Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Data BMKG Bantah Wiranto Soal Karhutla di Riau Tidak Separah yang Diberitakan

Data BMKG Bantah Wiranto Soal Karhutla di Riau Tidak Separah yang Diberitakan Wiranto. ©2019 Humas Kemenko Perekonomian

Merdeka.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto menyebut kondisi kebakaran hutan dan lahan tak separah seperti yang dikabarkan media. Hal ini dibuktikannya dengan hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Riau tanpa mengenakan masker.

Pernyataan Wiranto tersebut seolah-olah membantah hasil pengamatan yang dilakukan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi kualitas udara, jarak pandang dan fenomena alam atau hal lainnya yang berkaitan dengan prakiraan cuaca.

Berdasarkan data BMKG di websitenya www.bmkg.go.id, pada 19 September 2019 pukul 08.00 WIB, konsentrasi PM10 atau kualitas udara di Pekanbaru memasuki level sangat tidak sehat di angka 317.77 µgram/m3. Kualitas udara Pekanbaru semakin buruk karena pada pukul 06.00 WIB berada di angka 220.68 µgram/m3.

Kondisi serupa juga terjadi di Palembang. Kualitas udara di Palembang telah memasuki level berbahaya di angka 436.02 µgram/m3. Kondisi ini meningkat dari beberapa jam sebelumnya di kategori sangat tidak sehat di angka 265.23 µgram/m3.

Menurunnya kualitas udara di kota itu disebabkan masuknya asap dari kebakaran hutan dan lahan yang terbawa angin dengan kecepatan 5-30 knot (9-37 km/jam). Berdasarkan sumber dari LAPAN, tercatat beberapa titik panas di wilayah sebelah selatan-tenggara Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen yang berkontribusi asap, yakni kawasan SP Padang, Banyuasin I, Pampangan, Pedamaran, Tulung Selapan, Cengal, Pematang Panggang, Air Sugihan, Pedamaran dan Mesuji.

Sementara, jarak pandang tertinggi yang tercatat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang pada tanggal 18 September 2019 hanya 8 km dan terendah pada pagi hari ini berkisar 500-800 meter dengan kelembapan 82-92 persen dengan keadaan cuaca asap (smoke). Kondisi itu membuat dua penerbangan mengalami holding atau memutar di langit Palembang.

Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Bambang Beny Setiaji menjelaskan, untuk mengetahui kondisi udara pihaknya menggunakan alat pemantau PM10 yang terbilang sudah canggih. Alat itu dipasang di kantor BMKG Kenten Palembang dan hasilnya langsung masuk ke BMKG pusat secara online.

"Ya, kalau dibilang canggih ya sudah canggih alatnya, alat itu memang berfungsi untuk memantau kualitas udara atau PM10," ungkap Bambang, Rabu (19/9).

Menurut dia, hasil pengamatan alat pemantau PM10 tidak pernah dilakukan manipulasi data. Apapun yang terpantau akan diinformasikan kepada masyarakat melalui situs resmi BMKG.

"Tidak bisa dimanipulasi, data yang masuk sesuai dengan kondisi udara saat pemantauan oleh asap itu," ujarnya.

"Seperti hari ini level PM10 di Palembang sudah berbahaya. Tidak bisa kita ubah menjadi tidak sehat atau sangat tidak sehat karena begitulah hasil pengamatan alat itu," tegasnya.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Penampakan Palembang Dikepung Pekatnya Kabut Asap Kebakaran Hutan
FOTO: Penampakan Palembang Dikepung Pekatnya Kabut Asap Kebakaran Hutan

Sebaran kabut asap akibat karhutla ini membuat kualitas udara di Palembang memburuk dan lebih parah dari polusi di Jakarta.

Baca Selengkapnya
2 Daerah di Sumsel jadi Kota dengan Polusi Udara Terburuk di Indonesia, Nomor 1 Palembang
2 Daerah di Sumsel jadi Kota dengan Polusi Udara Terburuk di Indonesia, Nomor 1 Palembang

Hal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.

Baca Selengkapnya
Kondisi Udara Jakarta Hari Ini, Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif
Kondisi Udara Jakarta Hari Ini, Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif

Jakarta menduduki peringkat kedelapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

Baca Selengkapnya
Udara Jakarta Lebih Buruk dari Delhi India di Minggu Pagi
Udara Jakarta Lebih Buruk dari Delhi India di Minggu Pagi

konsentrasi partikel halus penyebab polusi (PM 2,5) tertinggi sebesar 131 di Lubang Buaya.

Baca Selengkapnya
Makin Parah, Kualitas Udara di DKI Jakarta Terburuk ke Tiga di Dunia
Makin Parah, Kualitas Udara di DKI Jakarta Terburuk ke Tiga di Dunia

Senin 13 Mei 2024 kualitas udara Jakarta terburuk di urutan ke 10 dunia.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Terburuk ke Lima di Dunia Hari Ini, Warga Diminta Pakai Masker
Kualitas Udara Jakarta Terburuk ke Lima di Dunia Hari Ini, Warga Diminta Pakai Masker

Jakarta rangking lima kota udara terburuk di dunia dengan indeks kualitas udara (AQI) di angka 160.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Minggu Pagi Tidak Sehat, Terburuk Ketiga di Dunia
Kualitas Udara Jakarta Minggu Pagi Tidak Sehat, Terburuk Ketiga di Dunia

Kualitas udara DKI Jakarta, pada Minggu (23/6), masuk kategori tidak sehat. Indeks kualitas udara di Ibu Kota bahkan tercatat yang terburuk ketiga di dunia.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Kamis Pagi Tidak Sehat dan Terburuk Kedua di Dunia
Kualitas Udara Jakarta Kamis Pagi Tidak Sehat dan Terburuk Kedua di Dunia

Jakarta menduduki kota paling berpolusi dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Kota Medan Terburuk ke-2 di Dunia, Jakarta di Posisi ke Enam
Kualitas Udara Kota Medan Terburuk ke-2 di Dunia, Jakarta di Posisi ke Enam

Kualitas udara ini mengkhawatirkan bagi mereka yang sensitif. Sehingga disarankan pakai masker saat aktivitas ke luar rumah.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini: Tidak Sehat, Posisi Tiga Terburuk di Dunia
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini: Tidak Sehat, Posisi Tiga Terburuk di Dunia

BMKG menyebut fenomena La Nina mempengaruhi konsentrasi PM2.5 di Indonesia

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Terburuk ke-8 di Dunia
Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Terburuk ke-8 di Dunia

Kualitas udara di Jakarta pada Senin (6/5) pagi ini tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua Dunia, Warga Diimbau Bermasker dan Hindari Aktivitas Luar Ruangan
Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua Dunia, Warga Diimbau Bermasker dan Hindari Aktivitas Luar Ruangan

Situs tersebut juga merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta, yaitu bagi masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas di luar ruangan.

Baca Selengkapnya