Di koordinat hilangnya pesawat, tim SAR tak temukan AirAsia
Merdeka.com - Pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura telah hilang kontak sejak pagi tadi. Diketahui, posisi terakhir saat pesawat hilang kontak pada koordinat 03.36.31 lintang selatan dan 108.41.46 bujur timur.
Plt Dirjen Perhubungan Udara Djoko Murjatmodjo di Kantor Otoritas Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu (28/12) mengatakan, hilangnya kontak dengan pesawat jenis Airbus A320-200 tersebut berselang 5 menit setelah pilot meminta izin naik. "Tim Basarnas langsung melakukan pencarian ke koordinat tersebut. Tapi tidak ditemukan adanya petunjuk mengenai keberadaan pesawat AirAsia ini,” jelasnya.
Dia menegaskan belum bisa berasumsi terkait penyebab hilangnya kontak pesawat AirAsia lantaran tidak adanya sinyal dari Emergency Locator Transmitter (ELT) maupun Pinger yang menandakan pesawat tersebut jatuh ke darat atau ke laut.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
"Jadi belum ada perkembangan. Kami masih lakukan pencarian di laut sekitar Belitung, Palembang dan sekitarnya serta di darat dari Sampit sampai Pontianak," ungkap Djoko.
Jumlah armada yang dikerahkan untuk mencari pesawat AirAsia ada tujuh pesawat. Di antaranya TNI Angkatan Udara mengirimkan pesawat AI 7303 take off dari Makassar. Kemudian CN 235 callsign P860 yang berangkat dari Juanda, Surabaya.
Selain itu ada juga Pesawat Patmar CN 235 callisgn P861 yang berangkat dari Batam. Ada juga pesawat Heli Dauphin SAR HR 3601 yang berangkat dari Pondok Cabe. Dari Halim Perdanakusuma Pesawat A 1323 dan pesawat Heli HT 3310. Dan terakhir adalah pesawat Kalibrasi King Air yang take off dari dari Budiarto.
"Pencarian terus dilakukan, di laut sekitar Belitung, Palembang dan sekitarnya serta di darat dari Sampit sampai Pontianak. Jika sampai malam hari belum ada hasil, maka akan dilanjutkan besok pagi," jelasnya.
5 Negara siap bantu cari AirAsia
Sebanyak lima negara tetangga telah menawarkan bantuan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan pencarian dan investigasi keberadaan pesawat AirAsia. "Ya kami menerima tawaran bantuan dari Australia, Singapura, Inggris, Korea Selatan dan Malaysia. Mereka siap membantu mencari dan juga investigasi kalau di minta," kata Ketua KNKT Tatang Kurniadi.
Dia mengaku menyambut baik negara-negara yang menawarkan bantuan. Namun, saat ini pihaknya tengah mengerahkan sumber daya yang ada untuk mencari pesawat tersebut. "Kami masih coba cari dengan semaksimal mungkin," katanya.
Tatang belum berani menyebutkan penyebab hilangnya AirAsia. Pihaknya masih mencari keberadaan pesawat tersebut lewat sinyal dari ELT maupun Pinger. Ditanya kemungkinan terburuk, Tatang pun enggan berasumsi.
“Saya jarang berpikir terburuk, pegangan dari seorang investigator tidak boleh menempatkan spirit dalam posisi negatif. Jadi kami tetap otimis bisa ditemukan," katanya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaTim SAR menghentikan pencarian KM Sanjaya 86 yang karam di perairan Bali sepuluh hari lalu. Sebanyak 16 nelayan yang ada di kapal itu masih hilang.
Baca SelengkapnyaKM Sanjaya 86 mengangkut 16 anak buah kapal. Petugas SAR masih melakukan pencarian.
Baca SelengkapnyaTNI Angkatan Udara (AU) melaksanakan Operasi Mata Elang 23 untuk memantau keberadaan kapal pengungsi Rohingya di perairan laut Aceh.
Baca SelengkapnyaUpaya tim gabungan menyusuri lokasi yang diperkirakan sebagai titik jatuh pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak belum membuahkan hasil.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghadapi kendala saat mengevakuasi korban pesawat kargo Smart Aviation di Hutan Kaltara.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaKorban terekam sedang berjalan di bibir pantai menggunakan pakaian snorkeling sebelum akhirnya hilang.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan memutuskan pencarian pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak sejak Jumat (8/3) pagi, akan dilanjutkan pada Sabtu (9/3) besok.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghentikan upaya evakuasi pada Selasa, 1 Agustus 2023.
Baca Selengkapnya