Efek Kerja dari Rumah Bisa Bikin Kantong Jebol
Merdeka.com - Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat signifikan sejak pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin 2 Maret. Data terakhir, Kamis (19/3) jumlah kasus positif sebanyak 309 kasus.
Pemerintah berjibaku berupaya untuk mengendalikan penyebaran virus Corona, Covid-19. Misalnya saja instruksi kerja dari rumah untuk membatasi interaksi atau kontak langsung antar manusia.
Instruksi ini rupanya tidak dinikmati seutuhnya oleh beberapa pekerja kantoran. Bekerja atau bahkan libur ke kantor justru membuat kantong sedikit jebol.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Siapa yang mendapatkan uang jajan Rp 10 juta? Devano menerima tunjangan bulanan sampai dengan Rp 10.000.000 dari orang tuanya.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Maharani Nona Cempaka, pekerja di bank milik BUMN ini mengaku bekerja di rumah setelah satu pegawai di gedung tempatnya bekerja diduga terpapar Covid-19. Manajemen memutuskan seluruh pegawai untuk tidak datang ke kantor atau bekerja dari rumah.
"Ada 1 suspect makanya auto diliburin kita semua," ujar Maharani, Jumat (20/3).
Work from home alias bekerja dari rumah tidak berarti meminimalisir pengeluaran. Pengeluaran yang tidak terkendali jika terus menerus di rumah adalah jajan.
"Justru boros sih. Di kantor, kalau mau jajan males, mentingin kerjaan numpuk. Turun juga dari lantai 3 males. Paling jajan nunggu ada yang Gofood, kalau enggak ada ya enggak jajan. Kalau di rumah, makan iya jajan iya,"
Kerja dari rumah membuatnya cukup mati gaya. Maharani mengaku bingung harus beraktivitas seperti apa yang hanya dilakukan di rumah dalam waktu cukup panjang.
"Ujung-ujungnya ya jajan. Belum seminggu di rumah, udah habis ratusan ribu," jelas dia.
Hal senada juga disampaikan oleh ibu dengan tiga orang anak bernama Tasmih. Anak bungsunya paling banyak pengeluarannya selama ada kebijakan belajar dari rumah secara online. Pengeluaran untuk anak bungsunya adalah pulsa paket data.
"Senin beli paket yang Rp30 ribu baru dua hari sudah habis dipakai untuk belajar online," kata Tasmih.
Kebijakan kerja dari rumah juga berdampak pada volume kendaraan di jalan. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, telah terjadi penurunan angka kemacetan di sejumlah jalan di wilayah hukumnya. Terutama di saat jam berangkat kerja pagi hari dan jam pulang kerja sore hari.
Penurunan angka tersebut juga terjadi setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk belajar dan bekerja dari rumah dalam menghindari wabah Virus Corona atau Covid-19.
"Ada (penurunan)," kata Sambodo kepada merdeka.com, Kamis (19/3).
Ia menjelaskan, penurunan kendaraan tersebut terjadi di sejumlah jalan Tol Dalam Kota serta Tol Soedyatmo. Untuk di Gerbang Tol Halim sendiri, terjadi penurunan sebanyak 4,5 persen. Jumlah tersebut terhitung selama seminggu.
"Untuk GT Cililitan tanggal 11/3/2020 sebanyak 68.586 dan tanggal 18/3/2020 sebanyak 58.967, turun 14 persen. Untuk GT Tomang turun sebanyak 15 persen, GT Kapuk turun 25 persen, GT Cengkareng turun 27 persen," jelasnya.
Sedangkan, untuk Jalan Sudirman-Thamrin dari arah Selatan ke Utara (Ratu Plaza) juga terjadi penurunan volume kendaraan sebanyak 25 persen. Lalu, dari arah Utara ke Selatan (Sarinah) juga terjadi penurunan sebanyak 23 persen.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terungkap sebuah fakta rata-rata uang jajan para murid SMA di Jakarta. Begitu mencengangkan, ada yang jumlahnya sampai jutaan.
Baca SelengkapnyaUntuk pengeluaran komoditas non makanan mencakup perumahan dan fasilitas rumah tangga, aneka barang dan jasa, pakaian, alas kaki, dan tutup kepala.
Baca SelengkapnyaKeluh kesah pria eks TKI Jepang yang kini rela bekerja di kampung halaman sebagai tukang bangunan.
Baca SelengkapnyaPengeluaran terbesar lainnya ada di komoditas operasional kendaraan seperti bensin.
Baca SelengkapnyaJakarta menjadi kota dengan biaya hidup tertinggi pertama di Indonesia.
Baca Selengkapnya