Dokter RS Sultan Agung Semarang Meninggal Akibat Covid-19
Merdeka.com - Seorang dokter Ahmadi (57) yang bertugas di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang meninggal dunia akibat terinfeksi covid-19. Dia meninggal dunia saat menjalani perawatan ruang isolasi di RSUD Wongsonegoro, Jumat (10/7) pukul 06.45 WIB.
"Benar tadi pagi meninggal informasinya beliau punya penyakit penyerta diabetes," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang, dr. Elang Sumambar, Jumat (10/7).
Sedangkan pemakaman jenazah dokter Ahmadi dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19. Saat ini, tim kesehatan sudah melakukan penelusuran keluarga Ahmadi. Hasilnya keluarga terjangkit Covid-19.
-
Siapa yang meninggal? Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih, telah meninggal dunia.
-
Bagaimana ilmuwan ini meninggal? Meskipun penyebab pastinya tidak dapat dipastikan, dugaan kuat adalah bahwa kandung kemihnya pecah. Pengabaian untuk buang air kecil selama waktu yang lama diyakini telah menyebabkan tekanan tidak biasa pada kandung kemihnya yang kemudian mengakibatkan pecahnya organ tersebut.
"Keluarganya juga positif, sedangkan istrinya dilakukan perawatan di rumah sakit, anaknya isolasi mandiri di rumah," jelasnya.
Adanya beberapa dokter gugur dalam penanganan covid-19, pihaknya meminta perhatian kepada pemerintah daerah. Adapun bentuk kepedulian dengan membantu melakukan pemeriksaan orang tanpa gejala (OTG) kepada beberapa tenaga medis.
"Saya harap ada pemeriksaan berkala tenaga medis. Misal OTG itu kalau di rapid test belum tentu terlihat, baru test swab kelihatan, kami minta pemerintah bantu sampling," ujarnya.
Elang mengimbau kepada dokter yang usianya memasuki 55 tahun untuk tidak memaksakan diri menangani pasien Covid-19. Selain itu juga dokter yang memiliki riwayat penyakit kronis.
"Jadi harus hati-hati, harus mempertimbangkan kesehatan juga," tuturnya.
Kabar meninggalnya dokter Ahmadi karena terpapar Covid-19 juga disampaikan Said Muhtar melalui media sosial Facebook. Dalam unggahannya, adik ipar dokter Ahmadi itu juga menyebut jika kakaknya gugur karena berjuang melawan Covid-19.
Direktur Utama RSUD Wongsonegoro, Susi Herawati mengaku telah membenarkan dokter Ahmadi meninggal dalam perawatan di rumah sakit yang dikelolanya.
"Kalau penyebab meninggalnya dokter Ahmadi coba tanyakan saja ke Dinkes Kota Semarang. Kami belum bisa ungkapkan hasilnya," ujar dia.
Dengan meninggalnya dokter Ahmadi, maka hingga saat ini sudah ada lima dokter di Kota Semarang Raya yang meninggal akibat Covid-19. Sebelumnya, dua dokter yang meninggal adalah dokter Sang Aji Widi Aneswara dan dokter Elianna Widiastuti. Kedua dokter yang masih memiliki hubungan kakak adik itu juga meninggal akibat Covid-19.
Dokter Sang Aji meninggal 6 Juli lalu, sedangkan dr. Elianna meninggal lebih dulu pada 28 Juni. Selain tiga dokter di Kota Semarang, ada dokter Ane Rovian bertugas di Puskesmas Welahan Jepara juga meninggal dunia. Dia meninggal setelah menjalani perawatan di rumah sakit Telogorejo Semarang pada Rabu 8 Juni 2020 pukul 16.30 WIB.
Sedangkan dokter Sovian Endin meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit Moewardi Solo. Dokter asal Purwodadi meninggal pada Rabu 8 Juni 2020 pukul 16.30 WIB.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum meninggal dunia, dokter yang akrab disapa dokter Helmi itu mengoperasi 10 pasien. Setelah itu, dia mendadak mengalami sesak napas.
Baca SelengkapnyaPelaku mengalami sempat dilarikan ke rumah sakit lalu meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDirektur RSUD Sulbar, dokter Erna mengatakan, dokter Helmiyadi meninggal dunia di Puskesmas Sendana, Kabupaten Majene, saat hendak dirujuk ke Makassar, Sulawesi
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaSebanyak 72 jemaah haji asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPria yang akrab disapa dokter Helmi itu disebut meninggal dunia karena mengalami sudden cardiac arrest atau dikenal juga dengan henti jantung.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan.
Baca SelengkapnyaSelain menangani pasien, dokter Helmi aktif di media sosial seperti Instagram dan Tiktok. Di Instagram, dokter Helmi memiliki pengikut sebanyak 492 ribu.
Baca SelengkapnyaSaat ini, polisi, pihak rumah sakit hingga Kemenkes sudah turun tangan menyelidiki penyebab pasti kematian Dokter ARL.
Baca SelengkapnyaHelmi meninggal dunia akibat serangan jantung usai melakukan pelayanan kesehatan kepada 10 pasien.
Baca Selengkapnya40 jemaah Indonesia tersebut tidak meninggal di satu tempat.
Baca Selengkapnya