Eksekusi sengketa lahan di Kuningan dijaga 2.000 personel TNI-Polri
Merdeka.com - Sebanyak 2.000 personel gabungan TNI-Polri diturunkan untuk mengamankan eksekusi lahan di Mampang, Jakarta Selatan. Eksekusi antara pengusaha bernama Rakhmat Junaidi dengan PT Cempaka Surya Kencana terjadi di Jalan Abdul Rochim RT 003, RW 002, Kelurahan Kuningan Barat, Kecamatan Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan.
"Kita siapkan 2000-an personel, itu gabungan dari Polda, Polres dan juga TNI, untuk eksekusi lahan sengketa," ujar Kabid Humas Polres Jakarta Selatan, Kompol Purwanta di lokasi, Senin (22/5).
Pantauan merdeka.com, di lokasi eksekusi lahan masih belum terlihat akan dimulainya eksekusi, meski demikian personel kepolisian sudah bersiaga. Polisi yang berjaga terlihat mengenakan rompi anti peluru dan memegang tembakan gas air mata.
-
Di mana eksekusi lahan terjadi? Kericuhan terjadi saat eksekusi lahan 1 hektare dan ruko enam pintu di Jalan Baru, Payo Selincah, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, Senin (18/12).
-
Apa yang diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia.
-
Bagaimana cara petugas menjaga ketertiban? Dengan tetap mematuhi aturan yang berlaku dan tidak membuat kerusuhan selama menyampaikan pendapatnya. 'Hindari keributan maupun benturan dengan pendemo lainnya. Mari kita jaga kedamaian dan ketertiban,' imbuhnya.
-
Mengapa eksekusi lahan itu ricuh? Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira membenarkan anggotanya mengalami luka akibat sabetan sajam saat PN Jambi melakukan eksekusi.
-
Siapa yang memimpin pengamanan sidang MK? Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyampaikan persiapan pertama yakni rekayasa lalu lintas sekitar Gedung MK di Jalan Merdeka Barat yang bersifat situasional
-
Dimana penggerebekan terjadi? 'Bukan (prajurit TNI), sipil TO (Target Opetasi). (Lokasi) bukan di kompleks, bukan di asrama, cuma di jalannya, tapi memang jalan itu ke arah asrama, ada asrama Polisi, TNI,' kata Kabid Humas dihubungi, Kamis (2/5).
Arus lalu lintas di sepanjang jalan Abdul Rochim, Kuningan Barat, Jakarta Selatan, sendiri masih terlihat normal, dan tidak adanya penutupan arus lalu lintas di sekiyat lokasi.
Eksekusi lahan sengketa, lanjut Purwanta, nantinya akan menjadi milik pemerintah ketika sudah dikosongkan nanti. "Agendanya ini, pengukuran dan eksekusi harus dikosongkan dan akan diambil pemerintah," ujarnya.
Selain menurunkan pasukan atau sejumlah personel Polisi maupun TNI, terlihat juga adanya 2 mobil barakuda yang terparkir tidak jauh dari lokasi eksekusi lahan sengketa.
"Kita juga bawa 2 mobil barakuda, karena sesuai dengan SOP yang ada," pungkasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengerahkan pasukan pengamanan ini dilakukan untuk mengantisipasi kedatangan massa demonstran di tengah pembacaan putusan etik terhadap 9 hakim MK.
Baca SelengkapnyaWarga menyebutkan bahwa penggerebekan terduga teroris sudah berlangsung sejak Sabtu dini hari.
Baca SelengkapnyaKepolisian siap membantu TNI untuk mengamankan sisa proyektil peluru yang terlempar akibat ledakan Gudang Kodam Jaya di Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaFadil menyebut telah memproyeksikan akan adanya peningkatan eskalasi massa.
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaSebelum pengamanan dimulai telah dilakukan pengecekan untuk memastikan tidak ada senpi yang dibawa anggota.
Baca SelengkapnyaTNI terus melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang tinggal di sekitaran gudang peluru
Baca SelengkapnyaKendaraan yang melintas dari arah Bundaran HI dialihkan ke arah Jalan Sumenep atau Jalan H Agus Salim
Baca Selengkapnya224 personel Polri yang di-BKO-kan ke Paspampres untuk pengamanan di ring 1.
Baca SelengkapnyaPangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan memastikan tidak ada korban jiwa akibat Gudang Amunisi
Baca Selengkapnyapengamanan gudang peluru milik Kodam Jaya aman dari ledakan karena berada di dalam bunker
Baca SelengkapnyaKadispenad Brigjen Kristomei Sianturi mengaku tidak menduga gudang peluru bakal terbakar
Baca Selengkapnya