Demonstran pro dan kontra Jokowi di Medan bentrok, sejumlah mahasiswa diamankan
Merdeka.com - Unjuk rasa massa pro dan kontra pemerintahan Jokowi di Medan diwarnai bentrok, Kamis (20/9). Kerusuhan terjadi saat polisi membubarkan kelompok yang mengatasnamakan mahasiswa.
Upaya polisi mendapat perlawanan. Massa mahasiswa berpencar dan mundur ke Jalan Perdana, Jalan Kejaksaan dan mengarah ke Polonia.
Kericuhan ini diawali dengan insiden lemparan dari salah satu kubu pendemo. Gesekan itu sempat dilerai petugas Kepolisian.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
Dua kelompok massa ini sebelumnya sama-sama menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan. Satu kelompok mengatasnamakan Komunitas Masyarakat Cinta NKRI. Pendemo yang berkisar puluhan orang ini meminta seluruh elite politik menghentikan isu SARA untuk kepentingan Pemilu 2019. Massa mempersoalkan maraknya kritik kepada pemerintah.
"Salah satunya menjadikan isu melemahnya rupiah untuk kepentingan politik. Itu menurut kami tidak tepat karena persoalan seperti ini terjadi secara global," ujar Edi Pandiangan, seorang pengunjuk rasa.
Tak lama setelah kelompok ini berunjuk rasa di depan gerbang Gedung DPRD Sumut, seratusan orang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Se-Kota Medan juga datang ke sana. Mahasiswa dari berbagai kampus di Medan ini juga melakukan aksi demo, namun untuk mengkritik pemerintahan Jokowi.
Aliansi Mahasiswa Se-Kota Medan meminta agar Jokowi-JK mundur dari jabatan. Mereka dinilai tidak mampu memperbaiki kondisi perekonomian. "Jokowi tidak perlu turun tahun 2019. Tapi turun hari ini juga," teriak Hendra Boang Manalu, Wakil Presiden Mahasiswa USU.
Saat Aliansi Mahasiswa Se-Kota Medan ditemui anggota DPRD Sumut dari Fraksi PKS, Zulkarnain, tiba-tiba lemparan air mineral dan batu dari massa Komunitas Masyarakat Cinta NKRI. Lemparan itu memancing emosi massa mahasiswa. Mereka membalas.
Insiden ini hanya berlangsung singkat. Ratusan persoel kepolisian mampu menjauhkan kedua kelompok. Aksi saling lempar terhenti dan polisi membuat barikade berlapis.
Namun kerusuhan akhirnya pecah. Polisi membubarkan paksa massa Aliansi Mahasiswa Se-Kota Medan. Awalnya pendemo dilarang menggoyang pagar Gedung DPRD Sumut. Namun mahasiswa menolak.
Selanjutnya, petugas bertindak represif. Lemparan batu terjadi dari kedua kelompok dan ada yang mengarah ke petugas polisi.
Truk water cannon dikerahkan, gas air mata pun dilepaskan. Namun polisi hanya membubarkan paksa kelompok mahasiswa.
Massa mahasiswa dipukul mundur dan berpencar ke Jalan Perdana, Jalan Kejaksaan dan Jalan Imam Bonjol depan RS Siloam. Mereka meninggalkan puluhan sepeda motor mereka berserakan di tepi jalan depan gedung Bank Mandiri. Sejumlah mahasiswa tertangkap.
Saat ini situasi sudah kondusif. Polisi masih berjaga di sekitar lokasi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaMereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca SelengkapnyaTuntutan pemakzulan Jokowi itu dilakukan karena orang nomor satu di Indonesia itu dianggap telah melemahkan demokrasi.
Baca SelengkapnyaPolisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Tak berselang lama, satu unit pete-pete terbakar tepat di depan halte Unibos Makassar.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, mahasiswa menentang Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang disampaikan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR.
Baca SelengkapnyaPolisi dan mahasiswa saling halau. Mahasiswa yang mundur ke depan kampung Universitas Diponegoro menghalau polisi kembali ke Gedung DPRD Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaDelapan mahasiswa yang melakukan demo ditetapkan polisi sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaBentrokan tersebut terjadi ketika massa demonstran merobohkan pagar Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa tiba-tiba menggeruduk gedung DPR, Jumat (17/5) sore.
Baca Selengkapnya