Demo Tolak Omnibus Law, Aliansi Bali Tidak Diam Bantah Sebar Selebaran Provokatif
Merdeka.com - Ratusan mahasiswa dan buruh yang mengatasnamakan "Aliansi Bali Tidak Diam," menggelar unjuk rasa di depan Kampus Universitas Udayana, tepatnya di depan halte di Jalan Sudirman, Denpasar, Bali, Kamis (22/10).
Mereka sebelumnya berkumpul di Fakultas Pariwisata dan Student Centre Universitas Udayana. Massa aksi keluar ke Jalan Sudirman sambil menyanyikan lagu Iwan Fals berjudul Wakil Rakyat dan Bongkar.
Selain itu, mereka juga membawa sejumlah spanduk di antaranya bertuliskan Tolak Omnibus Law. Kemudian, mereka melakukan orasi bergiliran dari perwakilan mahasiswa dan buruh dan sementara Jalan Sudirman ditutup bagi pengendara untuk lewat.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Mengapa demo buruh dilakukan? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Kapan demo buruh terjadi? Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman menerangkan, pada 14.31 Wib, polisi mendapat laporan massa buruh berdemontrasi di jalan arteri tepatnya sekitar exit tol Cikarang.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
Salah satu mahasiswa yang melakukan orasi mengatakan, bahwa pihaknya mengecam tindakan provokasi dengan adanya selebaran yang provokatif dengan kata-kata menjarah dengan membawa nama Aliansi Bali Tidak Diam.
"Hari ini saya tegaskan Aliansi Bali Tidak Diam tidak pernah mengeluarkan pamflet. Dan desain masternya jelek kawan-kawan. Kita kreatif, kita mengecam segala tindakan provokasi, bahwa kita hari ini murni untuk menyuarakan kesengsaraan rakyat yang lelah akan pengisapan kawan-kawan," ujarnya dengan disambut teriakan tolak Omnibus Law.
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati, patah hati dan ditipu politisi. Sudah berapa kali kawan-kawan kita sudah ditipu politisi, sudah berapa kali kita ditipu oleh wakil rakyat kita," teriaknya disambut tepuk tangan para massa aksi.
Sementara di lokasi, ratusan personel kepolisian mengamankan jalannya aksi. Selain itu, pengamanan unjuk rasa ini juga melibatkan pecalang atau pihak keamanan desa adat setempat.
Karo Ops Polda Bali Kombes Djoko Prihadi menerangkan, untuk pelibatan pecalang karena ingin mengamankan aksi secara humanis.
"Kita menghadapi adik-adik dengan cara humanis. Pecalang ini kan menjaga ketertiban kita jaga agar mereka tidak anarki," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid sempat membacakan puisi berjudul 'Sak Karepmu' di depan ribuan massa aksi Jogja Memangg
Baca SelengkapnyaAksi bertajuk 'Mimbar Bebas Selamatkan Demokrasi' ini digelar untuk menentang praktik politik dinasti di tanah air.
Baca SelengkapnyaAksi ini diikuti oleh lebih kurang 2.000 orang yang terdiri dari mahasiswa hingga elemen masyarakat lainnya.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaAksi menentang praktik politik dinasti dan menolak pelanggaran HAM ini juga diikuti dosen, budayawan, seniman dan tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaMereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca Selengkapnya