Laksono.
Alhasil, penyusup tersebut akhirnya menjadi bulan-bulanan seluruh kader partai berlambang pohon beringin tersebut. Aksi pemukulan para kader tersebut menyebabkan luka di beberapa bagian tubuhnya, bahkan benjol di bagian kepala. Sebelum akhirnya diamankan kepolisian.
Tak ingin berlama-lama, Ngabalin langsung melaporkan pemukulan tersebut ke Polda Metro Jaya. Dalam laporannya, Ngabalin mengaku diserang oleh pemuda yang belakangan diketahui bernama Roger, putra pertama Yorris.
Dalam laporannya itu, Ngabalin mengaku dipukul terlebih dahulu dengan menggunakan tongkat kayu. Tongkat yang disebutnya stik polisi Jepang ini langsung menghujam tubuhnya, meski sempat beberapa kali menangkis.
"Pada waktu mau dipukul saya sempat menangkis jadi di sini yang memar, tulangnya akan divisum ujungnya, kena pelipis atas kiri, ini agak sakit saya. Mudah-mudahan tidak retak," ungkap Ngabalin di Polda Metro Jaya, Rabu (11/3).
Sebaliknya, Roger menyangkal sengaja menganiaya Ngabalin dalam konsolidasi pengurus di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Dia mengaku berbuat demikian karena tidak terima atas perkataan Ngabalin terhadap ayahnya dianggap menghina.
"Saya memang melakukan pemukulan, akan tetapi, apa yang kami lakukan itu bukan lah sebuah perbuatan yang kami lakukan untuk menganiaya Ali Mochtar Ngabalin," kata Roger yang ditemui awak media usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Rabu (11/3).
Roger mengaku tidak takut meski harus berurusan dengan polisi. Sebab, Roger yakin Ngabalin lah yang mestinya bertanggungjawab.
"Karena menurut kami tidak seharusnya seorang Ali Mochtar Ngabalin berkata semaunya kepada Pak Yorris. Karena sudah banyak jasa pak Yorris untuk dirinya. Makanya kami lakukan gebrakan tersebut agar media dan masyarakat luas tidak terpengaruh atas apa yang diutarakan Ali Mochtar dalam kesempatan itu," ujar Roger.
Roger malah mengaku bangga bisa menghajar Mochtar lantaran dianggap mencoreng nama Yorris.
"Kami malah bangga bisa melakukan hal itu kepada Ali Mochtar Ngabalin. Karena kalau tidak begitu bukan tidak mungkin nama besar Pak Yorris jadi tercoreng karena ulahnya. Padahal Ali Mochtar itu banyak utang budi sama Pak Yorris dahulunya," ucap Roger.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paripurna DPD Ricuh saat LaNyalla Bacakan Tatib, Senator Hujani Interupsi sampai Rebut Palu Sidang
Baca Selengkapnyakorban minta polisi segera menindaklanjuti laporan dengan menangkap dan memenjarakan anaknya.
Baca SelengkapnyaMunaslub itu akhirnya menetapkan Anindya Bakrie sebagai ketua dan menggeser posisi Arsjad Rasjid.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Pansus Tata Tertib DPD RI, Hasan Basri, menyayangkan kejadian tersebut
Baca SelengkapnyaLaporan itu teregister dengan nomor Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor : STTLP/B/5626/IX/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Puan Maharani turut hadir dan berpidato lantang di hadapan ribuan kader
Baca SelengkapnyaMassa mengatasnamakan kader Golkar datang sekira pukul 14.00 Wib. Tidak berselang lama kemudian, terjadi kericuhan.
Baca SelengkapnyaGanjar berorasi sambil mengutip ucapan Aktivis Adian Napitupulu.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI AD Praka Drik Rian Bayoa di Manokwari, Papua Barat membacok komandannya Letkol Inf Tamami.
Baca SelengkapnyaBerang putranya diintimidasi oleh salah satu orang tua murid, Andika Mahesa ajak duel di ring.
Baca SelengkapnyaGibran Kembali Angkat Tangan ‘Bakar Semangat’ Pendukung.
Baca SelengkapnyaCawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dicecar sejumlah pertanyaan dalam acara 'Slepet Imin'
Baca Selengkapnya