Demo freeport berujung penembakan oleh aparat dan pengerahan panzer
Merdeka.com - Ratusan karyawan PT Freeport melakukan aksi mogok. Mereka tidak hanya berunjuk rasa tetapi juga menyerbu Check Point 28, samping Bandara Mozes Kilangin Timika. Dalam aksi ini mereka membakar empat mobil milik PT Freeport Indonesia pada Sabtu (19/8) sekitar pukul 14.20 WIT.
Massa karyawan PT Freeport mogok mendirikan tenda di Check Point 28, tepatnya di perempatan jalan menuju Bandara Timika-Kwamki Lama dan akses menuju Tembagapura.
Penyerangan ke Check Point 28 terjadi begitu cepat. Dengan cepat ratusan orang datang menyerbu, lalu membakar empat mobil, gardu listrik dan merusak pos sekuriti.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Di mana perampokan terjadi? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
-
Di mana perampokan itu terjadi? Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar Komisaris Besar Mokhamad Ngajib mengatakan kejadian perampokan Jumat (19/1) dini hari, tepat di depan rumah korban di Jalan Rappocini Raya Makassar.
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Kapan perampokan terjadi? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
Tidak itu saja, puluhan sepeda motor yang diparkir sekitar pos sekuriti Check Point 28 turut menjadi sasaran amukan massa.
Massa karyawan PT Freeport mogok memblokade ruas jalan utama yang menghubungkan Pelabuhan Amamapare menuju Tembagapura.
Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon bersama Ketua DPRD Mimika Elminus Mom mengimbau agar karyawan mogok segera kembali ke rumah masing-masing. Namun permintaan mengosongkan akses jalan Freeport tersebut tidak diindahkan massa.
Sekalipun Kapolres Mimika mengancam akan membubarkan secara paksa, namun massa bersikeras tidak mau meninggalkan lokasi itu.
"Kami tidak mau bergeser dari sini. Silahkan DPRD dan aparat keamanan hadirkan manajemen PT Freeport di tempat ini. Kami sudah lima bulan menderita tidak menerima gaji karena dipecat sepihak oleh perusahaan. Kami minta Freeport segera menyelesaikan persoalan ini sekarang juga," teriak sejumlah karyawan mogok.
Ketua DPRD Mimika Elminus Mom menyampaikan, pihaknya akan segera menyurati manajemen PT Freeport untuk menyelesaikan masalah pemogokan ribuan karyawan yang telah berlangsung sejak April dan Mei lalu.
"Kami harus punya dasar untuk memanggil Freeport. Malam ini juga kami akan menyurati Freeport. Kalau mereka tidak datang, ada aparat keamanan yang bisa membawa paksa mereka," ujar Elminus.
Sambil menunggu proses negosiasi dengan manajemen PT Freeport, Elminus mengajak karyawan mogok untuk kembali ke rumah. Namun permintaan tersebut secara tegas ditolak massa karyawan mogok.
Elminus meminta karyawan mogok agar tidak memperluas aksi pengrusakan dan pembakaran fasilitas milik Freeport dan menjaga keamanan agar jangan sampai aksi mereka ditunggangi oleh pihak-pihak lain.
Sementara Kapolres Mimika Victor Mackbon mengancam akan membubarkan secara paksa aksi anarkis yang dilakukan oleh karyawan mogok.
"Saya memberi waktu sampai pukul 17.30 WIT kepada saudara-saudara untuk meninggalkan tempat ini. Lebih baik saudara-saudara kembali ke rumah. Toh ada perwakilan saudara-saudara yang akan bertemu dengan manajemen Freeport yang difasilitasi DPRD Mimika," imbau Kapolres Mimika.
Namun imbauan tersebut sontak ditolak tegas oleh karyawan mogok. "Tidak. Kami tetap berada di sini. Kami tidak mau ditipu lagi. Sudah berbulan-bulan kami diperlakukan tidak adil, mengapa pemerintah dan aparat tidak melihat penderitaan kami sebagai rakyat tetapi hanya memedulikan kepentingan Freeport," teriak para karyawan.
