DPR Minta Polisi Klarifikasi Bukan Reaktif Terhadap Komentar Netizen di Media Sosial
Merdeka.com - Anggota Komisi III DPR Fraksi PPP Arsul Sani menanggapi perilaku Humas Polda Kalimantan Tengah yang menyerang netizen di Instagram. Humas Polda Kalimantan Tengah itu mengirimkan direct message kepada netizen yang mengomentari mutasi Aipda Monang Parlindungan Ambarita.
Menurut Arsul, seharusnya masalah tersebut tidak perlu terjadi jika humas polisi itu tidak bersikap reaktif. Sebagai humas menanggapi sikap warganet dengan klarifikasi bukan menyerang individu.
"Siapa pun lah, apalagi kalau dia humas itu memang cukup dengan mengklarifikasi, menerangkan apa yang sebenarnya terjadi. Enggak usah juga yang bersangkutan diserang," kata Arsul di DPR, Kamis (21/10).
-
Bagaimana Annisa Pohan menanggapi kritik dari netizen? Annisa cuek dengan komentar negatif itu.
-
Apa reaksi netizen? Melihat sikap Ayu, netizen merasa iba. Banyak yang juga memuji kekuatan hatinya. 'Hebat kamu tuh,' puji seorang netizen di kolom komentar foto Ayu di Instagram. 'Udah diterpa angin kencang masih bisa ketawa dan menjawab pertanyaan wartawan dengan elegan,' lanjutnya.
-
Bagaimana reaksi netizen? Postingan ini bikin kehebohan di kalangan netizen, terutama di antara para penggemar dan rekan artis.
-
Bagaimana tanggapan Kartika Putri atas kritik netizen? 'Habib itu kan nggak main medsos ya. Jadi Habib itu nggak tahu kalau eskalator itu viral. Kenapa Habib bilang norak karena eskalator di negara kita banyak. Dia nggak tahu kalau eskalator itu viral,' kata Kartika ditemui di kediamannya, kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Kamis (20/6/2024).
-
Kenapa Annisa Pohan dikritik oleh netizen? Netizen merasa dirinya makin gemuk, bahkan ada yang setuju kalau dia keliatan kayak lagi hamil.
-
Bagaimana reaksi netizen terhadap permintaan maaf Kartika Putri? Permintaan maaf Kartika ini pun menuai banyak reaksi dari netizen. Ada yang mendukung, tapi tak sedikit pula yang juga kembali mencibir wanita cantik tersebut.
Dalam negara demokrasi ruang publik dipenuhi dengan pelbagai pendapat. Arsul menilai, pendapat tersebut harus dilihat dari pelbagai sudut pandang.
Wakil Ketua MPR RI ini mengatakan, media sosial kadang warganet berkomentar tanpa tahu permasalahan. Untuk itu seharusnya masyarakat juga diberikan edukasi dengan baik.
"Ya mesti bijaklah kita ini, apalagi warga masyarakat itu kan biasa juga mengomentari tanpa tahu duduk soalnya juga kan, yang penting komentar gitu kan. Ya memang perlu edukasi," kata Arsul.
Netizen Dikirim Pesan Panggilan Polisi Usai Komentari Mutasi Aipda Ambarita
Diberitakan sebelumnya, seorang warganet membagikan panggilan polisi yang ditujukan padanya lewat DM Instagram. Netizen mendapat panggilan usai mengomentari pencopotan Aipda Monang Parlindungan Ambarita.
"Gila, sensian amat," tulis Ya Salim lewat akun Twitter @salimvanjav seperti dikutip Liputan6.com, Kamis (21/10).
Salim menulis dengan menunjukkan bukti tangkapan layar pesan singkat dari Instagram Humas Polda Kalteng. Dia mengaku sebelumnya mengomentari 'Mampus, seenaknya aja sih' di akun Info Kalteng terkait mutasi Aipda Ambarita.
"Maksudmu komen mampus di infokalteng itu apa? Hari ini pukul 10.00 WIB kamu kekantor Humas Polda Kalteng, biar kami jelaskan.. Kami tunggu segera," bunyi salah satu pesan yang diterima Ya Salim.
Penjelasan Polisi
Terkait hal tersebut, Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah Kombes Eko Saputro menyatakan telah menegur anggota yang mengakses dan mengirim pesan lewat akun Instagram Humas Polda Kalteng itu.
"Anggota saya tegur, enggak boleh seperti itu, kalau di medsos tuh kamu harus menerima kritikan semua masyarakat. Biar itu kata-kata yang kasar dari masyarakat ya biarin saja, kamu tetap ucapkan terima kasih sudah dikoreksi untuk perbaikan kami. Saya mohon maaf," tutur Eko saat dikonfirmasi terkait perkara tersebut.
Eko pun menyatakan telah menyampaikan permohonan maaf di akun Instagram Humas Polda Kalteng. Anggota yang mengirimi pesan singkat lewat DM juga mendapatkan teguran lisan.
"Sudah ditegur secara lisan supaya tidak mengulangi dan harus menerima kritikan masyarakat dan mengucapkan terima kasih, nggak boleh berkata kasar di media sosial," kata Eko.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kompolnas sudah melayangkan surat klarifikasi kepada Kapolda Sulsel. Namun belum direspons.
Baca Selengkapnya"Apa kau hebat, kenapa mesti kau masukkan di TikTok? Lapor baik-baik saja sudah"
Baca SelengkapnyaUnggahan akun media sosial Polda Banten disorot berbagai pihak. Terlebih, akun resmi tersebut tampak tak berimbang dalam menginformasikan kegiatan kampanye.
Baca SelengkapnyaNatsir Djamil mengatakan dalam Pemilu 2024 setiap orang bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR berharap tidak ada lagi informasi mengenai pembiaran terhadap laporan KDRT kepada polisi.
Baca SelengkapnyaPolisi meminta masyarakat tak terprovokasi dan mempercayakan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaAkun TikTok diduga telah mengunggah video editan dari foto tangkapan layar media
Baca SelengkapnyaMabes Polri berencana melakukan patroli selama Pilkada 2024, baik turun langsung ke lapangan maupun di dunia maya.
Baca SelengkapnyaPara admin untuk bersinergi dalam mencegah penyebaran kabar bohong atau isu SARA.
Baca SelengkapnyaSaid dilaporkan Maskota HJS, ketua Apdesi Kabupaten Tangerang yang juga Kades Blimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan patroli siber untuk menyisir akun-akun yang menyebarkan ujaran kebencian maupun informasi hoaks.
Baca SelengkapnyaPDIP kembali memprotes keras tindak penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali. Mereka mendesak kasus tersebut diproses secara transparan.
Baca Selengkapnya