Dinasti Politik Dinilai Jadi Salah Satu Sumber Korupsi
Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin. Dodi merupakan anak dari mantan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dijerat sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek di Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin. Alex sendiri juga ditangkap Kejagung terkait dengan kasus korupsi.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) sekaligus pengamat politik, Ujang Komarudin mengatakan, dinasti politik menjadi salah satu bibit terjadinya korupsi. Untuk itu harus ada aturan guna mencegah dinasti politik terjadi di Indonesia.
“Iya itu salah satu persoalan korupsi mengapa terjangkit dan meranah di Indonesia. Salah satunya adalah karena dinasti politik itu,” katanya saat dihubungi Merdeka, Minggu (17/10).
-
Bagaimana dinasti politik berdampak pada kualitas demokrasi di Indonesia? Didominasi Orang-Orang Politik Arga melihat, sejauh ini partai besar sekalipun didominasi oleh orang-orang dari lingkup politik, bukan dari masyarakat luas. Bahkan jabatan strategis dengan mudah diperoleh dari hubungan keluarga dan kerabat. Dampaknya semakin sulit bagi individu dari kalangan masyarakat biasa untuk ikut andil dalam politik.
-
Kenapa dinasti politik bisa melemahkan demokrasi? Menurut Arga, fenomena kuatnya dinasti politik di ranah legislatif akan terus berlanjut dan menyebabkan eksklusivitas dalam lingkup politik. Ia mengakui bahwa dinasti politik pernah terjadi pada negara-negara besar seperti Amerika. Namun menurutnya di sana masih ada proses demokrasi yang bermain. Sementara ia melihat fenomena di Indonesia adanya dinasti politik justru melemahkan demokrasi dan berpotensi meningkatkan kolusi dan nepotisme.
-
Siapa yang menganggap dinasti politik sebagai virus pembunuh demokrasi? Pendapat yang kurang lebih sama disampaikan Busyro Muqoddas terkait dinasti politik. Ia melihat adanya dinasti politik bisa menjadi virus pembunuh bagi demokrasi dan kedaulatan rakyat.
-
Apa dampak buruk dinasti politik bagi proses demokrasi? 'Saya kira ini menjadi salah satu konsekuensi dari anggota partai politik yang berasal dari elitis atau orang-orang dari lingkungan kekuasaan,' kata Arga dikutip dari Ugm.ac.id. Lalu bagaimana adanya politik dinasti ini mempengaruhi kualitas demokrasi di Indonesia? Berikut selengkapnya:
-
Bagaimana dampak korupsi bagi negara? 'Tambang ilegal misalnya, selain kerugian negara secara materil, juga ada hutan yang dibabat habis di sana. Ada tanah negara yang rusak di sana. Ada masyarakat yang tercemar polusi dan terganggu kesehatannya di sana.'
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? 'Permintaan kebutuhan operasional Syahrul Yasin Limpo dan keluarganya yang juga didukung dengan petunjuk berupa barang bukti elektronik, chat WA antara terdakwa Syahrul Yasin Limpo dan Imam Mujahidin Fahmid, serta adanya barang bukti antara lain dokumen catatan staf Kementan RI dan bukti kwitansi serta transfer uang pembayaran kebutuhan menteri dan keluarganya.
Tanpa adanya upaya pencegahan, dia mengungkapkan, politikus yang ingin membangun dinasti pasti akan melakukan berbagai cara agar terealisasi. Walaupun pemilihan kepala daerah dilakukan secara demokratis, tidak dapat membendungnya.
“Sampai hari ini dinasti politik tuh boleh bahkan bebas. Oleh karena itu sebenernya bahkan undang-undang tidak melarang itu, ga ada aturan yang dilanggar terkait dinasti politik saat itu,” terangnya.
Menurutnya saat ini Indonesia memerlukan aturan yang mengatur terkait dinasti politik. Tujuannya agar hal terkait korupsi yang berada dalam pusaran dinasti politik dapat terhindar.
Ujang menambahkan, bila tidak ada aturan yang mengatur dinasti politik, maka semua orang akan dapat mudah dengan melakukan penguasaan.
“Yang ada aturannya saja orang kadang-kadang diakalin. Apalagi yang tidak ada aturannya,” ujarnya.
Terkait dengan tindakan korupsi yang dilakukan dalam pusaran dinasti politik, berikut beberapa kasus yang pernah terjadi di Indonesia:
Ratu Atut Chosiyah
Ratu Atut merupakan Gubernur Banten yang menjabat dua periode sejak 11 Januari 2007 hingga resmi dinonaktifkan pada 13 Mei 2014. Ia adalah Gubernur Wanita Indonesia pertama pada tahun 2007.
Pada tahun 2013, Ratu Atut ditetapkan sebagai tersangka korupsi pengadaan alat kesehatan dan divonis 7 tahun dan denda Rp200 juta (MA). Dinasti Politik Atut adalah kakaknya Tubagus Chaeri Wardana yang divonis 5 tahun oleh MA di kasus yang sama.
Sri Hartini
Sri merupakan Bupati Klaten, Jawa Tengah yang terlibat kasus suap promosi jabatan pada tahun 2016. Akibat perbuatannya, ia divonis 11 tahun dan denda sebesar Rp900 juta dengan ketentuan jika tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama sepuluh bulan.
Dinasti Politik yang menjerat Sri adalah istri mantan Bupati Klaten Haryanto Wibowo yang menjadi tersangka korupsi proyek pengadaan buku paket dan kasus perjalanan ke luar negeri. Kasus Haryanto dihentikan karena tersangka meninggal.
M. Itoc Tochija dan Atty Suharti
Itoc Tochija menjadi Wali Kota Cimahi pertama, setelah daerah dengan tiga kecamatan itu berpisah dari Kabupaten Bandung. Itoc menjabat dari tahun 2002 sampai 2012.
Ia terjerat kasus korupsi pembangunan Pasar Atas. Akibatnya, Itoc divonis tujuh tahun dan denda Rp200 juta.
Sedangkan istrinya Atty Suharti merupakan Wali Kota Cimahi periode 2012 - 2017 yang menggantikan suaminya. Atas kasus pembangunan Pasar Atas Cimahi tersebut, Atty divonis empat tahun penjara dan denda Rp200 juta.
Kasus korupsi Pasar Atas sendiri terbongkar usai KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Atty pada tahun 2016 lalu. Itoc dan Atty Suharti diduga menerima duit suap Rp500 juta sebagai suap izin proyek pembangunan tahap dua Pasar Atas Baru Cimahi.
Tubagus Iman Ariyadi
Tubagus Imabn merupakan walikota Cilegon. Pada tahun 2017 ia terjerat kasus suap perizinan pembangunan. Akibatnya, dia divonis 4 tahun dengan denda Rp 250 juta (MA).
Tubagus Iman Ariyadi adalah putra mantan Wali Kota Cilegon At Syafaat yang divonis 3,5 tahun tahun dan denda Rp400 juta oleh (Pengadilan Tipikor) pada tahun 2013 karena korupsi pembangunan dermaga.
Rita Widyasari
Rita merupakan Bupati Kutai Kartanegara. Pada tahun 2017, dia terjerat kasus gratifikasi perizinan proyek. Akibatnya, Rita divonis 10 tahun bui dengan denda Rp600 juta serta pencabutan hak politik 5 tahun (Pengadilan Tipikor).
Rita merupakan putri mantan Bupati Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Syaukani Hasan Rais yang divonis 6 tahun dan denda Rp250 juta oleh Mahkamah Agung.
Asrun dan Adriatma Dwi Putra
Asrun menjabat sebagai Wali Kota Kendari periode 2007-2017 dan Adriatma menjabat sebagai Wali Kota Kendari 2017-2018. Keduanya terjerat kasus penerimaan suap sejumlah proyek. Akibatnya, mereka divonis 4 tahun penjara dan denda sebesar Rp200 juta.
Adriatma Dwi Putra adalah putra dari Asrun. Keduanya ditangkap KPK pada 28 Februari 2018.
Puput Tantriana Sari dan Hasan Aminuddin
Puput selaku Bupati Probolinggo dan Hasan selaku Anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem terjerat kasus dugaan jual beli jabatan penjabat kepala desa. Akibatnya, keduanya ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK pada 30 Agustus 2021 lalu. Puput dan Hasan merupakan pasangan suami istri.
Reporter Magang: Leony Darmawan
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Busyro menilai jika di Pemilu 2024 etika politik telah dikubur dan diganti dengan syahwat politik.
Baca SelengkapnyaApakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.
Baca Selengkapnya"Tampak jelas betapa nilai pancasila dan etika di dalam berpolitik dan mentaati hukum itu terjadi degradasi yang amat sangat,"
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, kelompok tersebut paling banyak korupsi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHashim Djojohadikusumo muak dengan kritik isu dinasti politik kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaJika dibiarkan, hal ini bisa menurunkan kualitas pelayanan publik dan merusak kepercayaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin menilai, Indonesia masuk ke dalam negara yang paling rawan korupsi.
Baca SelengkapnyaMenurut Busyro, bentuk nepotisme itu sudah ada sejak era orde baru.
Baca SelengkapnyaRamai isu soal istilah 'Blok Medan' yang dikaitkan dengan anak-menantu Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, Indonesia sudah terlalu banyak menteri di dalam suatu pemerintahan.
Baca SelengkapnyaKeadaan ini jelas kontraproduktif dengan cita-cita membangun peradaban bangsa.
Baca SelengkapnyaSejumlah kalangan yang menolak Politik Dinasti memajang spanduk "Ayo Lawan Politik Dinasti" di Jakarta.
Baca Selengkapnya