Di bawah umur, perampok dalam angkot diproses di pengadilan anak
Merdeka.com - Satu dari dua tersangka pelaku perampokan dalam angkot di Depok akan diproses sesuai peradilan anak. Sebab, salah satu tersangka yaitu SA (15) masih berusia di bawah umur. S juga tercatat masih berstatus pelajar di salah satu sekolah di Jakarta.
DN (20) dan SA merupakan tersangka perampokan dengan korban bernama Sari (44) yang merupakan pedagang ayam. Keduanya berhasil diamankan polisi beberapa hari lalu di tempat berbeda. Bahkan SA masih mengenakan seragam sekolah saat diamankan.
"Tetap diberikan kesempatan bagi SA yang berstatus pelajar kelas tiga Madrasah Ibtidaiyah," kata Kapolresta Depok, Kombes Pol Dwiyono, Kamis (21/4).
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Apa saja yang diambil perampok? Pelaku berhasil menggondol uang tunai Rp55 Juta, dua ponsel, 7 Buah BPKB Mobil dan Sepeda Motor, perhiasan yang ditaksir oleh korban nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Semua perhiasan emas dijual dan hasilnya dibagi-bagi oleh para pelaku.
-
Siapa yang melakukan perampokan? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
-
Kenapa mereka merampok? 'Motifnya ekonomi, karena ini jam tangan yang mewah. Berdasarkan laporan dan hasil pemeriksaan yang, maka dugaan kerugian yang dialami korban adalah Rp12,85 miliar, senilai dengan 18 jam tangan mewah yang diambil oleh tersangka,' ungkapnya.
-
Di mana perampokan terjadi? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
-
Di mana perampokan itu terjadi? Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar Komisaris Besar Mokhamad Ngajib mengatakan kejadian perampokan Jumat (19/1) dini hari, tepat di depan rumah korban di Jalan Rappocini Raya Makassar.
Otak dari perampokan ini adalah DN. Sedangkan SA hanya diajak dengan iming-iming uang jajan. Mulanya, DN diminta majikannya menjemput kerabat di Depok. Namun DN mengajak SA. DN merupakan sopir tembak. "DN malah mengajak SA untuk mencari tambahan uang," ungkapnya.
Dengan memakai angkot nomor 20 jurusan Kalimalang-Klender, dua tersangka asal Bekasi tersebut mengambil penumpang di Gang Duren, Jalan Raya Sawangan, Minggu (10/4) dini hari.
Kemudian keduanya terpikir untuk merampok korban. Saat itu, kedua tersangka juga menenggak minuman keras jenis ciu. Perampokan itu terjadi di flyover Arief Rahman Hakim.
"Ibu S yang saat itu pagi hari hendak ke pasar. Namun sesampainya di tempat kejadian perkara flyover, pengemudi pura-pura ke belakang," katanya.
Sang pengemudi kemudian meminta uang bahkan memegang kaki dan memukul korban. Karena korban melawan, SA memukul korban menggunakan kunci roda.
"Korban mengalami kerugian Rp 2 juta, handphone dan barang dagang milik korban (yang) sehari-hari bekerja sebagai pedagang," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi meringkus AW (58), tersangka predator anak di Kecamatan Kotabaru, Karawang. Residivis ini ditangkap setelah sejumlah orang tua melaporkan perbuatannya.
Baca SelengkapnyaPolisi membeberkan modus pelaku yaitu hendak meminjam uang kepada orang tua korban, namun tak digubris.
Baca SelengkapnyaSebelum menyekap, pelaku mengonsumsi sabu lalu mendatangi rumah korban.
Baca SelengkapnyaModusnya, menggunakan identitas palsu untuk memperdaya lawan jenis atau dikenal dengan Love Scamming.
Baca SelengkapnyaSaat melintas di jalanan sepi, muncul niat jahat pelaku. MS membelokkan motornya ke semak-semak dan terjadilah perkosaan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa bermula saat pelaku mengajak korban jalan-jalan menggunakan sepeda motor di sekitar kampungnya.
Baca SelengkapnyaPelaku mengakui telah menyuruh MF dan MR untuk mengambil barang atau paket narkotika
Baca SelengkapnyaSaat ini, kasus tersebut ditangani Polres Metro Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaPenyanderaan berawal saat pelaku tidak diberikan pinjaman uang Rp300 ribu oleh ibu korban.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkapkan fakta baru dari terduga pelaku penyanderaan bocah perempuan yang terjadi di Pos Polisi (Pospol) Pejaten, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaKasus itu semula diketahui kepolisian yang mendapat informasi dugaan penculikan anak.
Baca SelengkapnyaHasil jualan anak jalanan itu masuk ke kantong si raja tega.
Baca Selengkapnya