Derita guru SMP di Medan, ditabrak murid sampai lumpuh & tak digaji
Merdeka.com - Kekerasan yang dilakukan murid terhadap guru terjadi di SMP Sutomo 1 Medan. Seorang tenaga pengajar di sekolah favorit itu terancam lumpuh setelah mendapat serangan fisik dari siswanya.
Guru Matematika bernama Rosita (36) kini harus terus memakai korset serta bertumpu pada alat bantu walker untuk berdiri. Dia bahkan tak tahan duduk lama di kursi roda.
Berdasarkan hasil rontgen dan pemeriksaan dokter, tulang panggul Rosita bergeser dan bantalan tulang belakangnya robek. Cidera itu pun mengalami peradangan. Dokter tidak tahu sampai kapan dia akan mengalami derita itu. Salah satu jalan yang dianjurkan yaitu operasi di Singapura, itu pun dengan risiko besar kelumpuhan.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Siapa guru yang mencabuli murid? Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan pelaku sudah berhasil diamankan. 'Kejadian tahun ini, beberapa bulan yang lalu. Pelaku berhasil ditangkap pada 15 Mei 2024. Pada 29 Mei 2024 perkaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan,' tuturnya.
-
Di mana guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Siapa yang membacok guru di Demak? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
-
Kenapa siswa membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
-
Kenapa guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
Kondisi Rosita dipicu peristiwa yang dialaminya pada Rabu, 20 April 2016. Sekitar pukul 12.15 WIB, seorang siswa kelas 7 (saat ini duduk di kelas 8), berinisial FL, menabraknya di dekat gerbang sekolah.
"Waktu itu gerbang dalam keadaan tertutup, dia (FL) datang dari arah gerbang, dia sendirian di sana. Saya tampak dia, saya berhenti, tapi dia terus lari, larinya kencang banget menabrak saya, dia lihat saya, enggak ada niat mengelak ... Seketika kaki saya kebas. Saya nggak jatuh, saya tahan pakai kaki kanan. Tiba-tiba satu kaki saya kebas," kata Rosita.
Warga Jalan Selam IV, Mandala, Medan ini menduga FL sengaja menabraknya. Dia teringat siswanya itu pernah mengancam.
Sebelum kejadian, Rosita memang sering menegur dan menasihati FL karena kerap tidak mengerjakan tugas. "Suatu hari, seingat saya dua minggu sebelum kejadian, saya masuk di kelasnya. Waktu itu pas jam istirahat, lonceng, anak-anak pada keluar, tapi dia datangi meja saya, dia bilang gini, 'Awas kau suatu hari nanti'. Waktu itu saya tidak openi (tidak peduli). Saya lanjutkan siapkan barang-barang untuk keluar dari kelas. Saya nggak menyangka," sebut Rosita.
Kasus ini sudah diproses bagian Bimbingan Penyuluhan (BP) SMP Sutomo 1 Medan. Orangtua FL sempat menyatakan bertanggung jawab dan akan membiayai seluruh perobatan Rosita. Namun, belakangan mereka ingkar.
Pihak sekolah di Jalan Letkol Martinus Lubis itu, yang awalnya mendampingi Rosita dan memediasi perempuan itu dengan keluarga FL, belakangan meninggalkannya. Bahkan perempuan itu pun diperlakukan tidak adil. Salah satunya, tidak seperti guru lain yang juga mengalami masalah kesehatan, dia justru tidak lagi digaji. "Gajinya saya sudah dua bulan tidak dibayarkan. Jam pelajaran saya terakhir 24 jam seminggu, berikutnya roster saya hilang," sebut Rosita.
Pihak sekolah sudah coba dikonfirmasi. Kepala SMP Sutomo 1 Medan, Tania Salim, yang dihubungi wartawan, menyatakan cerita itu masih versi Rosita. Namun dia menolak memaparkan versi pihak sekolah dengan alasan tidak berwenang. Tania juga meminta nama-nama wartawan dan media yang ingin konfirmasi kasus itu segera dikirimkan kepadanya untuk disampaikan kepada yayasan. Setelah SMS dikirim, teleponnya tidak lagi diangkat.
Sementara ayah FL, Lasimin Supina, meminta wartawan bertanya pada pihak sekolah. "Tanya pihak sekolah aja, kita nggak bisa," sebutnya.
Lebih jauh, Lasimin menyatakan kasus itu sudah diurus polisi. Namun, ketika ditanya lebih jauh, dia tidak mau berkomentar. "No comment ya no comment," ucapnya sebelum menutup telepon. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Disdik ingatkan pihak sekolah jika tidak memungkin bawa kendaraan karena keterbatasan lahan, maka jangan dilakukan,
Baca SelengkapnyaMiris, seorang guru dibacok muridnya sendiri hingga kritis saat tengah mengajar di kelas. Sempat dilarikan ke rumah sakit, begini kondisinya sekarang.
Baca SelengkapnyaPolisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Baca SelengkapnyaDampak kejadian itu, aktivitas belajar mengajar di sekolah untuk sementara waktu diliburkan.
Baca SelengkapnyaPolres Demak masih melakukan proses pengejaran kepada pelaku.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan pihak rumah sakit menyatakan ada syaraf mata di sebelah kanan yang sudah tidak lagi berfungsi.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini pihak kepolisian masih mendalami kronologi kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaSeorang guru pria, SF (45), mengalami banyak luka di tubuhnya. Dia dikeroyok oleh dua remaja tak lain murdinya sendiri.
Baca SelengkapnyaKronologi berawal pada Senin sekitar pukul 07.00 Wib saat para guru sedang menyiapkan perlengkapan untuk Ulangan Tengah Semester (UTS) murid.
Baca SelengkapnyaTim meminta Kepala sekolah SMP I Sindangbarang bertanggung jawab atas kejadian tersebut karena dianggap lalai.
Baca SelengkapnyaKejadian itu juga membuat korban hingga belum banyak cerita perihal pelaku dan kejadian yang dialami.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa SD tewas tertimpa tembok roboh saat sedang berwudu di Masjid Raya Lubuk Minturun.
Baca Selengkapnya