Cerita warga di Sorong bantai ratusan buaya
Merdeka.com - Warga Tugu Merah, SP 1, Kota Aimas, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat membunuh ratusan buaya di penangkaran. Kejadian ini merupakan puncak dari kekesalan warga, lantaran salah satu warga setempat bernama Sugito tewas diduga diterkam buaya, Jumat (13/7).
Aksi membunuh ratusan buaya ini merupakan bentuk kemarahan atas pihak penangkaran yang dinilai lalai, hingga buaya menewaskan warga.
Yanu seorang warga SP 1 yang turut dalam aksi tersebut mengatakan, aksi ini dilakukan agar tidak ada lagi korban jiwa berikutnya akibat buaya di penangkaran tersebut.
-
Siapa korban serangan buaya? Korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Siapa yang membunuh buaya di Gereja? Ada pula yang berpendapat bahwa hewan itu menyerang dua bersaudara yang sedang beristirahat di tepi Sungai Mincio, dan salah satunya meminta pertolongan Perawan Suci untuk menaklukkan dan membunuh buaya tersebut.
-
Kenapa warga khawatir tentang buaya? Kalau buaya yang masih kecil itu hidup liar, dikhawatirkan ada induknya yang masih berkeliaran di sekitar sungai Desa Kebonagung.
-
Siapa yang diculik dan dibunuh di Lubang Buaya? Gerakan 30 September menculik dan membunuh para jenderal Angkatan Darat.
Menurutnya, aksi ini bermula saat korban Sugito sehari-hari bekerja pada tempat pembuatan tahu, sedang mencari rumput untuk hewan ternak di sekitar kawasan penangkaran. Korban kemudian diterkam buaya.
Warga sekitar yang mendengar suara teriak meminta tolong dari korban mendatangi lokasi guna menolong, namun setelah warga tiba korban sudah tidak bernyawa.
Warga setempat kemudian mengevakuasi jasad korban dan ditemukan luka gigit pada bagian tangan, kaki, leher dan bagian kepala korban.
"Karena kesal terhadap pihak penangkaran yang tidak memperhatikan buaya hingga menelan korban jiwa serta pemiliknya dikabarkan melarikan diri, sehingga warga langsung spontan mendatangi lokasi penangkaran guna membunuh ratusan buaya tersebut," ujarnya.
Dilansir dari Liputan6.com, Kepala Unit Intel Polsek Aimas Chandra yang dihubungi terkait peristiwa tersebut membenarkan kematian Sugito yang diduga diterkam buaya.
"Guna mengetahui pasti kejadian korban diterkam buaya, Kepolisian sedang mengambil keterangan saksi warga sekitar serta menunggu hasil pemeriksaan tim medis," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaJasad korban ini tidak dibawa ke puskesmas atau RSUD, tetapi langsung dibawa ke rumah duka.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaPemerintah desa setempat sebelumnya pernah mengusulkan pembuatan penangkaran buaya ke pihak BKSDA Bengkulu.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa tersebut Daeng Sattuang mendapatkan 25 jahitan di kaki.
Baca SelengkapnyaTiga warga di Desa Terusan Laut, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, nekat beternak buaya dalam rumah mereka.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaTanpa diduga, sebanyak tiga ekor buaya yang nampak buas muncul dari gorong-gorong. Peristiwa ini membuat satu kampung geger.
Baca SelengkapnyaViral video seekor buaya mengantar jasad manusia di Sungai Cilemer, Pandeglang, Banten.
Baca SelengkapnyaJasad bayi itu sudah dimakamkan di pemakaman keluarga H. Uspu Dusun Kampung Beru.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaPenemuan piton sepanjang 7 meter tersebut baru pertama kali terjadi di kampung mereka.
Baca Selengkapnya