Dahnil: Politik yang menghalalkan segala cara akan rusak Pancasila
Merdeka.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan ada dua hal yang merusak keragaman Indonesia dan Pancasila. Yakni destruksi politik dan ketidakadilan ekonomi serta hukum.
"Bapak ibu, politik yang menghalalkan segala cara, mengabaikan persepsi persatuan, itu pasti mendestruksi merusak Pancasila kita. Apalagi politiknya anti dialog," ucapnya saat mengisi dialog dengan topik 'Bhineka Tunggal Ika Penghuni Rumah NKRI' di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (7/9).
Berdasarkan temuannya, perusakan keragaman Indonesia dan Pancasila terjadi saat momentum pesta demokrasi. Di momentum tersebut, kelompok-kelompok tertentu memainkan isu yang menunjukkan seolah-olah Pancasila terancam.
-
Kapan semangat Pancasila diuji? Pancasila adalah pilar yang menjaga kita tetap tegak di tengah badai perbedaan.
-
Mengapa Pancasila penting bagi Indonesia? Pancasila tidak hanya menjadi landasan hukum dan politik, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi panduan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
-
Bagaimana Pancasila diimplementasikan di Indonesia? Pancasila sebagai dasar negara memberikan arah dan petunjuk bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mempersatukan dan memantapkan kebudayaan dan identitas nasional Indonesia, serta memandu dan mengarahkan pembangunan nasional.
-
Mengapa Pancasila penting sebagai ideologi negara? Tujuannya adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang bersatu, merdeka, berdaulat, makmur, baik spiritual maupun material.
"Seolah-olah keragaman kita terancam padahal tidak ada apa-apa. Jadi keberagaman itu selalu muncul ancamannya ketika momentum politik," sambungnya.
Dahnil tidak menampik adanya kelompok kecil yang keragamannya mengalami ancaman di Tanah Air. Namun, persoalan tersebut diyakini bisa ditangani melalui pendekatan keamanan.
"Yang paling berbahaya adalah ketika keberagaman Pancasila kita didestruksi oleh mereka-mereka secara legal saat melakukan kontestasi di arena demokrasi ini," imbuhnya.
Selain destruksi politik, Dahnil menjabarkan bahayanya ketidakadilan ekonomi dan hukum terhadap Pancasila. Di berbagai daerah, ketidakadilan ekonomi dan hukum masih terus terjadi. Dia mengambil contoh kasus ketidakadilan ekonomi yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah beberapa bulan lalu.
"Saya beberapa bulan lalu bersama Gus Solah dari NU, dan romo diminta Komnas HAM jadi tim penanganan terorisme. Saya melakukan evaluasi pada saat itu di Poso, saat itu lagi operasi tinombala pengejaran pada Basri dan Santoso. Nah kemudian kami mengikuti track Basri dan Santoso dan sebagainya tapi ada satu momentum yang saya ingat sekali sampai kemarin yaitu ketika saya masuk ke pasar sentral Poso kemudian berdialog dengan pedagang. Mereka menyampaikan gini, mas kami merasa tidak terancam sebenarnya sama Santoso dan Basri, malah kami merasa terancam dengan ketidakadilan yang dilakukan pemerintah Poso," jelasnya.
"Kenapa begitu? Bayangkan bantuan-bantuan dari pusat bisa nggk nyampe sepenuhnya ke kami, bantuan-bantuan untuk melakukan misalnya contoh kasus lokal bantuan rehabilitasi mantan-mantan kombatan Kristen, Islam banyak yang dipotong. Dan sekarang kombatan-kombatan ini masih di sini kok, kami bareng nih kristen Islam. Baik-baik saja. Nah tapi kami terus digusur dari sini. Mas, kalau kami terus dilakukan begini mending kami ikut Santoso dan Basri. Saya bilang apa? Ketidakadilan ekonomi, ketidakadilan hukum itu melahirkan perlawanan seperti itu," paparnya.
Melihat kasus tersebut, Dahnil menegaskan pemerintah memiliki tugas besar untuk menjalankan Pancasila. Poin-poin Pancasila jangan hanya dijadikan materi dalam pidato namun harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Pancasila itu tidak hanya pidato. Mohon maaf bapak-bapak pejabat di sini bagi saya yang paling butuh diajari Pancasila itu bukan kami-kami, yang paling butuh diajari Pancasila itu kepala daerah, PNS, politisi, itu yang harus diajari Pancasila. Kalau kami ya sudah otentik, sudah darahnya," tuntas Dahnil. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia sekarang ini adalah yang terbaik karena mampu merangkum keberagaman seperti pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Baca SelengkapnyaSituasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu
Baca SelengkapnyaPerlu dipahami bahwa keberagaman adalah ruh Pancasila yang harus dijaga dan dipertahankan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Baca SelengkapnyaWakil Ketua MPR, Ahmad Basarah mengajak masyarakat Indonesia di Hamburg Jerman untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia di tanah rantau.
Baca SelengkapnyaSalah satu praktik yang masih ditemui saat ini adalah terorisme yang berbasis ideologi agama dan kekerasan.
Baca SelengkapnyaMahfud MD mengatakan, etika yang rapuh sejak era Orde Baru telah melahirkan praktik KKN.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh berharap para pemimpin nasional tidak kehilangan kontrol.
Baca SelengkapnyaKesimpulan itu diberikan karena banyaknya penyalahgunaan kekuasaan, intervensi penegak hukum, pelanggaran etika
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaDemi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia
Baca Selengkapnya"Tampak jelas betapa nilai pancasila dan etika di dalam berpolitik dan mentaati hukum itu terjadi degradasi yang amat sangat,"
Baca SelengkapnyaSalam lintas agama merupakan salah satu upaya berkesinambungan merawat kemajemukan dimiliki Indonesia.
Baca Selengkapnya