DPR: Memutus Sel Terorisme Bukan Hanya Beban Polri, TNI & BNPT Tapi Juga Masyarakat
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mengajak masyarakat untuk membantu peran pemerintah dan aparat keamanan dalam melakukan upaya pencegahan dan menangulangi maraknya aksi teror.
"Semua harus terlibat dalam memutus sel-sel baru jaringan terorisme, bukan hanya dibebankan kepada aparat kepolisian, TNI dan BNPT, namun seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat dan lapisan masyarakat untuk menjaga masuknya paham radikalisme di tengah masyarakat," Kata Azis Syamsuddin, Kamis (1/4).
Politikus Golkar itu menjelaskan peran pemerintah, tokoh agama dan masyarakat sangat penting dalam memberikan edukasi serta informasi pemahaman agama yang sesuai kaidah. Sehingga masyarakat dapat memilah terhadap pemahaman agama yang baik dan pemahaman yang mengandung paham radikalisme yang kerap mengatasnamakan jihad fisabillillah.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Kenapa terorisme jadi ancaman besar untuk Indonesia Emas 2045? Sebagai negara kepulauan dengan keberagaman budaya dan agama, Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara maju dan sejahtera. Namun, ancaman manifes dan laten tidak bisa dielakkan, seperti bibit intoleransi dan radikalisme pada aksi terorisme.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Apa definisi terorisme menurut UU 5/2018? Sementara, menurut pasal 1 angka 2 perpu 1/2002 UU 5/2018, terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas serta menimbulkan korban yang bersifat massal.
-
Bagaimana Kemendagri menangani radikalisme? Penanganan radikalisme dan terorisme harus melibatkan semua elemen dan unsur masyarakat seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, maupun organisasi kemasyarakatan lainnya,“ ujarnya.
"Paham radikalisme kerap menyelewengakan arti jihad fisabillillah, menyukai adanya kerusuhan dan kebencian kepada pemerintah serta menginginkan terbentuknya negara khilafah. Jangan sampai ada ruang bagi para paham radikalisme dan terorisme di Indonesia, karena sangat membahayakan bangsa indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut, Azis berharap pemerintah untuk dapat mengedepankan pemahaman nilai-nilai pancasila dengan selalu mensosialisasikan ideologi pancasila di seluruh lapisan masyarakat. Hal itu guna terwujudnya persatuan dan kesatuan serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pancasila di era globalisasi terkesan kurang digaungkan, padahal nilai nilai pancasila sangat penting dalam menyelesaikan masalah intoleransi, radikalisme dan terorisme," tutupnya.
Sesosok orang tak dikenal itu nampak berjalan dari gerbang belakang menuju gerbang utama Mabes Polri. Dia memakai gamis hitam. Bercadar dan berkerudung biru serta memakai sepatu kets. Tangan sebelah kiri nampak menenteng map kuning. Gerak gerik orang itu terpantau kamera pengawas salah satu di Kompleks Mabes Polri.
Dalam video berdurasi 1,38 detik yang beredar di media sosial, orang itu terlihat menghampiri seorang polisi di pos penjaga pintu masuk utama kompleks Mabes Polri. Polisi itu tengah duduk di bangku depan pos. Membelakangi orang mencurigakan tersebut. Suara panggilan 'mohon dimonitor' terdengar dalam rekaman CCTV tersebut. Polisi itu lantas masuk ke pos penjaga.
Langkah polisi tersebut diikuti. Sembari mengambil sesuatu dari belakang tubuhnya, orang itu lalu mendekati pos penjaga. Dia lantas menodongkan diduga senjata jenis pistol ke dalam pos penjagaan.
Sejumlah personel polisi keluar dari pos penjagaan samping. Namun mereka berusaha mencari perlindungan setelah mendapati orang tak dikenal itu menodongkan senjata.
Orang itu sesekali berputar-putar di depan pos penjaga. Terdengar beberapa kali letusan. Tak berselang lama, orang itu terlihat tumbang di dekat area parkir pos penjagaan. Dia diduga dilumpuhkan aparat. Namun gerakan masih terlihat di kakinya.
Anggota gegana berpakaian pelindung sempat mengecek benda yang berada dekat jasad itu. Sekitar pukul 17.15 WIB, Rabu (31/3), orang berpakaian hitam itu masih terbaring di jalan utama. Tak lama anggota gegana itu mengangkat jempol menandakan aman dari bahan peledak.
Beberapa polisi bersenjata laras panjang kemudian mendekat dan memeriksa orang itu untuk mengidentifikasi jenazah. Hingga pukul 17.27 WIB, jenazah belum dievakuasi. Sebelum magrib akhirnya orang itu dibawa ke RS Polri Kramat Jati, untuk diautopsi.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaSalah satu praktik yang masih ditemui saat ini adalah terorisme yang berbasis ideologi agama dan kekerasan.
Baca SelengkapnyaEmpat bingkai kerukunan sebagai pilar kekuatan bangsa adalah kunci untuk melawan radikalisme dan terorisme.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaRomo Benny menyampaikan harapannya agar Indonesia tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan kebudayaan atau keagamaan.
Baca SelengkapnyaAgama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.
Baca SelengkapnyaDengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaPerlu diwaspadai isu Palestina menjadi pintu gerbang kelompok intoleran mendapatkan panggung dan perhatian publik.
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaKelompok Jemaah Islamiyah (JI) telah membubarkan diri. Apakah ini akhir dari kelompok teror tersebut atau hanya manuver untuk bergerak di bawah tanah?
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya