Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Diselamatkan Warga Wamena di Tempat Persembunyian

Diselamatkan Warga Wamena di Tempat Persembunyian Kantor PLN Wamena dibakar massa. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Suasana mencekam dirasakan saat kerusuhan Wamena pecah pada 23 September 2019. Di balik itu, tersimpan kisah heroik warga asli Wamena menyelamatkan perantau yang terjebak di tengah konflik.

Ari, perantau asal Probolinggo, Jawa Timur, menuturkan kisahnya dan teman-temannya berhasil selamat dari kerusuhan Wamena. Sudah 2 tahun terakhir Ari tinggal di Wamena. Dia bekerja di sebuah pabrik tahu yang memiliki 60 pekerja.

Sebelum kerusuhan itu terjadi, Ari dan kawan-kawannya bekerja seperti biasa. Situasi relatif aman. Tiba-tiba gelombang unjuk rasa mulai membesar. Massa kemudian melempar batu sampai membakar berbagai gedung termasuk pabrik tahu tempat Ari bekerja.

Orang lain juga bertanya?

"Pabrik dilempari batu, kami semua menyelamatkan diri. Pabrik akhirnya dibakar," kata Ari di Malang, Rabu (2/10).

Ada beberapa warga Wamena yang juga bekerja di pabrik tersebut. Mereka yang menyelamatkan para pekerja dan pemilik pabrik tahu. Mereka menjadikan rumahnya sebagai tempat persembunyian, serta menghalau massa yang berusaha mendekat.

Warga asli itu membantu Ari dan para pekerja pabrik lainnya keluar berlindung ke markas aparat saat situasi sudah memungkinkan. Peristiwa kerusuhan itu menimbulkan trauma mendalam bagi Ari. Dia sangat terkejut dengan terjadinya kerusuhan tersebut.

Sebab, selama ini hubungan antara para perantau dan warga setempat sangat harmonis. Tidak pernah ada gesekan, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa. Dia berharap kerusuhan Wamena cepat berakhir dan kondisi kembali seperti semula.

"Selama ini kami semua baik-baik saja, tidak pernah ada apa-apa. Semoga semua cepat selesai dengan damai," katanya.

Ari adalah satu dari sekitar 120 orang perantau dari berbagai daerah di Jawa Timur yang pulang usai kerusuhan Wamena. Sebanyak 15 orang di antaranya masih anak-anak. Mereka tiba di Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh Malang pada Rabu, 2 Oktober ini.

Setelah itu, mereka dibawa ke aula gedung Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) III Malang untuk singgah sementara sekaligus didata ulang. Para perantau itu berasal dari berbagai daerah seperti Probolinggo, Jember, Pasuruan, Lumajang, dan Madura.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tampak hadir di kedua lokasi tersebut. Menurut dia, sebagian besar tidak membawa kartu identitas. Pemprov menyediakan pakaian siap pakai, bahan pokok, serta uang Rp 1 juta sebagai bekal untuk mereka.

"Selain yang tiba melalui Malang, hari ini juga ada 41 perantau tiba melalui Surabaya," kata Khofifah.

Setelah didata, mereka diantar pulang ke daerah masing-masing. Dinas Sosial di tiap daerah tujuan juga diminta mendampingi bila ada warganya yang mengalami trauma. Sementara, yang sakit dirawat di rumah sakit milik Pemprov.

Saat berbicara di depan para perantau, Khofifah mengajak mereka melantunkan selawat bersama-sama. Agar mendinginkan dan menenangkan mereka yang baru saja mengalami peristiwa yang mengguncang hati.

"Saya senang masih mendapat senyum dari semua yang ada di sini. Artinya masih ada ketenangan," tutur Khofifah.

Soal perantau asal Jawa Timur yang berada di Papua, pemprov sudah mendirikan posko di Jayapura. Berfungsi administratif, mendata warga Jawa Timur yang tersebar di berbagai daerah di tanah papua. Posko cukup ramai pendaftar.

"Didaftar apakah mau pulang pakai pesawat atau kapal. Ada juga yang memilih sementara ini tetap bertahan," tutur Khofifah.

Reporter: Zainul ArifinSumber: Liputan6.com

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan
Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan

Saat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras

Baca Selengkapnya
Aksi Prajurit TNI Patahkan Teror KKB Hingga Pelaku Kocar-kacir Kabur ke Hutan
Aksi Prajurit TNI Patahkan Teror KKB Hingga Pelaku Kocar-kacir Kabur ke Hutan

Prajurit TNI dengan gagah berani berhasil membuat KKB kocak-kacir

Baca Selengkapnya
Potret Kampung Puncak Manik Sumedang yang Dulu Dibakar DI/TII, Kini Tersisa 10 Bangunan
Potret Kampung Puncak Manik Sumedang yang Dulu Dibakar DI/TII, Kini Tersisa 10 Bangunan

Di balik keasriannya, ada cerita kelam ketika puluhan rumah dibakar paksa oleh pemberontak. Dari 80 rumah yang ditinggali warga, kini tersisa hanya 10 bangunan.

Baca Selengkapnya
Menjelajahi Gua Pawon Banyuwangi, Persembunyian Para Pejuang yang Diyakini sebagai Gerbang Gaib
Menjelajahi Gua Pawon Banyuwangi, Persembunyian Para Pejuang yang Diyakini sebagai Gerbang Gaib

Konon, dulu di gua ini ditemukan banyak peralatan dapur

Baca Selengkapnya
Perambah Hutan Seenaknya Bangun Pondok di Taman Nasional di Pelalawan, Petugas Geram Langsung Dibakar
Perambah Hutan Seenaknya Bangun Pondok di Taman Nasional di Pelalawan, Petugas Geram Langsung Dibakar

Padahal sebelumnya petugas TNTN telah memberi peringatan lebih dahulu untuk perambah.

Baca Selengkapnya
Maling Motor Dikepung Warga Naik ke Atap Rumah, Jatuh Langsung Dihajar Pakai Balok
Maling Motor Dikepung Warga Naik ke Atap Rumah, Jatuh Langsung Dihajar Pakai Balok

Warga kemudian meluapkan emosi dengan melempari dan memukul pelaku dengan kayu dan balok.

Baca Selengkapnya
Emak-emak Penggerebek Basecamp Narkoba di Jambi Diancam, Diduga Peneror Masih Berkeliaran
Emak-emak Penggerebek Basecamp Narkoba di Jambi Diancam, Diduga Peneror Masih Berkeliaran

Basecamp narkoba tersebut sudah tidak lagi beroperasi.

Baca Selengkapnya
Gali Lantai Keramik, Enam Tahanan Polres Tegal Kabur
Gali Lantai Keramik, Enam Tahanan Polres Tegal Kabur

Setelah berhasil kabur, para tahanan ini masuk ke kawasan rumah penduduk.

Baca Selengkapnya