Akhirnya, aksi pembubaran paksa massa karyawan mogok dari lokasi pertigaan jalan tambang Freeport tersebut dimulai sekitar pukul 20.00 WIT. Ratusan anggota Brimob dibantu TNI serta melibatkan sebuah mobil baracuda dan panzer memukul mundur massa ke arah Check Point 28 dan sebagian ke arah Jalan Freeport lama menuju Kota Timika.
Aparat juga menggunakan mobil water canon menghujani massa dengan tembakan gas air mata sehingga massa kocar kacir menyelamatkan diri. Massa yang marah sempat membakar pos sekuriti di Check Point 28 lalu menyebar ke Kota Timika untuk menuju Terminal Gorong-gorong dan Kantor PT Petrosea di Jalan Cenderawasih.
Seorang warga bernama Sahbrin (34) dilaporkan tertembak peluru karet saat aparat membubarkan paksa ribuan karyawan mogok yang memblokade ruas jalan utama PT Freeport Indonesia, tak jauh dari Check Point 28 Timika, Sabtu malam. Humas RSUD Mimika Lucky Mahakena di Timika mengatakan korban kini tengah dirawat intensif di Unit Gawat Darurat RSUD Mimika.
"Korban tertembak di bagian belakang. Sekarang masih dalam perawatan," kata Lucky.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar sangat menyesalkan adanya aksi anarkis yang dilakukan ribuan karyawan Freeport. Boy menyebut tindakan karyawan merupakan kriminal.
"Ini bukan unjuk rasa lagi, tapi perbuatan kriminal. Kita sangat menyayangkan dan tentu kita akan lakukan investigasi atas peristiwa ini," kata Boy Rafli.
Kapolda menegaskan bahwa tindakan perusakan dan pembakaran kendaraan dan fasilitas perkantoran baik milik PT Freeport maupun PT Petrosea merupakan pelanggaran hukum berat dan sudah layak dilakukan langkah-langkah penegakan hukum.
"Langkah prioritas yang dilakukan saat ini yaitu menghalau mereka mulai dari Mil 28 lalu mereka bergerak ke Mil 26 dan selanjutnya masuk dalam Kota Timika. Penggerak-penggeraknya kita sudah dapat informasi. Kita sudah punya rekaman, tinggal tunggu saat yang tepat," kata Boy Rafli.
Kapolda mengatakan aksi anarkis yang dilakukan oleh karyawan mogok tanpa ada pemberitahuan sebelumnya kepada aparat. Lebih disayangkan lagi, aksi tersebut melibatkan anak-anak di bawah umur dan para wanita dan berlangsung hingga tengah malam.
"Tujuan mereka mungkin untuk minta dimediasi, tetapi caranya keliru. Cara-cara yang demikian tentu tidak dibenarkan menurut hukum. Saya ingatkan kepada mereka untuk tidak mengulangi lagi. Mereka akan berhadapan dengan aparatur negara. Polri dibantu TNI akan terus meminta pertanggungjawaban mereka," kata mantan Kadiv Humas Mabes Polri itu. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada tiga orang terduga pelaku yang telah diamankan. Mereka adalah inisial F, MF, dan EHS.
Baca SelengkapnyaSeorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, massa yang berjumlah sekira seribuan orang mendatangi kantor bupati dan DPRD setempat.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaKerusuhan sebelumnya pecah di Dogiyai pada Kamis (13/7) kemarin.
Baca SelengkapnyaKoordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPetugas menghabiskan waktu kurang lebih 15 jam untuk memadamkan api.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu tak Satpol PP menyurutkan mereka. Justru semakin menggencarkan penertiban.
Baca SelengkapnyaInformasi yang dihimpun, peristiwa kebakaran tersebut terjadi pada Senin (14/10) sekitar pukul 17:45 WIB.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula ketika rombongan massa pengantar jenazah melintas di Lampu Merah Waena.
Baca SelengkapnyaUntuk isu yang beredar luas di lokasi terkait adanya bayi meninggal saat bentrokan terjadi, Nugroho memastikan bahwa kabar tersebut tidak benar.
Baca SelengkapnyaAda 12 unit mobil pemadam atau 36 personel dikerahkan untuk memadamkan kebakaran di lokasi tersebut.
Baca Selengkapnya