Di Jakarta jual ginjal buat tebus ijazah, di Malang buat kuliah
Merdeka.com - Kemarin, lima mahasiswa Universitas Brawijaya Malang berencana menjual ginjalnya untuk membayar sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) yang dinilai terlalu mahal, tidak terjangkau, dan harus dibayar sekaligus untuk setahun. Rencana kelima mahasiswa yang akan menjual ginjalnya demi melunasi SPP tersebut terungkap ketika mereka menggelar unjuk rasa di depan gedung rektorat kampus setempat, Selasa (20/8).
"Ada lima rekan kami yang berniat menjual ginjalnya agar bisa membayar SPP," kata koordinator aksi protes pemberlakuan uang kuliah tunggal (UKT), Nano.
Dia dan sebagian besar mahasiswa, termasuk mahasiswa baru, menilai pemberlakuan UKT bukannya meringankan beban orang tua, justru memberatkan. Apalagi, kebijakan rektorat terkait keringanan dan penundaan pembayaran SPP juga telah dihapus.
-
Siapa yang menawarkan uang ke Ganjar? Ganjar lalu bercerita saat dirinya sempat didatangi seseorang dan ditawari uang usai memperingati agar tak ada lagi setoran.
-
Apa fungsi ginjal? Ginjal sendiri punya fungsi menyaring limbah yang ada di dalam darah dan mengeluarkannya lewat urine.
-
Siapa yang bisa membantu mengatasi kondisi kesehatan ginjal? dr. Irman Firmansyah SpPD, FINASIM, SH, MH dari RS EMC Pekayon dapat membantu memberikan tindakan yang diperlukan terkait kondisi kesehatanmu.
-
Gimana cara negosiasi sama pinjol? Apabila perwakilan Pinjol mengirimkan pesan teks atau datang untuk melakukan penagihan pinjaman, maka Anda dapat menerima dan membicarakannya dengan baik-baik kepada pihak tersebut. Anda dapat mulai melakukan negosiasi dengan menghitung kembali utang dan bunga yang harus dibayar secara bersama-sama dengan rentenir.
-
Kenapa Nam Yoon Soo mendonorkan ginjalnya? Keputusan besar ini diambil dengan penuh kesadaran dan didorong oleh kasih sayangnya yang mendalam terhadap sang ayah.
Solusi yang ditawarkan pihak rektorat, kata mahasiswa FISIP semester 5 itu, adalah pinjam di BRI. Pinjam uang di bank justru akan menambah beban orang tua yang harus mengangsur pinjaman dengan bunga tinggi.
Nano mengemukakan pihaknya bersama sejumlah mahasiswa lainnya telah mengadu ke rektorat akan menjual ginjalnya untuk melunasi SPP yang pembayaran terakhirnya pada tanggal 23 Agustus 2013.
"Jumlah SPP dan uang gedung serta biaya lainnya cukup besar, bahkan ada yang sampai mencapai Rp 43 juta. Oleh karena itu, kami akan terus memperjuangkan agar mahasiswa bisa mendapatkan dispensasi penundaan pembayaran," tegasnya dikutip antara.
Kasus yang terjadi di Unibraw ini mengingatkan kita pada kasus serupa yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu. Sugianto (45) nekat menjual ginjalnya dengan berkeliling Bundaran HI, Jakarta Pusat. Hal itu dilakukan untuk menebus ijazah Ayu (19), anak kedua Sugianto yang ditahan pihak sekolah karena tunggakan sebesar Rp 17 juta.
"Untuk itu saya jual ginjal saya sesuai dengan tagihan anak saya. Sebetulnya Rp 1 miliar tidak akan saya jual cuma ini demi masa depan anak," ujar Sugianto di Bundaran Hotel Indonesia, Rabu (26/6) lalu.
Sugianto menjelaskan, Ayu menimba ilmu di Yayasan Nurul Iman, Parung, Bogor, yang merupakan sekolah terusan SMP, SMA dan kuliah. "Awalnya sekolah tersebut gratis, namun setelah ganti kepemimpinan mendadak bayar. Namun tidak ada pemberitahuan. Jadi tunggakan di SMP Rp 7 juta dan SMA Rp 10 juta," kata dia.
Segala usaha dilakukan Sugianto, dari mendatangi Komnas HAM, menyurati Komisi X DPR RI hingga minta keringanan dari pihak sekolah namun tidak membuahkan hasil. Sugianto yang berprofesi sebagai tukang jahit dengan penghasilan Rp 2,5 juta perbulan menyatakan tak sanggup membayar tunggakan tersebut.
"Istri sudah meninggal sejak 12 tahun yang lalu. Pendapatan segitu tetapi harus bayar kontrakan Rp 600 ribu per bulannya" katanya.
Sebenarnya Ayu kasihan melihat bapaknya jika harus ginjal. Tetapi Sugianto bersikeras ingin menjual demi Ayu meneruskan pendidikan yang lebih tinggi.
"Saya ingin melanjutkan kuliah. Sekarang masih bantu-bantu bapak di rumah," ujar Ayu yang menggunakan kerudung tersebut. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prosedur transplantasi organ tubuh tidak dilakukan secara transaksional.
Baca SelengkapnyaPara korban diberangkatkan ke Kamboja untuk melakukan transplantasi ginjal dengan modus family gathering.
Baca SelengkapnyaLima orang ditangkap Imigrasi Ponorogo,. Dua di antaranya bermaksud jual ginjal ke Kamboja.
Baca SelengkapnyaSalah satu dari mereka mengakui pernah terlibat dalam transaksi serupa pada masa lalu.
Baca SelengkapnyaBekerja sebagai pegawai lepas kantor notaris membuat modal politiknya amat terbatas
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka ini merupakan hasil pengembangan kepolisian setelah menangkap oknum pegawai Imigrasi inisial AH.
Baca SelengkapnyaHengky menyebut, temuan polisi, korban memiliki latar belakang berbeda-beda. Mulai dari pedagang, guru, hingga lulusan S2.
Baca SelengkapnyaErfin berharap langkah beraninya itu bisa ditiru Caleg lain
Baca SelengkapnyaKisah Erfin ini viral di media sosial. Untuk menunjukkan keseriusannya dalam menjual ginjal.
Baca SelengkapnyaIni harga yang perlu disiapkan untuk transplantasi ginjal di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAipda M terlibat kasus penjualan ginjal bersama 10 tersangka lainnya.
Baca SelengkapnyaKorban dijanjikan Rp135 juta setelah menjual ginjal
Baca Selengkapnya