Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dokter Unand: Tidak Bisa Seseorang Dipaksa Positif Covid-19

Dokter Unand: Tidak Bisa Seseorang Dipaksa Positif Covid-19 RSD Wisma Atlet. ©2020 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) dr. Andani Eka Putra menegaskan tidak bisa seseorang dipaksa positif COVID-19 oleh pihak rumah sakit jika tidak ada pemeriksaan sampel tes usap atau swab test di laboratorium

"Saya tegaskan seseorang dinyatakan positif COVID-19 setelah dilakukan tes usap atau swab test dan diperiksa di laboratorium," tegasnya saat memberikan sosialisasi tentang COVID-19 di Simpang Empat, Kamis (26/11).

Menurutnya hingga saat ini pemahaman masyarakat tentang COVID-19 masih beragam. Ada yang percaya dan ada yang tidak percaya, yang jelas virus ini sudah menjadi masalah global yang sudah banyak makan korban.

Orang lain juga bertanya?

Ia menegaskan secara ilmiah virus itu ada seperti flu biasa. Jika pasien yang terpapar COVID-19 tidak ada gejala maka proses penyembuhannya cuma sebentar.

Namun COVID-19 sangat beresiko kepada pasien yang berumur 50 tahun ke atas yang memiliki gejala penyakit bawaan.

"Pasien yang punya penyakit bawaan inilah yang menyebabkan kematian," ujarnya.

Menurutnya data terakhir di Sumbar kasus positif COVID-19 mencapai 18 ribu orang dengan tingkat kesembuhan yang cukup tinggi.

Ia menyebutkan dengan nyatanya COVID-19 itu maka tugas bersama untuk mengatasi penyebarannya.

"Terpenting sekali selalu memakai masker, sering mencuci tangan dan setiap selesai aktifitas baju yang dipakai direndam pakai deterjen dan upayakan mandi," ujarnya.

Sebab, katanya, penularan virus itu melalui batuk dan bicara partikel liur terlepas dan melalui sentuhan lalu pegang mulut dan hidung.

Bahkan partikel virus itu bisa melekat di baju yang dipakai setelah beraktivitas sehingga pakaian yang telah dipakai harus dicuci segera.

"Berjabat tangan tidak bisa menularkan virus itu dengan syarat setelah bersalaman tangan dicuci dan jangan memegang hidung atau mulut," katanya.

Ia berharap kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan COVID-19 dengan memakai masker, sering mencuci tangan dan hindari kerumunan.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penelitian Terbaru Berhasil Pecahkan Mengapa Ada Orang yang Sama Sekali Tidak Terinfeksi COVID-19
Penelitian Terbaru Berhasil Pecahkan Mengapa Ada Orang yang Sama Sekali Tidak Terinfeksi COVID-19

Penelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari

Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Pahami Sejumlah Mitos dan Fakta Terkait Demam pada Anak
Pahami Sejumlah Mitos dan Fakta Terkait Demam pada Anak

Terdapat sejumlah mitos terkait pengobatan saat anak demam. Ketahui mana yang mitos dan mana yang fakta.

Baca Selengkapnya
Bakteri vs Virus, Lebih Mematikan yang Mana?
Bakteri vs Virus, Lebih Mematikan yang Mana?

Meskipun hampir sama, namun bakteri dan virus ternyata memiliki beberapa perbedaan.

Baca Selengkapnya
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa

Kepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.

Baca Selengkapnya
Dokter Paru: Bakteri Mycoplasma Penyebab Pneumonia di China Sudah Lama Ada di Indonesia
Dokter Paru: Bakteri Mycoplasma Penyebab Pneumonia di China Sudah Lama Ada di Indonesia

Mycoplasma merupakan bakteri penyebab utama pneumonia misterius di China.

Baca Selengkapnya
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.

Baca Selengkapnya
Bagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?
Bagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?

Sebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Ketahui Hingga Berapa Lama Flu yang Dialami Seseorang Masih Bisa Menular ke Orang Lain
Ketahui Hingga Berapa Lama Flu yang Dialami Seseorang Masih Bisa Menular ke Orang Lain

Seseorang bisa mengalami flu dalam waktu cukup lama, namun hingga berapa lama biasanya penyakit ini tetap bisa menyebar?

Baca Selengkapnya