Cerita sadis Askom bunuh istri karena tak diberi 'jatah'
Merdeka.com - Kasus suami membunuh kembali terjadi di Purbalingga, Jawa Tengah. Pelakunya bernama Askom Fattahudin (48), warga Desa Karangnangka, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, yang tegas menggorok istrinya, Miskem (43) di kamar tidurnya sendiri.
Penyebabnya sepele, ternyata Askom marah setelah empat kali meminta 'jatah' berhubungan suami istri tapi tidak diberi oleh Miskem. Bahkan istrinya itu sempat marah-marah. Karena emosi Askom lantas membunuh istrinya itu di kamar tidur.
Kini lelaki itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di kantor polisi. Berikut ini cerita sadis Askom bunuh istri karena tak beri jatah:
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Apa yang membuat istri sedih? Rasanya aku sudah lelah dengan perilakumu akhir-akhir ini. Bagaimanapun aku berusaha untuk tetap mempercayaimu, namun sayang aku tak bisa menahan rasa kecewaku padamu.
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Siapa yang ditikam mantan ayah tiri? Seorang remaja putri M (19) tewas setelah ditikam mantan ayah tirinya, SE (53). Sang ibu SR (53) juga terluka parah ditusuk mantan suaminya itu.
-
Kenapa istri minta cerai? Menjalani kehidupan berumahtangga memang bukanlah hal yang mudah. Tentu terdapat berbagai hal yang seringkali membuat setiap pasangan berbeda pendapat hingga memicu konflik. Terkadang jika konflik telah memuncak, ada beberapa perkataan dan emosi yang rawan muncul dari masing-masing pihak. Salah satunya yakni menyebut kata berpisah atau bercerai.
Bunuh istri gara-gara 4 kali minta jatah ditolak
Aksom Fattahudin (48) yang tega membunuh istrinya Miskem (43) pada Minggu (7/9), karena menolak diajak berhubungan badan mengaku kesal, lantaran sudah meminta sebanyak empat kali, namun tidak digubris."Bangetin jengkel, wis jaluk ngasi ping papat ora digople mas. Padahal, aku wis kemlocor banget. (jengkel banget, sudah minta empat kali nggak digubris. Padahal, saya sudah kepingin banget)," ujarnya kepada petugas di Markas Kepolisian Resor Purbalingga Jawa Tengah.Peristiwa pembunuhan sadis itu sendiri, terjadi di Dusun Penambangan Desa Karangnangka Kecamatan Bukateja Purbalingga Minggu (7/9) pagi. Aksom mengakui perbuatan tersebut dilakukan dengan menggunakan kudi, sejenis parang yang menjadi senjata khas warga sekitar wilayah Banyumas.
Gorok leher istri saat tidur di kamar
Kepada petugas, Aksom mengaku melakukan tindakan keji tersebut sekitar pukul 03.30 WIB. Saat itu, pelaku mengaku sudah sangat jengkel lantaran permintaannya untuk berhubungan badan ditolak. Awalnya, dia membangunkan sang istri sekitar pukul 00.00 WIB, namun tidak bangun.Kemudian, pada pukul 01.00 WIB dan 02.00 WIB, Aksom kembali mencoba membangunkan istrinya, tetapi tetap tidak digubris. Terakhir, pada pukul 03.30 WIB, kembali Aksom membangunkan istrinya. Namun kembali ditolak, bahkan istrinya yang kesal sempat mencekik lehernya.Kejadian tersebut membuat amarah Aksom memuncak. Kemudian, ia mengambil kudi di dapur dan menggorok leher istrinya saat tidur, hingga tewas. "Saking jengkele aku njiot kudi neng pedangan, gulune tek gorok (Jengkel banget, aku ambil kudi di dapur, lehernya saya gorok)," katanya kepada petugas di Markas Kepolisian Resor (Polres) Purbalingga.Dokter Puskesmas Ketawis Bukateja Purbalingga, Dr Candra mengatakan kepada wartawan, saat pemeriksaan jenazah ditemukan luka sayatan mengelilingi leher korban. "Dari pemeriksaan jenazah, kemungkinan korban sudah meninggal sekitar 6-7 jam dari waktu ditemukan," katanya.
Usai gorok istri Askom duduk di samping jenazah
Dari informasi yang didapat petugas, setelah membunuh istrinya, Aksom tetap berada di dalam kamar. Bahkan, ia duduk di sebelah jenazah Istrinya. Peristiwa ini terungkap setelah anaknya curiga karena orang tuanya tak kunjung keluar dari kamar sekitar pukul 05.30 WIB.Menurut Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Purbalingga Ajun Komisaris Sardji, saat sang anak akan membuka pintu kamar, ternyata dikunci dari dalam. Kemudian, sang anak melihat dari jendela dan mendapati ibunya sudah bersimbah darah dan sang ayah yang duduk di samping jenazah."Si anak kemudian minta tolong ke tetangganya dan diteruskan ke Polsek Bukateja. Pelaku ditangkap tanpa perlawanan," ucap Sardji.
Tak merasa menyesal
Askom Fattahudin (48), pelaku penggorokan terhadap istri di Desa Karangnangka, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, mengakui perbuatannya di hadapan petugas Kepolisian Resor (Polres) Purbalingga, Minggu (7/9).Namun, dia tidak menunjukkan rasa penyesalan terhadap tindakannya yang tega membunuh istrinya sendiri, Miskem (43). "Aku kur dosa tok karena wis mateni (aku hanya dosa saja, karena sudah membunuh)," katanya tanpa ada rasa penyesalan di hadapan wartawan.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban dibunuh saat tidur menggunakan helm yang dipukulkan ke kepala dan bagian lehenya dicekik.
Baca Selengkapnya"Perkataan kasar korban memicu emosi tersangka sehingga tersangka membunuh korban,” kata Ruslan
Baca SelengkapnyaTersangka yang berprofesi sebagai petugas parkir, tersinggung terhadap perlakuan VH yang tidak menghargai diri dan hasil kerjanya.
Baca SelengkapnyaPara pelaku juga sepakat menghabisi korban pada Selasa (25/6) malam saat korban tidur. Namun upaya itu gagal karena korban saat itu begadang.
Baca SelengkapnyaKorban merasa cemburu melihat tingkah laku suaminya belakangan ini.
Baca SelengkapnyaDia menganiaya korban menggunakan tangan kosong dengan cara membenturkan kepala korban ke tembok hingga berdarah.
Baca SelengkapnyaKepolisian mengamankan satu buah pisau, satu baju dan celana milik korban, dan pakaian dalam korban.
Baca SelengkapnyaKasus penganiayaan berujung kematian ini dipicu karena pelaku sakit hati
Baca SelengkapnyaKecurigaan bahwa kematian Asep tidak wajar semakin kuat setelah adanya tagihan pinjaman online atas nama korban yang diajukan di hari dia meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaHasil penyelidikan polisi diketahui pembunuhan sadis itu dilatarbelakangi persoalan ekonomi dan sakit hati.
Baca SelengkapnyaKeluarga besar Asep Saepudin (43) tak menyangka istri, anaknya dan pacar putrinya bersekongkol menghabisi nyawa korban.
Baca SelengkapnyaKepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut AKP Ari Rinaldo mengatakan bahwa aksi tersebut terjadi di jalan Gagak Lumayung, Kelurahan Kota Wetan.
Baca Selengkapnya